Prolog.

359 50 6
                                    


   Seorang pemuda manis yang tengah kebingungan di antara ribuan manusia, dengan tubuhnya yang kecil namun berisi, mata bulat, bibir penuh dan pipi berwarna merah merona itu berjalan kesana kemari; mencari ruang untuk ia bisa bernafas dengan lega.

  Ia terus menerus berjalan di antara lautan makhluk hidup, kaki nya terinjak, kepala nya terpukul dari arah atas, tangannya terjepit dan lain lain itu terjadi kepada Halila. Kaki nya sudah kebas terinjak oleh manusia-manusia di depan matanya.

  Secara tiba tiba muncul uluran tangan lelaki yang sudah pasti di arahkan kepada dirinya. Tangan berurat, terlihat tegas dan kuat itu ia ambil untuk ia gandeng kan dengan tangan lentik nan cantik itu.

  'ayo, saya tutur' Halila mengangguk lalu pergi bersama lelaki tersebut.

  Melewati ribuan manusia itu terasa mudah jika bersama laki laki tadi. Halila tak sempat melihat wajah lelaki itu, namun jika dilihat dari postur tubuhnya, lelaki didepannya mempunyai bahu yang lebar, pinggang seukuran laki laki pada umumnya dan kaki panjang berotot. Tangannya berbulu di area tertentu, pakaiannya seperti pakaiannya raja' pikirnya.

  Tak terasa mereka sudah jauh dari keberadaan lautan manusia tadi, Halila sudah bisa bernafas dengan baik dan menghidup udara segar. Ia menutup matanya; menikmati udara malam yang sejuk dan mengenakan tubuh sekalnya itu.

  Tanpa sadar, ia di tatap selalu oleh lelaki itu. Menatap ciptaan Tuhan didepannya itu begitu sempurna. Hidung mancung, berkulit tan, ber-moles di bagian pipi dan dekat hidung. Bulu mata lentik dan mata cantik itu terpejam indah menikmati suasana tenang malam ini.

  Sudah selesai menikmati angin yang berhembus, Halila menatap laki laki yang menolongnya tadi.

  't-terimakasih tuan, sudah mau membantu ku.'
Usai mengucapkan itu, Halila membungkuk. Lelaki itu mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia menepuk rambut manusia cantik didepannya untuk tidak selalu membungkuk.

  'hey, apa kau mau selalu seperti itu?' Halila berhenti membungkuk dan tersenyum kikuk, dan mereka tertawa bersama.

Flashback.

  'aku bosan, kenapa pesta ini sangat membosankan' pemuda itu menghembuskan asap rokok di barengi dengan hembusan nafas lelah. Menatap ke arah lantai bawah, melihat ribuan manusia yang bergerak saja sudah membuat ia mual.

  Ia membuang puntung rokok yang sudah menjadi pendek itu ke asbak, kopi dan rokoknya habis, itu yang terakhir. Mulutnya pait karena rokok dan tubuhnya kaku seperti es, memutuskan untuk memandangi lantai bawah.

  Pandangannya tertuju pada seorang pemuda cantik yang terlihat tengah menangis di tengah tengah ribuan manusia. Padahal ia memiliki masalah mata yang membuat tidak bisa melihat jernih Jika tanpa kacamata, tapi pemuda itu sangat jelas di penglihatan nya.

  Ia melihat pemuda itu tertendang, terhuyung kesana kemari, pandangannya tidak tau kemana dan ia menggigit bibir itu. Frod'j bergegas turun menggunakan tangga hingga tangan kirinya tergilir oleh penyangga tangga yang lumayan tajam.

  Menggali ribuan manusia itu, ia berlari secepat mungkin untuk menemukan si manis. Pergelangan tangannya mengeluarkan cairan merah kental yang mengenai lantai dan sepatu sepatu para tamu. Baju nya menjadi berwarna merah gelap karena tetesan darah itu.

  Seolah menemukan cahaya nya, ia mengulurkan tangan sebelah nya untuk diberikan kepada si manis, merasakan tangan lembut itu menerima uluran tangan kasarnya membuat ia terkejut.

Sejak saat itu, Halila dan Frod'j merasakan detak jantung yang sama, detak jantung yang sudah pasti terikat dalam suatu hubungan, dan berakhir, mereka sama sama jatuh cinta.



~'~'~'~'

Hanya segininya untuk prolog ya, see u on the chapt.1 sayang 💗💗
Sorry for typo(s)


 

France's KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang