5

643 111 11
                                    

"Aku sudah berhasil memecahkan teka-teki ini, kau benar-benar melihat Sakura menghilang disini, kan, Amane-san?"

Amane mengangguk. "Aku benar-benar yakin, awalnya gulungan itu juga menghilang, namun tiba-tiba muncul bersamaan dengan hilangnya kertas yang Sakura-san tunjukkan padaku. Tapi seperti yang kau lihat, segel gulungannya terhapus."

"Dalam pemecahan kodenya, aku sudah mengira-ngira ini akan terjadi. Gulungan ini memiliki batas guna, yang artinya hanya ada satu kali batas guna. Ini hanya asumsi ku saja, tapi sepertinya Sakura kembali ke masalalu," Shikamaru menjelaskan.

"Kembali ke masalalu?"

"Ya, anda bisa membaca disini, Kakashi-sama."

Kakashi memperhatikan rumusan-rumusan yang Shikamaru buat, semuanya tampak jelas dan mudah dipahami. Naruto dan Ino pun memaksa untuk melihat rumusannya, walaupun Naruto sendiri sama sekali tidak paham.

"Ada tujuan Nidaime-sama melakukan ini, aku hanya mengasumsikan bahwa Nidaime-sama berniat memperbaiki masalalu, hubungannya dengan klan Uchiha. Tapi yang seperti kita tahu, sejak dulu hubungan mereka buruk bahkan sampai perang dunia shinobi keempat. Yang artinya, rencana Nidaime-sama gagal sehingga ada gulungan ini agar ada orang lain yang melakukannya. Tapi sayangnya gulungannya baru ditemukan setelah sekian lama, ini sudah sangat jauh dari masanya. Kalau sampai Sakura kembali kesana..."

"Tidak mungkin! Ini bohong, kan?!"

"Ino, dengarkan-"

"Shikamaru.. bagaimana ini...?" Ino berujar lirih.

"Masalalu mungkin kembali jalan dengan hal yang berbeda, lalu hal yang saat ini terjadi akan menghilang. Jika Sakura mengetahui tujuan gulungan ini, maka akan lebih parah lagi. Masa kini bisa berubah sesuai perbuatan Sakura di masalalu."

"Semoga saja Sakura tidak membuat masalah disana," Kakashi merapal.

"Bukan itu masalahnya, sensei!" Seru Naruto tak terima. "Sakura akan bertemu dengan Uchiha Madara, ini lebih buruk! Bagaimana kalau Sakura-chan mati di tangan Madara?!"

"Jaga ucapan mu, Naruto. Kau tahu jika Sakura kuat, Sakura akan bertahan dengan itu," tukas Kakashi.

Shikamaru mengangguk setuju. "Lagipula sebuah gulungan waktu yang diperuntukkan sebagai perbaikan pasti akan di bawa pada saat semuanya masih baik-baik saja, hanya saja Sakura memiliki dua pilihan. Memperbaiki semuanya atau meminta Nidaime-sama membuat gulungan waktu kembali ke masa depan, tapi kita tahu jika Nidaime-sama adalah orang yang tegas dan keras kepala. Seandainya Nidaime-sama menyetujui permintaan Sakura pada pilihan kedua, Nidaime-sama pasti meminta sesuatu pada Sakura. Kemungkinan terburuk adalah membantunya untuk memperbaiki semuanya, itu malah membuat masa kini berubah. Akan ada banyak hal yang hilang atau muncul, bisa saja pembicaraan kita hari ini tidak pernah terjadi."

"Pemikiran mu sudah benar-benar diluar kepala, Shikamaru," puji Sai.

"Untuk memperbaiki masalalu ini sudah terlalu terlambat, sudah banyak yang terlewati. Hanya dalam satu perbuatan di masalalu maka setengah abad lebih yang terlewati ini akan hilang dan tergantikan dengan hal-hal yang lain."

Naruto mengacak rambutnya frustasi. "Ini tidak masuk akal!"

"Apa yang tidak masuk akal jika Nidaime-sama yang membuat semuanya?"

"Astaga.. dia benar-benar telah membuat banyak jutsu bodoh! Lagipula perang dengan Uchiha Madara juga sudah berakhir."

"Berharap saja pada Sakura agar melakukan yang terbaik dan tidak melupakan musuh yang menjadi awal mula masalah."

"Benar juga, ada masalah yang baru terselesaikan saat ini..."

.

.

Kembali ke masalalu...

.

"Amegakure?"

"Ya, desa itu nantinya akan terabaikan dan menjadi desa yang terkena dampak akibat perang, pendiri organisasi buronan lahir disana. Karena merasakan sakit mereka akan membalas dendam, karena itu desa Ame perlu berada di bawah naungan desa. Kalau bisa kelima negara besar turut andil disana."

Tobirama tampak berpikir, lima negara besar ya. Sebenarnya Tobirama masih belum terlalu paham akan hal itu, sistemnya belum berjalan saat ini, bagaimanapun semuanya tidaklah sama.

Tobirama hanya terus berusaha untuk memahami ucapan Sakura, mereka berada di zaman yang berbeda, tentu saja semuanya terasa sulit untuk ia pahami. Apalagi Sakura memintanya untuk tidak terlalu bersikap angkuh pada klan Uchiha.

Tobirama selalu menyebut Uchiha keparat, itu membuat Sakura merasa risih dengannya. Itu tentunya malah akan membuat klan Uchiha semakin benci terhadap klan Senju.

"Intinya kita harus mengajak semua pemimpin negara lain agar menemukan Zetsu hitam dan bertarung bersama, kau tahu tentang Outsutsuki Kaguya, kan?"

Tobirama mengangguk, itu sudah cukup lama terjadi, namun ia menemukan catatan sejarah bagaimana mereka bisa memiliki chakra saat ini. Kaguya ialah awal dari semua yang terjadi di bumi.

"Kita hanya bisa menyampaikan hal ini pada seluruh pemimpin saat kak Hashirama membangun desa, jadi kapan mereka akan bekerja sama?"

"Aku tidak tahu pastinya, mungkin akan ada perang besar."

"Baiklah, kau ingin berjalan keluar desa?"

Sakura menggeleng. "Aku ingin makan di kedai kecil dulu, ini sudah siang, kau tidak mungkin mengajak ku keluar tanpa makan apapun, kan?"

Tobirama menghendikkan bahunya acuh, mereka berhenti di depan sebuah kedai, kedai ramen. Sakura menundukkan kepalanya ia merindukan Naruto dan teman-temannya, biasanya Sakura akan makan bersama dengan Naruto di kedai ichiraku ramen.

"Emh.. ramen disini rasanya berbeda, tapi tetap enak."

"Jangan banyak berkomentar, makan saja."

Sakura mendengus. "Aku hanya mengucapkan pendapat."

"Tapi itu mengganggu."

"Mengganggu?" Sakura mengerutkan keningnya. "Padahal kau tidak perlu mendengar ucapan ku."

"Kalau begitu bicara dalam hati saja."

Sakura mengepalkan tangannya, ia harus banyak bersabar bersama Tobirama. Pria itu sangat menyebalkan, Sakura tak percaya jika pada akhirnya ia menjadi seorang Nidaime Hokage yang cukup berpengaruh.

"Hah..."

"Apa lagi?"

Sakura mendelik. "Kau ini kenapa?!"

"Kau menghela nafas terlalu berat."

Duaaaakk

Pukulan keras mengenai wajah Tobirama, Sakura tak bisa menahan diri untuk tak memukulnya. Siapa yang tidak akan kesal dengan tingkah Tobirama saat ini, bahkan sejak tadi Sakura sudah menahan diri namun Tobirama malah membuatnya emosi.

"Ugh.. pukulan mu sakit sekali!"

"Oh."

"Tch."

Setelah makan ramen bersama, mereka berdua keluar dari desa, pergi ke hutan yang akan menjadi desa Konoha. Disana ada banyak aliran sungai yang jernih, semuanya tampak indah.

Apalagi mereka naik keatas bukit rata, tanahnya kosong tanpa adanya tumbuhan, berbeda sekali dengan yang ada di bawah. Hashirama dan Madara memang bagus dalam memilih tempat.

"Hei, kau yakin tidak ingin membangun desa saja tanpa menunggu mereka berdamai?"

.

.

.

Bersambung...

.

Jangan lupa tinggalkan jejak, komen & vote
Kalau mau bisa follow akun ku untuk lihat cerita ku yang lain; sudah tamat, on going atau cerita baru yang akan di publish...
Bantu follow Instagram akun wattpad ini juga ya: @dellufff
Di Instagram aku mungkin akan buat oneshoot sakura×dll yang gak ku publish disini...
Thanks for reading, see you next chapter

Gulungan Waktu✓(Tobirama×Sakura)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang