2. Stories Through the Years

757 43 0
                                    

Memiliki marga Thanasriwanichai di belakang namanya seharusnya membuat Tul merasa beruntung karena kehidupannya serba berkecukupan, tapi tanpa orang sadari, dia hanya sosok yang butuh kasih sayang. Kesibukan orang tua membuat dia beserta adik-adiknya terlalu sering diabaikan hingga ketika beranjak dewasa, mereka tidak memiliki komunikasi yang baik. Bak tinggal serumah dengan orang asing.

Tul pikir itu sudah menjadi hal terberat di hidupnya, namun ternyata dia salah begitu orang tua mereka memutuskan berpisah di usianya yang sudah menginjak 19 tahun. Hak asuh menjadi terpisah, dia sebagai anak tertua mengikuti pihak ayah dan yang lain bersama sang ibu.

Entah apa yang terjadi dengan pihak ibu setelah sang ibu bersama adik-adiknya pindah keluar kota bersama pasangan barunya, sedangkan Tul bersama sang ayah yang diketahuinya memiliki calon istri pengganti. Dari situlah Tul mulai memahami alasan kedua orang tuanya memilih berpisah.

Pada awalnya Tul berusaha bersikap acuh tak acuh dengan sang ayah yang begitu terlihat bahagia dengan istri barunya, tetapi tak lama anak pertama mereka lahir, sejak itulah Tul telah mencapai batasnya. Pria itu memutuskan untuk keluar dari rumah dan hidup di bawah kakinya sendiri. Bagian termirisnya adalah ketika sang ayah yang bahkan tidak berusaha menahannya, tidak ada lagi pandangan sosok pewaris di mata ayahnya jadi itupun tidak berlaku untuk kata 'anak'.

Uang tabungan yang dimiliki, Tul gunakan untuk menetap di 'shared house' yang berada di pinggiran kota. Realitas kehidupan yang dia jalani ternyata lebih sulit dari apa yang dia bayangkan hingga dia sempat mengalami keputusasaan, sampai dimana dia berjuang keras bekerja apapun yang diperlukan untuk menghidupi dirinya.

Pada akhirnya satu tahun berlalu dan Tul mulai merasakan lelah yang sangat. Ingin dia mencari pekerjaan yang stabil namun dia menjadi sadar bahwa pendidikan membawa pengaruh penting, karena itulah Tul menjadi ingat kembali dengan mimpi yang telah lama dia tenggelamkan.

Sekali lagi dia mencoba bertahan, meluangkan waktu untuk belajar meraih beasiswa meskipun harus mengalami keterpurukan sekali lagi hingga dia menunda melamar beasiswa pada tahun berikutnya. Di tengah perjuangan meraih kehidupan yang lebih baik, dia dipertemukan dengan orang lain yang memperkenalkannya akan kata 'kebahagiaan' serta membuatnya memahami arti rumah yang sebenarnya.

Hari itu, tepat dua bulan Tul mengambil job di cafe shop yang ternyata baru dia ketahui merupakan milik ibu dari mantan kakak tingkatnya. Mew Suppasit, pria kutu buku dengan tingkat kepintaran diatas rata-rata. Saat Mew yang diperintahkan oleh sang ayah untuk menjemput sang ibu yang sedang memantau perkembangan bisnisnya secara langsung, netra matanya menangkap salah satu pegawai di sana, Mew jelas sangat mengenalinya.

Di kala itu, memasuki tahun ketiga perkuliahan, disaat Mew yang lebih sering berada di perpustakaan membantu Tul yang mengalami sedikit kesulitan untuk mencari beberapa buku. Keduanya berakhir menjadi dekat meskipun prodi mereka berbeda dan tentunya kedekatan itu membuat perasaan mereka berkembang ke arah romantisme, tapi takdir berkata lain. Setelah beberapa bulan terlewati, nomor Tul menjadi tidak aktif begitupun akun sosial media yang dimiliki.

Mew segera mengetahui fakta bahwa Tul tidak lagi berada di sana, dimana dia menginterpretasikan bahwa pria itu pindah ke kampus lain. Sejak saat itu, Mew berpikir jika Tul tidak sama dengannya dalam hal ketertarikan lalu Mew mencoba melupakan perasaannya.

Sampai dimana tiga tahun terlewati. Seolah kisah mereka belum usai, Mew melihat sosok itu di sana. Perasaan yang masih menetap mengarahkan Mew untuk mengikuti pria itu secara diam-diam. Membawa Mew pada banyak pertanyaan begitu melihat tempat tinggal yang jauh dari pengetahuan mengenai latar belakang pihak lain.

Tul mematung menyadari kehadiran Mew, karena pada dasarnya perasaan mereka terikat membuat suasana menjadi terasa berbeda, bak pasangan yang bertemu kembali setelah salah satunya mengakhiri tanpa ada kejelasan.

Keduanya berakhir berada di rooftop bangunan kecil yang Tul tempati. Mereka memulai perbincangan walau terasa canggung pada awalnya. Hubungan yang sempat terputus itu kembali terjalin. Mew yang melihat respon pihak lain memberanikan diri mengungkapkan kejujuran hatinya. Keraguan sempat melingkupi Tul, namun ketegasan sang dominan serta kata-kata penenang yang diberikan membuat Tul yakin dengan perasaan keterikatan yang mereka miliki.

Untuk pertama kalinya, Tul baru merasakan apa itu yang namanya jatuh cinta. Mew memberikan keamanan dan kenyamanan bagi dirinya yang tak pernah dia dapat dari orang lain. Sayangnya langkah mereka tidak mudah. Sang ayah dari pihak dominan menentang hubungan keduanya. Disaat bersiap merayakan hari kelahiran sang kekasih, Tul tidak pernah mengira jika ayah Mew mendatanginya, menindas dengan kalimat yang merendahkan kehidupannya dan bagaimana orang tua di sana berpikir mengenai hubungan sesama jenis.

Entah disebut keberuntungan atau tidak, Mew yang baru saja sampai melihat kedua orang di sana. Dia menjadi tak terima dengan apa yang dilontarkan sang ayah pada kekasihnya. Pihak lain balas mengancam sang anak untuk memutuskan hubungan yang sedang dijalani atau opsi lain meninggalkan marga-nya serta semua fasilitas yang dia miliki akan ditarik secara paksa.

Alih-alih bersedih atau menangis, Tul hanya diam menahan amarah, mencoba bersikap tenang. Bodoh jika Tul akan menuruti keinginan penghalang. Dia tidak akan melepas Mew semudah itu. Dicintai begitu dalam oleh seorang tentunya membuat Tul ingin bersikap egois. Tapi Tul tahu bahwa ini tidak mudah, jika dia sempat merubah keputusan untuk mengambil beasiswa dalam negeri maka dia akan membatalkan keputusan itu.

Tul juga tidak bisa membiarkan seorang yang dicintainya merasakan banting tulang seperti yang dia lalui, karena Tul yakin ayah sang kekasih akan menggunakan kekuasaannya untuk mencegah Mew mendapat pekerjaan layak jika dia memilih meninggalkan marga-nya, menggunakan berbagai cara agar mereka menyerah dan mendapatkan sang anak kembali.

Dengan berpura-pura mengakhiri semuanya, memberi dirinya dan sang kekasih waktu untuk menguatkan kondisi mereka,  setidaknya mereka bisa membuktikan jika perasaan mereka tidak mudah untuk di putuskan semudah perkataan orang. Setidaknya mereka bisa memperlihatkan seberapa kuat keinginan mereka untuk bersama.

Pada akhirnya Tul berhasil memperoleh beasiswa dan menempuh pendidikan gelar sarjana hingga magister dengan terbang ke Britannia di usia menginjak 24 tahun, negara yang menjadi salah satu incaran bagi mereka yang berminat di bidang desain interior.

Di sisi lain, Mew yang bekerja di perusahaan ayahnya memanfaatkan waktu di luar jam kerja dan hari libur untuk mempelajari lebih dalam mengenai software, melakukan pelatihan dan hal lain secara daring. Walaupun dia lulus di bidang bisnis, tetapi keingintahuannya membawa dia pada kegemaran hal lain dalam bidang IT. Mengumpulkan modal di luar keuangan yang didapat melalui perusahaan sang ayah.

Sebagai software developer yang bekerja secara tertutup, dia menemukan seorang kenalan secara online, yang merupakan mantan juniornya di jurusan yang terkait, memudahkan Mew menjadikan pihak lain sebagai sekertaris yang dia butuhkan nantinya.

Mew juga menghubungi sang teman yang memiliki bisnis bar, satu angkatan dengannya. Mereka menjadi jarang bertemu karena cabang utama pihak lain berada di pattaya sedang yang lain barulah di ibu kota. Mereka hanya sesekali berhubungan melalui seluler atau bertemu saat berada di lokasi yang sama, tapi disitulah letak keuntungan Mew yang menetapkan lokasi proyeknya di pattaya.

Mew segera menyampaikan mengenai proyek yang akan dia bangun kepada sang teman dan tentunya disambut dengan baik. Sang teman bertindak menjadi investor sekaligus menyetujui penunjukan sebagai nominee.

Untuk tetap menjaga hubungan, baik Tul maupun Mew membuat kesepakatan, namun kendala perbedaan zona waktu serta kesibukan masing-masing membuat mereka memutuskan untuk setidaknya saling post a picture kegiatan yang sedang dijalani.

Waktu semakin berjalan, Mew menemukan bahwa tubuh Tul yang terlihat lebih kurus membuatnya marah, tapi seolah keadaan berbalik begitu Tul juga menemukan kondisi Mew yang tidak jauh berbeda. Pada akhirnya Tul menetapkan jika mereka wajib memasang alarm di jam makan dan setelah itu semua membaik kembali.

----------

*nominee: orang yang terdaftar sebagai pemilik atau pengelola perusahaan secara formal, sementara pemilik sebenarnya tetap anonim.

Tbc

Endurance: The Power of Us [MewTul] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang