Epilog

4 0 0
                                    

"MAMA AKU KETERIMA!!!" teriakan perempuan itu terdengar nyaring sampai ke lantai bawah yang membuat sang mama terkejut.

perempuan itu lari keluar kamar untuk menghampiri sang mama yang sedang di dapur sambil membawa laptop yang ada di tangannya.

"Mama!! aku keterimaa!!!" teriak seru anak itu lagi.

"Ke terima? Selamat sayang." Ucap mama sambil memeluk anaknya.

"Makasih ma." balas anak perempuannya yang pipinya sudah basah dengan air mata.

Anak yang berbahagia sangat itu bernama Asya, anak bontot kesayangan keluarga nya yang baru saja keterima di SMK terfavorit dikotanya. Sudah jelas bukan mengapa dia sangat berbahagia?

Mama melepaskan pelukannya.
"Daftar ulang kapan?"

"Hari senin minggu depan ma." balas Asya.

"Asya ke kamar dulu ya ma." Asya langsung berlari ke kamar sambil bernyanyi dengan nada yang sangat bahagia.

Asya membaringkan tubuhnya di kasur kesayangannya, dan sesekalia ia bersenandung.

Asya menghentikan kegiatan nyanyinya dan mulai berpikir.

"Nanti bakalan ada yang mau temenan sama gue ga ya?" Asya mulai overthinking bagaimana kelanjutan nya.

Beberapa menit berlalu, dia mendapatkan banyak sekali notifikasi dari gawai nya.

Asya mengambil gawai yang ada di sebelahnya, dan membuka aplikasi WhatsApp. Ia melihat banyak notifikasi dari grup teman teman nya yang sekarang juga sedang excited lihat pengumuman.

Asya merasa jantungan ketika melihat pesan dari Arma, dan tentunya teman temannya yang lain merasakan apa yang ia rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asya merasa jantungan ketika melihat pesan dari Arma, dan tentunya teman temannya yang lain merasakan apa yang ia rasakan.

Asya merasa jantungan ketika melihat pesan dari Arma, dan tentunya teman temannya yang lain merasakan apa yang ia rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asya merasa sangat lega melihat kalau semua nya keterima di sekolah mereka mau. Btw mereka satu sekolah lagi, mereka udah mutusin buat satu SMK lagi semenjak mereka kelas 8 dan syukurnya mereka masih sama sama sampai mereka beranjak menuju SMK.

Dia menaruh gawainya di nakas sebelah kasurnya lalu mengambil remote untuk menyalakan tv yang ada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia menaruh gawainya di nakas sebelah kasurnya lalu mengambil remote untuk menyalakan tv yang ada di hadapannya.

Asya menekan nekan tombol remote itu untuk mencari dance practice dari lagu girl group kesukaannya.

Asya menari mengikuti irama lagu dan mengikuti koreografi dari tarian tersebut.

Su, su, su, supernova

Sageoneun dagawa ah, oh, ayy

Geosege keojyeoga ah, oh, ayy

Jilmuneun gyesokdwae ah, oh, ayy

Urin eodiseo wanna oh, ayy

Sageoneun dagawa ah, oh, ayy

Geosege keojyeoga ah, oh, ayy

Tell me, tell me, tell me, oh, ayy

Urin eodiseo wanna oh, ayy

Urin eodiseo wanna oh, ayy

*cklek

"De?"

Asya memalingkan muka nya ke arah pintu yang terbuka. Terlihat sesosok lelaki yang sedang mengintip lewat pintu yang terbuka setengahnya.

"Apa abang?" ternyata yang membuka pintu itu adalah abang nya Asya, namanya Bang Arta.

Bang Arta ini anak kedua di keluarga mereka, bang Arta itu kelas 12 dijurusan yang sama sama Asya. Dia anggota MPK di SMK nya. Bang Arta itu orang nya manis, cakep, wangi, tapi nyebelin abis. Dia juga orang nya pemales tapi rajin, ngerti ga?

Jadi bang Arta tuh kalau mau ngelakuin sesuatu itu harus kemauan nya, jangan disuruh suruh. Kecuali kalau yang suruh Mama sih.. Bang Arta pasti langsung nurut.

Kalau ke Papa kadang kadang nurut nya, kalau ada mau nya pasti nurut, kalau ga ada ya udah. Tapi bang Arta tuh paling takut sama Papa, karna kalau Papa marah nya tuh beda sama Mama. Mama tuh marah cerewet, kalau Papa, marah yang marah bapak bapak dan kalau udah marah Papa ga bakal kasih uang jajan. Intinya gitu.

Balik lagi ke cerita...

"Ada apa abang?" Tanya Asya.

"Kamu keterima??" Asya mengangguk.

"Anjay"

setelah mengatakan itu Bang Arta pergi gitu aja tanpa tutup pintu kamar. Asya memutarkan bola matanya malas. Dia sudah lelah sama kelakuan abangnya itu. Lagian juga Asya males banget buat marah marah.

Asya berjalan menuju pintu untuk menutup nya, lalu ia melanjutkan rutinitasnya yang tadi sempat tertunda akibat abangnya itu.











TBC

Hello guys, gue bawain cerita baru nih, anjay.
Ini kayak gabut tapi niat aja sih, tapi gabut. yaudah lah daripada ga guna gabut scroll tiktok aja mending bikin cerita yang bikin gue bahagia, anjas. Sebenernya ada sesuatu alasan sih yang bikin gue buat cerita ini tuh.. tapi itu rahasia gais, hahaha. Biar gue sama Tuhan aja yang tau.

i hope y'all like my story💞

Jangan lupa Vote sama Komen ya!!!!!!!

ramein juga cerita ini

semoga rame ceritanya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang