“ooh, junghwan.” jeongwoo mangut-mangut, “lu kenapa diluar sendirian wan? abis main ya? nunggu dijemput pak supir?”
“hah, engga?" balas junghwan ragu. dia blank dicerca pertanyaan yang bahkan dia sendiri tidak terpikirkan jawabannya. entah mengapa, junghwan menuruti apa yang dikatakan oleh lelaki berwajah seram—sedikit tampan, hanya sedikit—disebelahnya ini untuk duduk. kakinya pun merasa lelah karena berdiri tanpa henti disana, berulang kali berusaha bertanya pada orang yang lewat namun diabaikan. ia hanya mencoba bertanya, “kenapa langit sudah malam, bukannya tadi siang?”
akan tetapi tidak ada yang menggubris barang satu ucapan.
pasalnya, junghwan yakin tadi matahari masih bertengger dengan terangnya bersama langit biru yang menggelora. masa hanya karena ia berkedip sejenak oleh kilat petir yang menyapa, tiba-tiba siang langsung berubah menjadi malam?
yah, mungkin saja ada fenomena alam. ia berusaha mencari informasi diponselnya tetapi, ponselnya hilang! junghwan kelabakan berusaha merogoh semua saku yang ada dan melepas tasnya, tetapi, tasnya juga hilang! bahkaaan, seragam sekolahnya juga berubah menjadi kaos polos dibalut jaket angkatan anak universitas!
wah, junghwan merinding sebadan-badan. ia sudah cukup dipusingkan oleh wabah corona, masa ada kejadian tidak terduga seperti itu lagi? lagiiiiii? memikirkannya saja junghwan sudah pusing duluan.
makanya ia berusaha mencari tau, namun seperti dipaksa untuk tidak tau.
“woy?!” seru jeongwoo sembari menggoyang-goyangkan badan junghwan. anak itu melamun cukup lama sehingga jeongwoo berusaha menyadarkannya.
raut wajah jeongwoo berubah menjadi serius, “lu kabur dari rumah ya! ngaku!”
“apa? engga kok.” jawab junghwan sambil gelengin kepalanya ribut, “tadi masih siang ‘kan ya?”
jeongwoo terkekeh pelan, “dih, masih ngelamun ya lu, ngomongnya ngelantur.”
“loh?” wajah junghwan pucat pasi.
“napa?”
“tadi masih siang, aku yakin.”
jeongwoo ingin tertawa lagi sebelum melihat wajah serius junghwan. pemuda manis itu terlihat sangat yakin membuat jeongwoo sadar, “lah iya, gue jadi inget tadi gue belanja masih siang bolong tapi pas gue jalan balik udah malem. gue kira karena gue udah lama jalan jadi udah malem.”
((ehem, bukan belanja tapi mencuri ya))
“tuhkan bener, kayanya ada fenomena alam deh. duh, ada-ada aja setelah corona.” jawab junghwan senang sekaligus sedih. senang karena ada yang merasakan bahwa siang tiba-tiba berganti malam, sedih karena ada fenomena tak masuk akal.
jeongwoo mengernyitkan dahinya bingung setelah mendengar kata asing dari belah bibir junghwan, “corona apaan?”
“kamu nggak tau? parah. anak paud juga pasti tau apa itu corona.” jawab junghwan enteng. perasaan lelaki didepannya ini seperti sudah berkepala tiga, tapi kok tidak tau corona sih? bodo amat, junghwan tidak peduli. sekarang yang ia pedulikan hanya satu.
air minum.
“maaf, apa kamu ada air? aku haus.”
tanpa menjawab, jeongwoo langsung mencari di dalam plastik barang yang telah ia curi. “ada nih, minuman bersoda gapapa?”
“gapapa,” jawab junghwan senang. ia mengambil sebotol minuman bersoda yang diserahkan. saat hendak membuka tutupnya, junghwan mendelik tajam.
“kamu mau aku mati?!”
mendengarnya, jeongwoo terkejut bukan main. “idih, maksud lu apaan ngomong gitu, gatau diri banget.”
“liat!” junghwan menyodorkan botol minum itu tepat di wajah jeongwoo, kemudian menunjuk tanggal pembuatan yang tertera dikemasan, “udah hampir sepuluh tahun, kamu pikir ini masih bisa diminum???”
jeongwoo bingung, “sumpah, lu orang gila ya?”
“maksud kamu?”
kali ini, jeongwoo merebut botol yang ada digenggaman junghwan kemudian membalikkan keadaan. “liat, 22 april 2015. 10 tahun darimana? dari jonggol?”
junghwan menggelengkan kepalanya tidak percaya, “ini mah kamu yang gila. sekarang 2025, dan itu dibuat tahun 2015. kamu masih nanya 10 tahun darimana?!”
“sekarang tahun 2015, 2025 apaan.” lagi-lagi jeongwoo dibuat heran dengan jawaban junghwan. mungkin dia salah target, anak ini gila. tidak bisa ia mintai uang untuk pulang ke rumah. bisa-bisanya ia membuang waktu untuk melakukan hal yang percuma. lebih baik pergi saja.
sepertinya jeongwoo belum bisa pergi karena junghwan sudah mengacak-acak seluruh isi plastik belanjaan. sialan, jeongwoo geram dan segera menarik pergelangan junghwan untuk menjauh dari barang-barang yang sudah ia curi dengan susah payah.
“lu kalo mau gelut, ayo gel—” ucapan kesal jeongwoo terpotong.
“jeongwoo, nama kamu jeongwoo ‘kan? sekarang tatap mata aku dan jawab dengan jujur. apa sekarang tahun 2015?”
jeongwoo mengangguk sebagai balasan dari pertanyaan junghwan.
sedang si empu yang bertanya hanya menutup mulutnya tidak percaya.
“aku balik ke masa lalu? tapi kenapa aku pake jaket anak kuliah? bukannya aku tahun segitu masih sd ya?” —junghwan.
☁️
KAMU SEDANG MEMBACA
out of the blue | woohwan
Romancelalu, kenapa? dua-duanya sama saja, garis takdir berkata A, mereka bersikeras mengubahnya menjadi H. berkhayal dapat memegang dunia, padahal segalanya berjalan tanpa mereka duga. ⚠ bxb | romance | fantasy dom!woo sub!hwan