Prolog

31 3 3
                                    

Di ruang kerja yang redup, seorang gadis berambut merah cerah seperti api duduk di sofa sambil membaca buku favoritnya. Gadis itu bernama Dahlia Ragnvindr atau sekarang bisa di panggil Dahlia of Meropide.
Duchess of Meropide. Saat ini Dahlia sedang menemani sang suami, Wriothesley, Duke of Meropide menyelesaikan pekerjaannya. Sang Duke telah berjanji untuk membawanya jalan-jalan di permukaan siang ini, hanya saja tiba-tiba ada pekerjaan yang tidak dapat di tinggal sehingga dia harus menyelesaikannya terlebih dahulu

"Lady?" panggil Wriothesely. Dahlia yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya "ya, Yang Mulia?" tanyanya dengan sedikit memiringkan kepalanya. Manik merah menyalanya yang seperti api itu menatap manik biru pucat milik sang Duke.

"Aku dengar kau melewatkan makan siang beberapa hari ini" sang Duke bertanya dengan wajah datarnya "bisa beritahu alasannya?" Mendengar pertanyaan ini membuat Dahlia sedikit merasa tegang "ah itu.. saya hanya tidak merasa lapar, saya tetap memakan makan malam jadi anda tidak perlu khawatir" balasnya sedikit terbata.

Wriothesley menatapnya sejenak sebelum kembali membaca dokumen di tangannya "apa makanannya tidak sesuai dengan seleramu?" mengingat bahwa Dahlia berasal dari keluarga berpengaruh di Mondstadt, Wriothesley berfikir bahwa makanan yang biasa Dahlia makan berbeda dengan apa yang tersedia di benteng bawah laut ini.

Dengan cepat Dahlia menggelengkan kepalanya "tidak kok, makanan disini rasanya enak" Wriothesley melihat ke arah sang istri "begitukah? Aku harap kau memperbaiki pola makanmu itu Lady, melewatkan jam makan tidak baik untuk kesehatanmu"

Dahlia terdiam sejenak sebelum membalas perkataan sang suami "baik, saya mengerti" mendengar respon positif dari Dahlia, Wriothesley menangguk puas. Dia meletakkan kertas yang dia pegang di atas mejanya dan bangkit dari tempat duduknya "aku sudah selesai, apa kita bisa pergi sekarang?" tanyanya sambil berjalan ke arah sang istri.

"apa tidak apa-apa? Saya tidak masalah jika jalan-jalannya ditunda, anda pasti lelah Yang Mulia" ucapnya sedikit khawatir. Wriothesley mengulurkan tangannya kepada sang istri "aku baik-baik saja, lagi pula aku sudah berjanji. Kau ingin coba pergi kemana? Butik? Toko perhiasan? Aku akan menemanimu" ajaknya dengan suara yang lembut.

Dahlia terdiam sambil menatap wajah sang suami sebelum dia memegang tangan yang di ulurkan kepadanya "apa kita bisa ke toko kue?" Tanya Dahlia dengan wajah polosnya.

Eight Years Apart (Wriothesley x Oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang