11. CERITA ITU

567 82 63
                                    

Flash Back On

Rakhandra kembali mendekati Mala, merengkuh tubuh pucat gadis yang kulitnya terasa semakin dingin itu.

"La, aku rela kamu melupakan aku asal jangan pergi. Kasihan Oma dan Mama kamu."

Tes

Air mata Rakhandra jatuh tepat di kening Mala. Satu jemari Mala bergerak, Diara dan Rania yang memperhatikan dari samping terkejut melihat reaksi itu.

"Bahkan Reval saja tidak datang menerima kabar duka ini." Diara membatin seraya mendekati jasad Mala yang berada dalam pelukan Rakhandra.

Oma Ratri dan Anita juga ikut mendekat, "jari Mala bergerak Tante." Diara mengecek denyut nadi sahabatnya itu untuk memastikan. Kembali. Denyut itu kembali terasa.

"Cepat bawa masuk lagi."

Mendengar perintah Diara, Rakhandra tersentak, "Dokter, apa--apa Mala masih hidup."

Diara mengangguk sebagai jawaban. Para Suster taknhabis pikir. Tapi, mereka segera membawa Mala kembali ke ruang ICU. Memasang kembali alat-alat pertahanan hidup Mala.

Setelah hampir 1 jam Rakhandra dan Anita serta Oma Ratri menunggu diluar, Diara tampak panik menemui mereka.

"Ada apa, Diara?"

"Darah Mala dropp, kami membutuhkan 3 kantong darah, sementara persediaan rumah sakit hanya ada 2 Tante. Apa darah Tante atau Oma ada yang cocok?

"Darah Mala hanya cocok dengan almarhum papanya, Diara," jawab Anita.

"Apa di rumah sakit lain tidak ada?"

"Darah Mala AB Negative, Oma. Dan Donor darah dari PMI pun, juga tidak banyak jenis itu."

"Lakukan apapun, Diara. Yang penting Mala selamat."

"Aku bisa kembali ke ragaku jika aku menemukan darah cinta sejati." Tiba-tiba Rakha teringat ucapan Mala beberapa waktu lalu.

"Dokter, coba periksa darah saya."

Diara mengernyit, "kalau boleh tahu dia siapa, Tante?" Tanya gadis yang sebetulnya telah penasaran sedari pertemuan pertama mereka.

"Dia sahabat, Nirmala. Coba saja, Diara." Anita menjawab singkat.

Diara mengangguk, mengajak Rakhandra menuju ruang periksa. Setelah melewati serangkaian proses, ternyata golongan darah Rakha sama dengan milik Mala.

Dengan itu, artinya Rakhandra bisa mendonorkan darahnya untuk Mala.

***

Sebuah bayangan tersenyum menyaksikan proses transfusi darah antara Rakhandra dan Nirmala. Sosok itu memejamkan mata sejenak sebelum mendekati Rakha.

"Astaghfirullah." Rakhandra menahan suaranya agar tak menarik kecurigaan para Suster yang menjaga nya sedikit jauh.

"Apa ini yang sering Mala sebut Om botak?" Batin Rakha.

"Kamu benar, saya adalah Leo. Mala memang selalu memanggil saya dengan sebutan Om botak."

Merasa sosok itu bisa mengetahui isi pikirannya, Rakha memutuskan untuk melakukan komunikasi tanpa suara.

"Kenapa saya bisa melihat anda?"

"Ini pertama dan terakhir kamu bisa melihat saya."

RAKHANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang