Digandengnya tanganku
Mengitari taman bunga
Sambil tertawa riang
Kau memelukkuLalu menatapku lembut
Bunga bunga bergoyang riang, kala itu
Tatapan mu seolah-olah menahan ku
Untuk tak pergi dari dirimuLantas, dimanakah kau?
Ketika aku terbangun dari tidurku
Aku terdiam seribu bahasa
Menatap kosong cermin di kamarkuApakah kamu ada di dunia ini?
Atau hanya sekedar bunga tidurku?
Bunga tidur itu
Membuatku tak ingin mencintai orang lainThe stories >>
"Dih rumah siapa ini?" Batinnya, phantera melihat ke sekitar dan dia menyadari bahwa ini bukan rumahnya, ia keluar dari rumah itu dan yang ia lihat hanyalah barang barang kumuh.
Bau barang antik serta debu segera tercium, Phantera beranjak pergi keluar dari rumah itu dan kemudian ia melihat sesuatu.Padang ilalang, keningnya mengkerut bingung dengan kawasan ini. Kawasan yang tak pernah ia lalui, kakinya ntah mengapa beranjak ke arah tengah Padang itu dan pandangannya kosong. Tanpa sadar kakinya melangkah pada seorang lelaki jangkung berkemeja putih.
Laki laki itu kemudian menatapnya lembut dan mulai menggandeng tangannya,
"HEH BERHENTI! LO SIAPA?!" Teriak Phantera, namun hanya diabaikan oleh laki laki itu dan membawa perempuan itu menjauh dari padang ilalang. Phantera mencoba melepaskan tangan laki-laki itu.
Laki-laki itu berhenti dan menatap mata Phantera dan kemudian menunjuk ke arah depan.
"KENAPA SIH?! eh?" Omel Phantera harus terputus karena melihat taman bunga yang sangat indah. Mereka berdua terdiam sejenak."Lo yang buat?" Tanya Phantera, laki-laki itu mengangguk. "Suka?" Tanya nya, sontak kepala Phantera segera mengangguk dan ia tersenyum lebar.
"Suka banget!" Serunya, laki-laki itu kembali memegang tangan Phantera lebih erat.
"Let me show you something." Ucapnya. Laki-laki itu mengajak Phantera untuk berlarian ditaman bunga. Mereka tertawa bersama, bersenda gurau bersama dan laki-laki itu membuat mahkota dari bunga dan memakaikan nya ke kepala Phantera.
Jantung Phantera berpacu dengan cepat, pipinya memerah dan melihat itu laki-laki itu tertawa kecil dan merangkul Phantera.
Suara kembang api mengalihkan perhatian mereka, mereka sontak melihat kearah atas dan melihat banyaknya kembang api. Phantera bersorak senang sampai tak sadar ia malah memeluk laki-laki itu.
"Cantik banget" batinnya.Matanya menatap mata perempuan yang dihadapannya itu lembut, dan saat itu Phantera merasa mulai terbelenggu olehnya.
"The moon is beautiful isn't it?" Tanya nya. Phantera mengangguk, dia merasa sangat bahagia.
"Apakah kamu tau? Bersamamu adalah hal yang saya inginkan dan saya ingin bersamamu lebih lama. Apakah bisa?" Tanyanya, matanya menatap Phantera dengan tatapan yang tak bisa Phantera artikan.
"Maksudmu?" Kening perempuan itu mengkerut, ia kebingungan dengan laki-laki ini. Laki-laki itu memeluk Phantera erat dan berbisik lembut.
"Saya mencintaimu nona, tolong jangan pergi..." Bisik nya.Perlahan mata Phantera mulai terbuka, ia mulai menatap sekitar. Dan menatap kosong cermin yang ada di lemari. Jantungnya berdebar kencang, pikirannya melayang ntah kemana.
"Jangan pergi?" Batinnya, "KENAPA MALAH LO YANG PERGI SIALAN. LO SIAPA?!" Teriaknya dalam hati, perasaan nya kini seperti ada yang hilang dan dia mencoba untuk menenangkan hatinya.biarkan alur berjalan jika memang ia untukku maka aku akan senang dan jika ia bukan untukku aku akan menerimanya.
Selamat tinggal bunga tidurku.
-Phantera-*•*•*
KAMU SEDANG MEMBACA
sepucuk rindu dan lara
PoetryKerinduan, kasih sayang, kepergian, semua perasaan yang tercampur aduk. Ungkapan dari dalam hati yang gesang ini. Sakit hati, teman, keluarga, juga seorang yang muncul begitu saja lalu pergi dengan mudahnya. Berisi puisi beserta back story, mengapa...