Selamat malam ~
🌨🌨🌨🌨🌨🌨
***
11 Desember xxxx..
Pagi ini suasana Rumah Sakit di lantai khusus terlihat tenang sama seperti hari-hari kemarin, semua orang masih setia menunggu dalam keheningan sama seperti si kecil yang masih betah menghukum semua orang dengan rasa sesak kehilangan.
Saat ini terlihat Tristan yang sedang duduk diam di depan ruang ICU, bodyguard yang tengah asik melamun itu dikejutkan oleh kedatangan Justin yang tiba-tiba dan mendudukkan diri di sebelahnya lalu menyodorkan sebuah makanan.
"Ambil."
Tristan menerimanya dengan raut bertanya membuat Justin tersenyum dan menepuk pelan pundak Tristan. Justin memejamkan mata, bulan sudah berganti bahkan hampir memasuki minggu kedua tapi sang tuan kecil masih betah menutup mata menyusuri alam lain.
"Bagaimana kabarmu?"
"Buruk."
"Sudah selama ini ya?"
Tristan tak menjawab dan menatap lamat roti yang sedang ia pegang, "Roti kacang?"
"Kesukaanmu kan?"
"Hm?"
Justin menatap lurus ke depan dan tersenyum teduh, ingatan mengenai percakapannya bersama sang tuan kecil kembali terlintas di dalam pikiran sang bodyguard.
"Tuan kecil banyak bercerita tentangmu, Tantan ya? Aku akan menceritakan sesuatu dan ku harap ini bisa sedikit menghibur, jujur saja wajahmu selama dua bulan terakhir ini benar-benar tak sedap untuk dipandang, tersenyumlah bung."
Tristan menoleh dan menatap minat Justin yang membawa topik mengenai sang tuan kecil.
"Tuan kecil selalu membicarakanmu, di setiap kesempatan tuan kecil tak pernah absen menyebutkan namamu bahkan di pertemuan pertama kami pun namamu sudah mengudara, keluar dari mulut tuan kecil.... roti yang kau pegang itu pun ku beli atas permintaan tuan kecil, roti kacang dari toko roti milik nyonya Stevanya."
"Permintaan?"
"Apa kau percaya jika orang yang akan mengalami kejadian buruk pasti mendapatkan firasat tidak mengenakan dari jauh-jauh hari?"
Pertanyaan menyakitkan Justin hanya dijawab dengan anggukan oleh Tristan, melihat itu Justin pun kembali melanjutkan kalimatnya.
"Sebelum kejadian naas itu tuan kecil selalu mengatakan sesuatu yang aneh dan setelah ku pikirkan sekarang ternyata semua itu adalah pesan tersirat... tuan kecil ingin memiliki taman bunga pribadi agar bisa leluasa untuk bermain, tuan kecil ingin menjadi burung yang bisa terbang bebas di angkasa, tuan kecil banyak menghabiskan waktu untuk melukis..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziel Alexander Dominic [END]✔️
FanfictionZiel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka." - Theine "Diam atau Daddy hukum." - Hendrick "Adek mau cokelat?" - Zergan "Nakal." -Damian "Tua...