Karakter yang terpinggirkan, dia terlahir kembali

75

Bab 61
  Bab 61
“Tuan Jin Chen menjadi semakin menyebalkan dalam dua tahun terakhir.” Di bawah pengaruh Hong Ling, Su Mianmian juga meremehkan pemimpin puncak Puncak Jin Yu.

Su Jiu menepuk hidung kecil Su Mianmian, "Tidak apa-apa jika tuanmu mengatakan itu, tapi sebagai junior, kita tidak bisa mengatakan itu kepada orang yang lebih tua."

Pipi Su Mianmian sedikit merah, tapi dia masih mencibir mulut kecilnya yang lucu dan berkata, "Aku juga mengetahuinya, jadi bukankah aku mengeluh kepadamu secara pribadi?"

“Tapi apa yang saya katakan itu benar. Saya mendorong Jin Chen untuk mengganggu saya setiap hari.”

"Memang benar aku tidak bisa dibandingkan dengan dia dalam ilmu pedang, tapi dia tidak bisa dibandingkan denganku dalam hal teknik. Tapi fokusnya berbeda. Dia sepertinya menatap orang dengan lubang hidungnya sepanjang hari, hum!"

"Dalam kompetisi sekte luar dalam satu setengah tahun, mari kita lihat apakah aku tidak mengalahkannya sampai habis!" Su Mianmian mengepalkan tinjunya, wajahnya menunjukkan tekad untuk menang.

Mata Su Jiu berbinar, "Bisakah kita berpartisipasi dalam kompetisi sekte luar?" Dia belum pernah berpartisipasi di kehidupan sebelumnya.

Su Mianmian sedikit terkejut karena Ajiu tidak mengetahui hal ini. "Tentu saja bisa. Faktanya, semua murid di tahap akhir pemurnian Qi di sekte dapat berpartisipasi. Kegiatan ini tidak wajib, tetapi opsional."

Kemudian dia mencondongkan tubuh ke telinga Su Jiu dan berbisik, "Dan murid langsung kita juga memiliki hak istimewa. Mereka tidak harus berada di tahap akhir pelatihan Qi. Mereka bisa bersaing di tahap menengah atau lebih tinggi."

Su Jiu menghela nafas dalam-dalam saat memikirkan Chu Mojin. Dibandingkan dengan Su Mianmian yang dimanjakan oleh Hong Ling, dia pasti dimanjakan oleh tuannya.

Ketika kedua gadis kecil itu mengucapkan kata-kata ini, mereka tidak tinggal di pintu masuk Hidden Ice Peak, tetapi menemukan hamparan bunga dengan tidak banyak orang di sana.

Su Jiu berdiri di samping, sementara Su Mianmian duduk di meja di sebelah petak bunga sambil menggoyangkan betisnya. Bunga-bunga di petak bunga sedang mekar, dan ada beberapa tumbuhan yang pernah dilihat Su Jiu.

Namun tidak satupun dari mereka yang mengetahui bahwa pemilik stan ini tidak mengizinkan orang lain untuk mendekatinya. Dulu, setiap biksu yang mendekati petak bunga akan diusir oleh pengurus di dekatnya pada seragam keagamaan yang dikenakan oleh Su Jiu dan Su Mianmian. Mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak menundukkan kepala dan pura-pura tidak melihat apapun.

Su Jiu menjadi semakin peka terhadap orang-orang dan peristiwa di sekitarnya sejak tahap akhir pelatihan Qi. Awalnya, dia mengira itu hanya ilusi, tetapi kemudian, hampir pasti bahwa murid luar ini memang mengamati mereka secara diam-diam.

Melihat ekspresi Su Jiu yang salah, Su Mianmian bertanya terlebih dahulu, "Mereka sepertinya sedang melihat kita."

Su Mianmian melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh, "Bukankah ini normal? Banyak orang melihatku setiap kali aku datang ke sini."

Alasan seragam agama? Saya khawatir tidak seluruhnya. Su Jiu selalu merasa aneh, tapi dia tidak tahu mana yang aneh.

Jadi dia turun dari panggung, berjalan menuju tukang yang sedang menyapu lantai, dan bertanya, "Apa yang selama ini kamu lihat kami lakukan?"

Murid yang sedang menyapu lantai tidak bisa menahan panik ketika dia melihat Su Jiu bertanya padanya, "Tidak, saya tidak berani."

"Jangan takut. Jika kamu punya sesuatu, katakan saja." Meskipun suara Su Jiu dingin, murid tukang itu tidak mendengar kebencian apa pun dari mulutnya.