'Banyak orang yang mengatakan jika pria dan wanita tidak bisa dipersatukan dalam persahabatan yang terjalin begitu lama. Kecuali apabila keduanya memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman.....
"Akhh.....Junmyeon! Aku akan jatuh. Oh tidak!" jerit histeris salah seorang gadis yang tengah menstabilkan sepeda yang ia naiki saat ini
"Tenanglah,aku memegangimu dari belakang. Kayuh saja sepedanya. Ok" ucap lelaki yang memegangi jok sepeda belakang supaya gadis yang menaikinya tidak jatuh ke tanah
"A-a-aku tidak bisa. Ini sulit" paniknya
"Gawat. Joohyun,belok ke kiri. Cepat belok ke kiri"
"Aku tidak bisa"
Akhh
Tak sempat berbelok,gadis itupun jatuh dari sepedanya usai menabrak pohon yang berada di pinggir jalan.
Merasa khawatir lelaki itupun bergegas menghampiri sahabatnya,"Kau tak apa? Apa ada yang terluka?"
"Haa....kalau seperti ini terus aku tak mau lagi belajar naik sepeda. Bersepeda itu menyebalkan" keluh sang gadis
Wajah gadis bernama Joohyun itu menjadi masam. Bibirnya melengkung ke bawah sambil menyilangkan tangan.
"Kau yang salah,bukan sepedanya. Harusnya kau kendalikan stang sepedanya dan fokus perhatikan jalan. Seperti itu"
"Hem,kau malah lebih memperhatikan sepedamu bukan aku. Sudah,aku pergi saja. Kau juga menyebalkan"
Joohyun pun bangkit dari posisi dan pergi begitu saja. Memalingkan muka tak ingin melihat sahabatnya.
"Joohyun,hei tunggu. Kau mau kemana?"
"Aku mau pulang"
Dia sama sekali tak melirik sedikitpun pada sahabatnya,Junmyeon. Kalau sudah seperti ini sulit sekali membujuknya. Kecuali satu hal. Trik yang selalu Junmyeon gunakan apabila Joohyun marah kepadanya.
"Sepertinya barusan aku lihat ada kedai es krim tapi dimana ya?"
Junmyeon menatap usil Joohyun yang kini menghentikan langkahnya. Masih belum membalikkan badan tapi ia tahu isi pikirannya saat ini.
"Oh ya,aku ingat. Ada di ujung jalan. Aku kesana sekarang saja"
Bagai kilat tau-tau Joohyun sudah berdiri di hadapan Junmyeon dengan mata yang berbinar-binar. Junmyeon aja sampai heran. Kapan dia geraknya?
"Kau mau beli es krim? Aku mau satu" soraknya dengan antusias
"Dasar. Kau mudah sekali diperdaya"
"Kau menipuku? Tentang kedai es krim itu sebenarnya tidak ada?"
"Tidak,aku hanya bercanda"
Junmyeon mengacak-acak surai rambut panjang milik Joohyun.
"Kau terlalu naif. Kau harus mulai mengubah sifatmu dari sekarang. Aku khawatir jika kau akan dimanfaatkan orang lain"
Ia meraih stang sepeda dan mulai menaikinya.
"Aku tidak naif. Hanya saja terlalu mudah percaya,hehe" sanggah Joohyun sambil terkekeh
"Sama saja"
"Ayo naik" Junmyeon menepuk-nepuk jok belakangnya sebelum diduduki oleh sahabatnya
Menuruti perkataannya Joohyun pun duduk di jok belakang.
"Pegang yang erat"
"Ya"
"Ok,kita berangkat"
Junmyeon mulai mengayuh sepedanya. Sementara Joohyun menikmati angin sepoi-sepoi dan menghirup udara segar sepanjang perjalanan. Sesekali keduanya berseru ricuh ketika turunan ataupun tanjakan. Hidup jauh dari perkotaan yang ramai dan sumpek memang sangat indah. Cuaca yang tak terlalu panas memberikan kesan tersendiri bagi keduanya.