Suasana yang mencekam saat ini terjadi pada ku rasanya nyawa ku sudah di akhir.namun aku harus tetap kuat menahan panasnya ruangan yang terbakar oleh api ini beberapa kali aku meminta tolong entahlah ada yang mendengarku atau tidak..aku bertahan menggunakan benda - benda yang ada di sekitarku walaupun hasil nya nihil setidak nya aku sudah berusaha,nafas ku yang ter engah-engah dan keringat yang bercucuran ,sudah tidak ada harapan lagi untuk nyawa ku karna tidak mungkin ada seseorang yang mau menolong ku dalam situasi seperti ini.
isi pikiran nya saa ini.beberapa orang datang dari arah belakang dengan seorang anak perempuan yang panik berlari menghampi anak laki-laki yang berpakaian kaos biru itu .
"kak aksaa.una minta maaf"teriak anak perempuan itu, berlari kepelukan ku lalu menangis sekencang kencangnya. namanya Khaluna athaya Sabiru dia sangat cantik dan sangat baik.
"unaa ga salah,kakak gapapa sekarang"
"tapi kalo kak aksa engga kusuruh pulang kak aksa engga mungkin begini"
"unaa cantik, kak aksa gapapa.
cuman sekarang aksa butuh istirahat sebentar, sebelumnya aksa mau bilang makasih sama una. makasih una.."
setelah mengatakan aksa lalu memejam kan mata nya./sedikit informasi bahwa yang bersama khaluna tadi adalah para damkar,perawat dan beberapa warga.tempat lokasi kebakaran itu tepat berada di rumah aksa, kata beberapa warga penyebab kebakaranya karena konsleting listrik. aksa berada di rumah nya sendirian, ayah nya berkerja di luar kota kembali pulang 1-2minggu.aksa sudah terbiasa pada semua itu.
aksa sempat koma 1 minggu, dan saat ini baru saja sadar. orang yang pertama ia lihat adalah anak perempuan yang salalu ia sebut 'una cantik'.
melihat aksa yang terbaring di tempat tidur dengan tangannya yang terbalut infus membuat nya prihatin.
tak lama kemudian seseorang datang yang tak lain dan tak bukan adalah ayah aksa,Rangga Sukma Diartha.
ia datang dengan wajah yang datar tidak ada ekspresi yang menunjukan kekhawatiran untuk putra nya.
"merepotkan"
satu kata keluar dari mulut Rangga.
aksa mendengar itu biasa saja tapi lain hal nya dengan khaluna ia mendelik tajam mengarah rangga, ayah aksa."ngapain datang? "
tanya aksa untuk ayah nya ."bayar tagihan rumah sakit mu, setelah kau membaik kau akan sekolah di St George's International School"
sedikit informasi bahwa SGIS adalah sekolah tebaik di swiss.mendengar ucapannya barusan dua orang di depan nya sangat terkejut terutama buat aksa yang terkejut bukan main, ia bahkan sampai mengamuk sampai sampai barang barang di sekitar nya ia berantaki dan berserakan dimana-mana. tak berselang lama kemudian dua orang yang sepertinya dokter dan suster datang dan lansung menyuntikan cairan tidur agar tidak membuat keadaan semakin kacau.
aksa lalu tertidur pulas, di sisi lain rangga dan khaluna kini tengah duduk di sofa merah ruangan aksa di rawat. khaluna yang terus menatap tajam rangga membuat nya tak nyaman, dengan segera rangga menjelaskan ke pada teman putranya ini.
"kudengar nama mu khaluna bukan?"
tidak ada jawaban dari khaluna malah ia semakin kesal dengan ayah aksa, kenapa ia bisa kesal? karna rangga adalah ayah yang menurutnya kurang baik untuk aksa. sifatnya yang dingin, cuek, arogan. bahkan yang paling parah nya di tempat umum ia tidak pernah mengakui aksa sebagai anak nya.entah masalah apa yang bisa membuat ayah aksa bersifat seperti itu pada putra nya.
"walaupun ga ada gunanya saya jelasin tapi dari pada kau terus mengikuti aksa akan saya jelaskan.saya sangat sibuk sampai ga bisa ngurus aksa, saya juga mau putra saya memiki pendidikan yang tinggi, jadi saya akan membawa aksa pada mama nya di swiss lalu melanjutkan study nya di sana"
"apa kak aksa akan kembali?apa khaluna masih bisa ketemu sama kak aksa? "
tanya khaluna pada ayah aksa dengan ekpresi memelas."saya ga bisa jawab itu sekarang,entah aksa akan kembali lagi atau tidak, sebaiknya mulai sekarang kau jauhi aksa karna kulihat kau sangat dekat dengan nya. saya ga mau kalo aksa tidak bisa fokus disana karna memikirkan mu"
"om rangga jahat banget,kak aksa itu kakak aku!!!
kenapa om rangga ga bolehin aku dekat dekat kakak ku!!""INI SAYA LAKUKAN JUGA DEMI AKSA!!"
rangga dengan sengaja meninggikan nada bicara nya hal itu membuat khaluna terdiam, lalu ia pergi berlari keluar dari ruangan aksa dengan menahan tangisanya.
ia berpikir ini semua gara gara dia , sehingga aksa di taruh ke swiss agar ia tidak bisa berteman dengan aksa.rangga berpikir bahwa teman perempuan putra nya sangat berlebihan, sedekat itu?.
☆☆☆
Hari demi hari kondisi aksa semakin hari semakin membaik. tapi tidak dengan suasana hatinya bahkan ia bicara saja sangat sedikit lebih tepat nya ia menjadi sangat cuek.
ada dua masalah yang saat ini tengah bergelantung di pikiran nya. soal khaluna yang tidak lagi menemui nya dan soal ayah nya yang akan memindahkan nya ke luar negeri.saat ini aksa tengah merenung sambil berpikir bagaimana cara nya agar ia terbebas dari sini supaya rangga tidak bisa menemuinya.
DRTT... DRTTT
ponsel aksa bergetar menanda kan bahwa ada telfon masuk , lalu ia menangkat benda pipih tersebut dan tertera nomor orang yang tidak di kenali aksa.
ia sempat menolak tapi nomor tersebut terus menghubungi nya, karna ia kesal lalu ia menerima sambungan telfon tersebut.
"SIAPA??"
"a-aku khaluna"
deg , jantung aksa berdetak lebih cepat.
suara yang ia nanti nanti kan akhir nya terdengar juga oleh aksa.
tapi ada pikiran lain yang terus mengelilingi nya, ia ingin khaluna tidak mau terlihat sedih di mata aksa tentang kepergian nya ke swiss nanti.'apa sebaik nya aku pura pura amnesia aja ya'
"khalunaa?? sorry, siapa khaluna?"
balas aksa sedikit berat untuk melontar kan nya."kak aksa eng-ga lagi bercanda kan?"
tanya khaluna dengan nada bicara yang agak bergetar,ada rasa sakit yang menyayat dada nya."engga tuh"
khaluna tiba tiba dengan cepat mematikan telfon nya,hal itu membuat aksa menghela nafas panjang.
'maafin aku una'
☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARTHA
Teen FictionJEVANDRA AKSA DIARTHA biasanya teman teman nya menyebutnya aksa, laki laki yang sangat cuek tapi sangat manis jika bersama sahabat nya. KHALUNA ATHAYA SABIRU. dahulu saat aksa berumur 15 tahun ia memiliki sahabat yang sudah ia anggap sebagai bagian...