22. Sahabat Terbaikku

2 0 0
                                    


Dua Tahun Yang Lalu

"Hai kenalin aku Yasmin!"

Sosok perempuan cantik dengan rambut gelombang hitam sedikit coklat mengulurkan tangannya, bibirnya tersenyum lebar. Matanya selalu berbinar-binar. Untuk anak kelas 1 SMA, postur tubuhnya cukup proporsional dengan kulitnya yang putih bercahaya. Yasmin adalah perempuan seperti yang biasa dilihat di majalah-majalah model luar negeri.

"Halo Yasmin. Namaku Sarah," ujar Sarah menyambut uluran tangan Yasmin.

Sarah tersenyum ramah. Sarah memiliki mata yang sedikit sipit, lesung di kedua pipinya, bibir yang berwarna merah muda alami, tubuh ramping dan kulit kuning langsat. Sarah juga cantik, khas perempuan-perempuan Asia.

Sejak saat itu, Yasmin dan Sarah berteman.

Hidup 24 per 7, tempat tidur yang berdampingan, kelas yang sama, membuat mereka menjadi sahabat yang tak terpisahkan.

Jika Yasmin memiliki energi yang meluap-luap dan tidak malu untuk menyapa semua orang, maka Sarah adalah kebalikannya. Tingkahnya yang kalem dan tutur bicaranya yang lembut membuat seakan menunjukkan inner beauty yang dimilikinya.

Mereka sama-sama primadona di kelas 1 saat itu.

Lalu, suatu ketika, ketua kelas memberikan pengumuman, ia datang bersama anak kelas 3. Anak kelas 3 tertarik dengan persahabatan antara Yasmin dan Sarah, hingga mereka ingin agar dua sahabat ini bermain dalam drama yang sama.

Drama tersebut adalah Bawang Merah dan Bawang Putih.

Para kakak kelas sepakat menjadikan Sarah Bawang Putih karena sifatnya yang sudah kalem secara alami, sedangkan Yasmin adalah Bawang Merah karena mereka yakin kalau Yasmin pasti akan hebat dalam memerankan peran tersebut.

Sayangnya, hal itu justru menjadi malapetaka.

Sarah tidak tahu kenapa Yasmin menjauhinya tiba-tiba setelah pengumuman casting untuk drama di tanggal 17 Agustus tersebut. Saat Sarah bertanya tentang apa yang terjadi, Yasmin hanya berkata tidak tahu kemudian pergi menjauh.

Sudah jelas Sarah curiga, pasti ada sesuatu yang tidak beres dengan Yasmin.

Sarah hanya tidak tahu, sebelumnya Yasmin pergi ke ruang guru, menemui Bu Dahlia, sang bibi.

"Bibi, aku tidak mau jadi Bawang Merah, dia jahat! Aku maunya jadi Bawang Putih, tapi ada Sarah, Bagaimana ini?"

Yasmin merajuk ke bibinya, meski tidak menangis tapi Bu Dahlia tahu bahwa keponakannya ini sedang kecewa.

"Baiklah, kalau keponakanku ingin menjadi Bawang Putih, tentu akan menjadi Bawang Putih di drama besok."

Yasmin tersenyum. "Terima kasih, Bibi."

Baik Yasmin ataupun sang bibi tersenyum. Iya, mereka adalah Keluarga Cosmos, keluarga pemilik Sekolah Cosmos sekaligus asramanya. Tidak ada yang boleh menentang mereka karena sudah sejatinya mereka yang berkuasa di tempat itu.

Di akhir juli, Sarah merasa semua orang menjauhinya. Ia tidak tahu kenapa. Sarah bukan tipe orang yang menggebrak meja orang lain untuk mendapatkan jawaban, ia hanya memikirkannya sendiri. Ia seperti dijauhi, karena tidak ada seorang pun yang menjadi temannya. Yasmin melihat itu sedikit iba, tapi ia tidak ingin mendekat. Karena bibinya berkata bahwa ia harus menjauhi Sarah dan sisanya akan dikerjakan sendiri oleh bibinya.

Malam itu, selepas makan. Sarah yang sudah tiga hari tidak mau makan dipanggil ke ruangan Bu Dahlia.

"Ada apa, Bu?"

SEKOLAH COSMOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang