ONE SHOT : Perjalanan Mudik -1-

11.6K 137 8
                                    

Musim mudik telah tiba, ada banyak sekali keluarga yang meningglakan kotanya untuk mudik ke kapung halaman demi mengobati rasa rindu dengan keluarga besarnya. Mudik Lebaran adalah moment yang sangat tepat untuk berkumpul lagi dengan keluarga besar. Seperti keluarga Aldo yang menjelang lebaran ini akan berkumpul lagi untuk merayakan lebaran di kampung halaman yang tercinta.

"Mas Fikri cepet mas, udah di tungguin bapak." Suara seorang perempuan muda yang baru saja memasukan berbagai barangnya di bagasi mobil. Wanita itu bernama Fitri dan ia adalah kakak perempuan Aldo.

Aldo dari dalam mobil hanya melihat kesibukan kakak perempuannya yang menata barang bawaan di bagasi mobil. Ia hanya melihat karena kecapean karena harus menjemput keluarga kakaknya itu agar bisa berkumpul keluarga di kampung halaman. Suami Fitri belum memiliki mobil ataupun kendaraan yang cukup untuk pulang kampung sehingga bapaknya Aldo sekaligus mertuanya menawarkan tumpangan untuk menjemput keluarga mereka.

"Kamu bantuin sana mbak mu Do!" Ucap Bapaknya Aldo yang sedang duduk di kursi kemudi.

"Capek pak, Aldo lemes banget!" Suara Aldo terdengar lemas kerana memang dirinya hanya berbuka puasa dengan nasi bungkus yang mereka beli di perjalanan menjemput mbaknya itu.

"Kamu gak kasian sama mbak mu?" Aldo menatap jengah bapaknya itu lalu dengan terpaksa ia turun dari kuri depan mobil dan menawarkan bantuan untuk kakak perempuannya itu.

"Sini mbak Aldo bantu." Aldo menjulurkan tangannya untuk membantu mbaknya itu. Akan tetapi barang yang ada di mobil sudah di hendel rapih oleh Fitri.

"Nggak usah udah beres kok ini.."

"Sayang, di dalem masih ada barang bawaan..." Suara seorang pria trdengar dari dalam rumah dan Aldo menyadari jika itu adalah kakak iparnya.

"Tuh, bantuan mas mu di dalem sana aja." Suruh Fitri.

"Tapi mbak..." Aldo hendak membantah itu karena seuatu hal.

"Katanya mau bantu?" Dengan terpaksa akhirnya Adlo menurut.

Perlahan Aldo berjalan memasuki rumah kakak iparnya itu. Saat ia masuk ia tak menemukan siapapun dan hanya ada beberapa koper yang ada di depan pintu. Aldo celingukan mencari keberadaan kakak iparnya itu dan tidak menemukannya di ruang tamu.

"Mas Firkri, bantuin angkat yang mana?" Aldo sedikit teriak agar kakak iparnya itu mendengar suaranya.

"Koper yang kecil aja Do, makasih yaa.." Entah kenapa Aldo malah tersenyum mendengar balasan dari kakak iparnya itu.

Aldo lalu mengangkatnya dan saat ia berhasil mendongak ke atas, sudah berdiri seorang pria gagah yang sedang membawa beberapa barang di tangannya. Pelipisnya terlihat basah karena berkeringat dan itu juga membasahi bagian ketiak bajunya. Aldo malah salah fokus dengan pemandangan itu.

"Tumben kamu mau bantuin mas Do..." Ucap Fikri dengan senyum canggung.

"Di suruh bapak." Dengan cuek Aldo menjawab lalu berbalik pergi menuju mobil dan menyimpan kopernya di bagasi.

Alasan Aldo bersikap cuek begitu adalah untuk menyembunyikan sesuatu yang ada dalam dirinya terhadap kakak iparnya itu. Tentu saja, Aldo sudah lama memendam perasaan itu bahkan sebelum kakaknya menikahi pria gagah itu. Sebenarnya Adlo sangat ingin berinteraksi lebih dengan kakak iparnya itu tapi setiap kali mereka bertmu jantung Aldo selalu bergejolak dengan kencang dan itu membuat Aldo salting.

"Udah semua mas?" Aldo bisa mendengar jika kakak iparnya itu kini sudah berada di belakangnya menata barang bawaannya di bagasi mobil.

"Udah semua kok, udah aku kunci juga. Nih!" Fikri menyerahkan kunci rumahnya kepada istrinya.

One Shot ; Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang