TLS-14

1.2K 99 1
                                    

kek kek.. better... kek.. kek.. better~
cintaku bukan hoax.. cintaku seperti adonan kue...
nanananana...♬♩♪♩ ♩♪♩♬

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

Di dalam istana megah yang diterangi cahaya lilin-lilin besar, Taro melangkah pelan di sepanjang lorong panjang yang sepi. Langkahnya menggema di dinding-dinding batu yang dingin.

“Yus, gue mau tanya boleh?” Taro mendongak ke sisi kirinya dimana sistem deus berwujud manusia itu berjalan.

“Silakan, tuan,” balas suara Yus, lembut tapi tegas, “Selagi saya masih bisa menjawab pertanyaan itu.”

Taro berhenti sejenak, memandang jauh ke depan, lalu berbisik dengan nada serius, “Pas di alam sistem itu, gue dengal dali kepala sistem pusat katanya Lumi dihukum kalena melanggal kesepakatan. Lo tau ga itu kesepakatan apa?”

Suara Yus sedikit berubah, lebih dalam, lebih penuh makna. “Ah, begini, tuan. Di dunia sistem kami, ada tiga tingkatan yang menentukan kewajiban dan batasan masing-masing. Tingkatan bawah, atau sistem yang baru pertama kali dibuat, diberi kesepakatan yang tertanam dalam otak mereka. Mereka dilarang menyalurkan energi mereka ke tuan utama kita. Hanya boleh memberikan informasi penting untuk kelancaran misi.”

Taro mendengarkan dengan seksama, merasakan setiap kata yang diucapkan Yus seperti petunjuk dari dunia lain.

“Tingkatan menengah,” lanjut Yus, “dilarang memberikan informasi apa pun kepada tuan utama. Mereka hanya boleh membantu dalam keadaan darurat.”

“Tapi tingkatan atas,” suara Yus kini terdengar bangga, “seperti saya, diperbolehkan melakukan apa pun demi kelancaran misi tuan utama. Ya, singkatnya seperti itu, tuan utama.”

Taro mengangguk, paham. “Dengan kata lain, Lumi itu sistem tingkatan bawah?”

“Betul, tuan utama,” jawab Yus tanpa ragu.

Mereka terus bercakap-cakap saat Taro melangkah semakin dalam ke dalam lorong yang gelap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tempat di mana Kadriel, target yang harus dihadapi, berada.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan lain di sekitarnya, tidak ada pelayan atau jenderal Reon yang berkeliaran. Jadi tidak  siapa pun yang melihat Taro yang sedang berbicara sendiri.

Akhirnya, mereka tiba di ujung lorong yang mengarah ke tempat strategis, di mana para ksatria dan prajurit tengah berlatih. Taro merasakan jantungnya berdegup kencang, darahnya mengalir lebih cepat. Ada sesuatu yang besar akan terjadi.

“Dia di mana, Yus?” Taro bertanya dengan suara pelan, hampir berbisik.

“Di sebelah kananmu, tuan utama,” jawab Yus.

Taro menoleh cepat, matanya yang berkilauan seperti mata kucing membelalak terkejut saat dia melihat sosok Kadriel. Dengan cepat, Taro mundur dan bersembunyi di balik dinding, napasnya tersengal-sengal.

“Untung aja ga ketauan anjil!” desisnya.

Dia menatap ke depan, ke arah sosok Kadriel yang berdiri tegak, tak menyadari bahaya yang mengintai.

“Apa yang halus gue lakuin, Yus?” Taro bertanya, tangannya gemetar sedikit.

“Mana telapak tangan Anda, tuan,” perintah Yus.

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang