---
Di medan perang yang berdebu dan penuh asap, Alucard, seorang pahlawan berkemampuan bertempur yang luar biasa, merasa hatinya kosong meskipun kemenangan demi kemenangan diraihnya. Di antara banyak musuh yang dihadapinya, hanya satu nama yang terus menghantuinya—Zilong, seorang prajurit tangguh dan jenderal yang dikenal karena keterampilannya di medan tempur.
Zilong adalah sosok yang kuat dan berwibawa, namun di balik semua itu, dia memiliki hati yang lembut dan rasa keadilan yang mendalam. Ketika Alucard mendengar bahwa Zilong memiliki tujuan yang mulia, dia merasa tertarik dan mulai menaruh perhatian lebih pada rivalnya ini.
Suatu hari, setelah pertempuran sengit melawan kekuatan gelap, Alucard dan Zilong mendapati diri mereka terjebak dalam situasi di mana mereka harus bekerja sama untuk bertahan hidup. Di tengah ancaman yang mengintai, mereka bersembunyi di sebuah gua yang sepi, jauh dari keributan perang.
Di dalam gua, suasana menjadi lebih tenang, dan kedua pria itu mulai berbicara. Alucard mengungkapkan betapa dia merasa tertekan oleh tanggung jawab dan ekspektasi yang selalu mengikutinya. Zilong, dengan penuh empati, mendengarkan dan memberikan dorongan moral yang tidak pernah dia berikan kepada orang lain sebelumnya.
Saat malam tiba dan bintang-bintang bersinar di luar gua, Zilong memperlihatkan sisi lembutnya yang jarang terlihat. "Kita semua memiliki beban kita masing-masing," katanya dengan lembut. "Tapi itu tidak berarti kita harus menanggungnya sendirian."
Alucard merasa tersentuh oleh kata-kata Zilong dan mulai membuka diri. Mereka berbagi cerita tentang masa lalu, mengungkapkan impian dan ketakutan mereka. Ketika kedekatan mereka semakin dalam, perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan mulai muncul.
Di malam itu, di bawah sinar bulan yang lembut, Zilong meraih tangan Alucard dan berkata, "Aku tidak tahu bagaimana perasaan ini muncul, tetapi aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar rekan sejuang."
Alucard menatap mata Zilong dengan penuh perasaan. "Aku merasakannya juga," ujarnya dengan lembut. "Mungkin selama ini aku mencari sesuatu, dan aku menemukannya di sini, bersamamu."
Di tengah ketegangan yang terurai dan rasa hormat yang mendalam, mereka berbagi ciuman pertama mereka, penuh dengan kehangatan dan ketulusan. Momen tersebut menjadi titik balik dalam hubungan mereka, mengubah rivalitas menjadi sesuatu yang lebih indah.
Setelah kembali ke medan tempur, mereka tidak hanya menghadapi musuh bersama, tetapi juga saling mendukung dan menghargai satu sama lain dengan cara yang baru. Cinta mereka berkembang, menghadapi tantangan dan pertempuran dengan kekuatan yang lebih dari sekadar fisik.
---
Dan begitulah, di tengah hiruk-pikuk pertempuran dan kesulitan, Alucard dan Zilong menemukan cinta yang dalam dan saling melengkapi, membuktikan bahwa bahkan dalam dunia yang penuh kekacauan, perasaan hati yang tulus dapat tumbuh dan bersinar dengan keindahan yang abadi.
Suatu hari di saat langit dipenuhi bintang-bintang dan suasana perang sudah usai menjadi tenang, Zilong mengadah ke atas langit. "Lihatlah bintang-bintang ini," katanya dengan nada lembut. "Mereka seperti kita, tidak selalu terlihat dekat, tetapi selalu saling bersinar di langit yang sama."
Alucard, merasa tergerak oleh kata-kata itu, menjawab dengan tatapan lembut, "Mungkin kita memang seperti bintang-bintang itu. Terhubung dengan cara yang tidak selalu terlihat, tetapi ada di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
MLBB OneShott
FanfictionBoleh request ship tapi agak normal dikit ye book pertama sorry jelek Lapak BXB kalo ga suka jangan baca boleh ship normal sama GxG kok Wriiter Lurina Nara