BAB 1 (CAHAYA REMBULAN)

12 2 2
                                    

"Selamat pagi! Mau Zea bantu, kak?" Ucap seorang remaja perempuan yang mengenakan pakaian sekolah SMP pada umumnya. Berjalan sambil memperlihatkan senyuman hangat pada orang yang ia sebut kakak.

"Selamat pagi Zea. Gapapa, gak perlu kok lagian ini udah selesai." Ucap seorang lelaki berumur 19 tahun itu membalas senyuman hangat Zea.

"Oh, oke! By the way kak Vino mana?" Tanya Zea penasaran dimana kakaknya yang satu lagi berada.

"Vino udah berangkat sekolah duluan tadi" jawab kakak sulungnya itu. Pernyataan tersebut sontak membuat gadis dengan mata sapphire itu terkejut.

"Lah- kok kak Vini nggak nunggu aku si??" ucapnya kesal menyilangkan kedua tangannya.

"Haha, sudahlah sekarang kamu makan terus berangkat ya." ucap si sulung.

"Huft, iya kak Zayn" ujarnya dan mulai melahap makanan yang berada di meja.


























Zea tiba dikelas tepat 5 menit sebelum bel berbunyi ia duduk di kursi nya dan menaruh tasnya. Tak lama seorang gadis menghampiri mejanya, itu sahabatnya.

"Kaira? Selamat pagi ! " sambut Zea.

"Pagi Ze. Oh iya aku mau nanya nanti abis lulus kamu mau SMA dimana? " tanya Kaira penasaran.

"Hmmm... Ga tau.. Rencananya mau di tempat sma kak Vino si..." jawab Zea dengan raut wajah bingung. Ia tidak terlalu memikirkan akan sekolah dimana nantinya ia bersekolah. Yang penting ia belajar itu yang ia fikirkan.

"Hmm, oke? Kalo aku si mau di SMA Nusa Bangsa! Sumpah itu keren sii!Kenapa ga disitu aja? " tanya Kaira.

"Iya, tapi biaya masuknya aja mahal loh.. Aku ga mau nyusahin kak Zayn.. "

"Owalah, yaudah apapun sekolah mu nanti aku dukung kok, nanti kita sering-sering ketemu aja! " usul Kaira.

"Oke! Eh itu ada bu Selyn!" Zea menunjuk guru yang memasuki ruangan kelas.

"Iya, nanti lanjut lagi deh.. " sahut Kaira.

JAM ISTIRAHAT

"Hmm, mau beli apa ya? Bakso yuk!" usul Kaira.

"Boleh" Zea menyetujui usul dari Kaira."

"Bu baksonya dua yaa, saya yang bayar ini duitnya!" Kaira memberikan uang 10.000 rupiah dengan harga bakso disana 5.000 rupiah. Serta disahut ucapan Terimakasih dari ibu penjual.

"Loh Ra?" gak perlu biar aku bayar sendiri!" pinta Zea.

"Gapapa Ze, lagi pula kamu udah sering bantu aku pas belajar aku kan rada bego hehe... " ucap Kaira sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Beneran?" tanya Zea tak yakin.

"Iya, udah tenang aja Ze.."

Mereka makan dengan lahap. Hening, sampai kaira memulai pembicaraan.

"Ze, cita-citamu apa?" Tanya kaira memecahkan keheningan

"Cita-cita? Kamu dulu deh.. " tanya balik Zea

"Aku? Aku mau jadi designer kamu tau kan aku suka gambar sama suka banget buat ganbar baju. Oh iya gambarmu kan juga bagus loh Ze! Kenapa ga jadi pelukis?" jelas Kaira diakhiri pertanyaan yang membuat Zea malah menjadi bimbang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIES UNDER THE MOONLIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang