Di usia delapan tahun, Bahagia bermimpi menjadi seorang tuan putri yang akan dinikahi pangeran.
Di usia delapan belas tahun, dia bermimpi untuk menjadi penulis dengan novel yang akan terjual ribuan bahkan jutaan eksemplar.
Namun di usia dua puluh delapan tahun, realita yang ia hadapi membuatnya membuang segala mimpi yang ia punya ke tempat sampah.
"Realistis aja. Di usia sekarang, yang perlu kita lakuin cuma kerja cari uang biar gak kelaparan dan bisa bayar segala tagihan."
Di usia delapan tahun, Sabrang ingin menjadi Power Rangers yang akan menyelamatkan dunia.
Di usia delapan belas tahun, dia tak punya gambaran akan menjadi seperti apa.
Di usia dua puluh delapan tahun, alur membawanya pada sesuatu yang tak pernah ia duga.
"Cukup gini aja lah. Terserah orang mau bilang gue engga punya ambisi atau apa. Karena gue emang engga suka kerja keras dan ngerepotin diri gue sendiri."
Di usia delapan tahun, Jafis hanya ingin menjadi seperti Ayah.
Di usia delapan belas tahun, mimpinya masih sama dan tak pernah berubah.
Di usia dua puluh delapan tahun dia mewujudkan segalanya dengan tak mudah.
"Yang bisa gue lakuin sekarang cuma satu; cari uang. Karena bokap pernah bilang, punya banyak uang itu mengerikan. Tapi lebih mengerikan kalo kita engga punya uang sama sekali."
***
13 Agustus 2024
Noumi Toge
KAMU SEDANG MEMBACA
Home is Far Away
General Fiction"Bukankah kita terlalu tua untuk bicara soal mimpi?"