17

376 54 6
                                    

Kalau ada typo dan nama yg belum ke edit tandain yaa

"Pacar?" Ben mengamati Pooh. "Kau pacarnya?"

"Apa ada masalah?"

"Apa ada bukti?"

"Pooh, Pooh,"  Pavel merasa tubuhnya terbakar dan otaknya ingin meledak sementara tubuhnya akan jatuh ke lantai karena kakinya berubah menjadi jeli, untuk mencegah dirinya jatuh dia dengan cepat bersandar pada Pooh.

"Kenapa kau di sini? Bawa aku pulang cepat, aku pikir aku mabuk. "

"Baik."

Pavel takut mempermalukan dirinya sendiri sehingga dia berbisik ke telinga Pooh, tapi dimata Ben mereka seperti saling menggoda secara diam-diam.

Benjamin mengangkat alisnya.
"Dia dia tidak punya pacar."

"Dia marah dan memutuskan untuk pergi ke bar," bantah Pooh.
"Maaf telah mengganggumu, selamat Natal." Pooh mengangguk sedikit kearah Ben.

Pooh mengangkat Pavel seperti membawa sekarung beras, seolah-olah dia akan membuang Pavel ke kuburan.

"Poohh, aku merasa panas."

Pavel dengan grogi masuk ke taksi, kepalanya bersandar di bahu Pooh dan tanpa sadar melepas jaketnya, Pooh membelai pipinya yang merah tidak normal, dan terasa cukup panas.

"Apa kau minum sesuatu?"

"Tidak," Pavel merasa aneh, dia merasa seperti minuman yang dia minum bukan koktail biasa melainkan alkohol murni, membakar seluruh tubuhnya.

"Yang aku minum hanya 2 koktail, mereka tidak terlalu kuat, hanya terasa seperti jus."

"Koktail?"

"Ya."

Pavel merasa mual, apa supir taksi ini pensiunan pembalap F1? lalu lintas pada waktu itu sedikit lenggang, sehingga taksi tua itu melaju kencang, seolah-olah "selama dia mengemudi cukup cepat, kesedihan tidak akan pernah menyusul".

Melalui celah kaca jendela, angin menampar wajah Pavel, tetapi angin ini tidak membuatnya sadar malah membuatnya lebih mual, perutnya yang bergejolak, isi empedu memenuhi tenggorokannya.

Sopir taksi itu jelas berpengalaman, dengan melirik pavel dia berbicara dengan dingin.

"Biaya ganti rugi 200 dolar untuk muntah didalam taksi."

Mendengar bahwa dia harus membayar 200 dolar, Pavel buru-buru menahan isi perutnya yang hampir keluar, Pooh memijat punggungnya dan dengan lembut memberitahunya.

"Tidak apa-apa, kita akan segera sampai"

Pavel takut dia akan muntah jika membuka mulutnya, dia hanya bisa mengencangkan bibirnya dan mengangguk, hanya untuk merasa mual lagi, dan berusaha mengalihkan perhatiannya.

Selama ini pavel hanya pernah minum bir, lagipula dia adalah seorang praktisi seni bela diri, juga karena dia cukup umur. Ketika di rumah selama liburan dia akan menikmati beberapa paha ayam dan bir dengan ayahnya setelah latihan, sepuluh kaleng bir pada dasarnya tidak berpengaruh padanya, jadi dia percaya diri dengan kemampuan minumnya.

Namun dia hanya minum 2 koktail malam ini, apa koktail itu benar-benar beralkohol?
Pavel mengingat-ingat, ia memesan daiquiri semangka, bermain game di ponselnya, lalu Ben datang, mentraktir minum. Setelah banyak berpikir Pavel berteriak dalam diam, dia tiba-tiba tercerahkan dan dengan demikian merasa lega..

Akhirnya tiba di asrama, Pavel merasa seolah sedang melayang, dan harus dipapah oleh Pooh saat keluar dari taksi. Pavel masih merasa mual tapi dia tidak bisa menahan keterkejutan nya.

Love Stop Rumors (PoohPavel ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang