Ketiga

8 2 3
                                    

Aleena tiba di sekolah. Namun, sepertinya dia terlambat. Alhasil Aleena harus berbaris di depan meja piket dengan para siswa yang terlambat lainnya. Anak OSIS pun mulai mencatat satu persatu nama mereka dan selain itu mereka mendapatkan hukuman untuk membersihkan ruang guru. Aleena sedikit heran dengan hukuman yang diberikan oleh anak-anak OSIS itu, tapi mau bagaimanapun dia harus tetap mengerjakannya. Jam pelajaran pertama terlewati, Aleena berhasil menyelesaikan hukumannya itu setelah jam pelajaran kedua hampir selesai. Sebelum kembali ke kelas, Aleena melapor terlebih dahulu ke meja piket bahwa hukumannya telah selesai. Aleena menerima sebuah kertas dari guru piket dan kemudian kembali ke kelasnya. Aleena duduk di kursinya dan mengikuti pelajaran hari ini. Bel istirahat berbunyi, semua orang berhamburan keluar dari kelas. Namun, Aleena memutuskan untuk tetap duduk di kursinya. Sampai tiba-tiba ada suara berisik dari lapangan. Aleena merasa penasaran, dia berpikir ada yang beradu tinju lagi di sana. Tapi ternyata dugaan Aleena salah. Tepat di tengah lapangan itu berdiri seorang laki-laki yang beberapa hari lalu mengajaknya ke kantin. Dia Harry. Laki-laki itu berdiri di tengah lapangan sambil memegang pengeras suara dan menyuruh semua orang untuk berkumpul di sana. Aleena penasaran dengan kegiatan ramai-ramai di lapangan itu. Dia kemudian memutuskan untuk ikut bersama siswa lainnya berkumpul di lapangan.

"Selamat pagi semuanya!" Terik sang Ketua OSIS melalui pengeras suara yang sedari tadi di pegangnya.

"Pagi." Seluruh siswa tampk antusias.

"Gue sengaja ngumpulin kalian semua di sini karena sebentar lagi kita bakalan ngadain acara camping di sekolah."

"WOAAAA!"

"Jadi, anak osis bakalan collab sama anak pramuka buat ngadain acara ini."

Terdengar tepuk tangan yang heboh dari seluruh siswa yang ada di lapangan itu.

"Eitss, tapi gue minta maaf karena dalam acara ini cuma anak kelas 1 doang yang boleh ikut."

"Yaah, ga asik lu." Beberapa siswa terlihat kecewa, dapat dipastikan mereka adalah siswa kelas 2 dan juga kelas 3.

"Dan satu lagi, setiap kelas cuma bisa ngutus satu regu cewe dan satu regu cowo. Silahkan daftarkan diri kalian ke sekre osis ataupun sekre pramuka. Terima Kasih."

Aleena bergerak meninggalkan lapangan dan segera kembali ke kelasnya. Hal yang diumumkan barusan bukanlah sesuatu yang menarik. Dia sangat yakin tidak akan ada satu orang pun yang mengajaknya untuk ikut dalam acara itu. Aleena tiba di kelasnya, dia hanya bisa duduk termenung di kelasnya saat seisi kelas sibuk membicarakan acara camping tersebut. Benar saja, sampai sekolah usai tidak ada satu orangpun yang menawarkan Aleena untuk bergabung. Dia tidak menyalahkan teman-temannya karena dia sendiri tidak mempunyai keberanian untuk ikut berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.

----------

Aleena membaringkan tubuhnya di kasur. Sejenak dia berpikir, apabila dia terus-terusan seperti ini hidupnya tidak akan pernah menjadi lebih baik.

'Huft. Apa yang harus aku lakuin? Apakah aku harus mulai mencoba untuk berteman dengan mereka? Ah itu tidak mungkin.'

Aleena bergumam dalam hati. Sedetik kemudian terdengar notifikasi dari Hp Aleena.

 Sedetik kemudian terdengar notifikasi dari Hp Aleena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Salah Aleena, Bunda ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang