Happy reading guys
"Baby, badan ku panas sekali." Ujar Rachel dengan nada merintih merasakan ngejolak aneh dalam dirinya setelah meminum minuman yang di sodorkan oleh Jessica, temannya. Nafasnya memberat, badanya ingin merasakan sentuhan-setuhan.
"Sial, kamu habis minum apa?" Tanya Grey, panarnya. Saat ini keduanya tengah berada di salah satu club menghadiri pesta ulang tahun teman kulia mereka. Grey yang baru balik dari toilet kebingungan melihat gelagat aneh dari sang panar.
"A-aku minum minuman dari Jessica. Akh! Panas."
"Sialan, nggak salah lagi di dalam minuman itu ada obat perangsangnya!"
"Grey, panas. Tolong sentuh aku," Rachel meracau di tengah-tengah musik yang di putar keras.
Grey yang tau akibat bagi yang meminum obat perangsan langsung membawa pacarnya keluar dari club. Lebih baik dia mengantarkan pacarnya cepat pulang dari pada berakibat fatal nantinya.
Grey menuntun masuk Rachel masuk ke dalam mobil miliknya. Mobil kini mulai meninggalkan bagunan club megah itu yang di dalamnya masih banyak orang yang sedang bersenang-senang.
Di tengah-tengah perjalanan fokus Grey terganggu dengan racaun Rachel yang mulai kembali terdengar.
"Panas, tolongin aku Grey." Rachel bahkan sampai mengeluarkan air mata saking prustasi dengan ngejolak yang sedang ia rasakan saat ini. Rachel meraih tangan Grey dan membawanya untuk meremas buah dada miliknya."Rachel," Grey tentu saja kaget dengan ulah pacarnya. Dia lansung menjauhkan tanganya dari area buah dada sang pacar. Selama empat tahun pacaran dengan Rachel dia belum pernah melakukan hal-hal yang melenceng. Sekedar kiss bibir saja tidak pernah sama sekali. Memang terbilang hubungan kedua sangat terarah.
"Grey, please aku gak kuat." ujar Rachel kembali meraih tangan Grey dan mengarahkannya ke payudaranya kembali.
"Ini salah Rachel."
"Aku gak peduli. Yang penting tolong bantu aku, badan ku panas aku butuh sentuhan-sentuhan kamu Grey." Rachel berkata dengan penuh putus asa.
Grey yang kasihan dengan sedikit keberanian mulai memainkan payudara Rachel dengan sebelah tanganya dan yang satunya fokus untuk mengemudi.
"Ahh," Rachel melenguh nikmat.
Selama perjalanan menuju apartemen mobil Lamborghini ini di penuhi raungan kenikmatan yang keluar dari mulut Rachel. Grey dan Rachel memutuskan untuk tinggal bersama setelah kematian dari ibu Rachel satu tahun silam. Sedangkan ayah dari Rachel tidak tahu keberadaannya dari Rachel kecil dan Rachel pun sekarang tidak mau lagi mencari keberadaan sang ayah mau dia mati atau masih hidup sekalipun Rachel sudah tidak perduli.
Sesampainya di basement Apartemen keduannya lansung turun. Grey menggendong Rachel seperti koala. Grey membawa Rachel ke kamar perempuan itu. Di apartemen itu sendiri terdapat dua kamar jadi mereka tidak saling tidur bersama.
Grey dengan pelan-pelan menurunkan Rachel di ranjang. Dia membantu melepas sepatu heels yang tingginya 5 cm dan menaruhnya di rak sepatu. Grey memakaikan Rachel selimut agar tidak kedinginan. Grey yang akan berbalik untuk ke keluar kamar berhenti karena Rachel mengenggam tangan miliknya. "Jangan pergi, tubuh ku masih panas."
"Sentuh aku, baby." ujar Rachel.
"Tidak Rachel, aku tidak mau rusak kamu."
"Grey, untuk sekarang lupain itu dulu. Tolong bantu aku dulu." Rachel yang buntu untuk mencari cara agar Grey membantunya. Entah fikiran dari mana ia meremas penis Grey yang tertutup celana membuat Grey melengguh seraya terkejut dengan ulah sang pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot 🔞
Short StoryLike and comments!! Adegan mature content. Update setiap hari Sabtu, maaciw.