BAB 10

1.1K 72 3
                                    

HAPPY READING ヾ(^-^)ノ


Kemudian adegan di hadapan Alexanderix berubah lagi dan memperlihatkan Alex kecil yang sudah berumur 8 tahun sedang meringkuk menahan sakit di sekujur tubuhnya yang sedang berada dalam jeruji besi seperti tempat penjara.

"Kenapa.. Kenapa aku harus hidup.. Kenapa tidak mati saja.. Hiks.. Aku lelah... Mom.. Aku lelah.. Ku. Mohon tolong jemput aku.." ucapnya dengan tatapan kosong juga air mata yang terus menerus mengalir membasahi pipinya.

Kemudian seorang peniaga masuk lalu mencambuknya sehingga tubuhnya kembali terluka dan darah segar mulai membasahi lantai yang tadinya sudah kering kerana darahnya kembali basah lagi.

Kemudian adegan di hadapan Alexanderix berubah lagi menjadi tempat ruangan putih khusus orang sakit jiwa dan memperlihatkan Alex yang sudah berumur 10 tahun menatap dinding putih itu dengan tatapan kosong yang tidak mempunyai pancaran kehidupan lagi di mata itu, lalu tiba-tiba saja pria berjas putih itu masuk dan menghampirinya dengan jarum suntikan di tangan pria itu kemudian ia menyuntikkan nya di lengan Alex tetapi Alex tetap tidak bergerak sedikit pun.

Alexanderix yang melihat adegan di depannya mengepalkan tangannya dengan kuat dan rahangnya mengeras akibat melihat kilasan memori Alexander.

Lalu adegan itu mulai berubah lagi menjadi tempat taman yang memperlihatkan Alex yang sudah berusia 15 tahun sedang melihat sebuah keluarga bahagia di depannya.

Seorang anak kecil serta ayah dan ibunya yang sedang bermain juga bercanda tawa terlihat di depan Alexander dan ia hanya melihat terus keluarga bahagia juga harmonis di depannya dengan pandangan kosong sambil bergumam.

"Apakah keluarga bahagia seperti itu.." gumam Alexander pelan sambil menatap lurus sebuah keluarga bahagia di depannya.

kemudian Alexanderix tiba-tiba merasa tenggelam sehingga membuatnya susah bernafas hingga akhirnya ia terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak teratur juga keringat membanjiri tubuhnya ketika mendapat sebuah ingatan dari Alexander asli.

Beberapa menit Xander mengatur nafasnya lalu ia pun bangkit menuju kamar mandi dan melihat dirinya di pantulan cermin dengan tatapan kosong beberapa saat hanya diam sembari melihat pantulan dirinya di cermin ia pun mulai bergerak untuk membersihkan dirinya.




NEW YORK
- Airport

Pria yang berpakaian jas layaknya seorang CEO sedang menuju Bandara dengan diikuti oleh asisten juga pengawalnya dari belakang serta terdengar suara kekaguman dari orang-orang yang melihat ketampanan juga berwibawanya.

Oh my god he look so handsome!

Hey handsome would you like to be my boyfriend!

How dare you bi*ch he's mine!

Are you looking for a sugar baby..

Aww I feel butterfly in my stomach!!

Do you need a wife!

I also can be your wife handsome!


Itulah kata-kata orang kerana mengagumi pria yang sangat tampan bernama Livius sanderez yang merupakan seorang CEO Lez's Corporation di usia 26 tahun akan tetapi ia mempunyai sebuah masa lalu yang sangat kejam disaat ia masih kecil oleh kerana itulah ia berada di New York, kerana sebuah tragedi yang terjadi di masa lalu saat di negara kelahirannya ia harus pindah ke New York demi melanjutkan pelajarannya juga membangun Syarikat hingga sekarang Lez's Corporation menjadi syarikat terkenal pertama di New York.

Saat ini Livius sudah memasuki penerbangan dan ia duduk di tempat khusus untuk orang VVIP ia sedang memandang ke luar jendela yang hanya memperlihatkan langit yang sepertinya mendung seperti hatinya saat ini, ada rasa takut juga kebencian yang sangat mendalam di hatinya lalu ia pun bergumam.

"Kamu harus Kuat.. Liv.. Semuanya akan baik-baik saja..." gumamnya sambil menghela nafas diakhir.

Kembali ke Xander saat ini ia sudah berada di sebuah taman yang ia lihat di ingatan Alexander asli dan cuaca sepertinya juga merasakan kesedihan dalam hatinya beberapa jam duduk di kursi taman itu ia pun mulai beranjak pergi ke apartmennya.

Setibanya di apartmen ia langsung masuk kemudian merebahkan tubuhnya di kasur sembari melihat ke atas langit-langit kamarnya yang gelap tetapi terdapat sebuah cahaya kelap kelip yang terpancar dari jendelanya, ia merasakan kekosongan di hatinya lalu tanpa sengaja ia melihat sebuah piano di pojok kamarnya yang ternyata adalah milik Alexander asli dan ia tanpa sadar bangkit dari kasur lalu berjalan ke arah piano itu.

Kemudian Xander pun duduk sembari meletakkan jari-jarinya di piano itu lalu ia mulai memainkan sebuah lagu yang selalu ia mainkan saat di kehidupannya yang dulu sebagai Alexanderix Demonios, suara merdu dari piano itu memenuhi ruangan kamarnya serta awan yang mendung mulai menurunkan hujan tetapi Xander tidak berhenti memainkan piano itu ia tambah mempercepatkan jari-jarinya untuk memainkan piano itu akibat terbawa perasaan yang bercampur aduk seperti marah, sedih, benci, bahagia, kesepian, takut, sakit, juga kekosongan tanpa ia sadari air matanya mulai menetes jatuh membasahi piano yang ia mainkan.




Lagunya yang di atas itu ya guys👆

Sudah berkali-kali Xander memainkan ulang lagu kesukaannya tanpa berhenti sehingga tangannya yang masih luka itu kembali robek dan mengeluarkan darah juga mengenai seluruh piano yang ia tekan sedari tadi akibat mengingat kenangan masa lalunya yang sangat menyakitkan sehingga membekas di hatinya membuat dirinya tidak terkendali dan ingin melampiaskan semuanya dengan cara memainkan  piano.

Sedangkan di sisi Tiga pria yang melihatnya di sebuah layar rekaman tetapi tiga orang itu berbeda tempat dan mereka adalah Chris dan gengnya yang berada di markas mereka serta avin dan gengnya yang berada di mansion Argarius juga Azior yang berada di kamar pribadinya sembari memandangi CCTV yang memperlihatkan Xander yang sedang memainkan sebuah lagu yang seperti menyiratkan semua penderitaan yang ia alami di piano itu tanpa berhenti sedari tadi dan itu membuat ketiga orang itu merasakan sakit yang sangat dalam hingga membuat mereka sesak di hati mereka masing-masing begitu juga dengan kawan-kawan protagonis dan antagonis pria yang juga ikut menonton Xander sambil mendengarkan sebuah lagu yang di mainkan oleh Xander sangat sedih menurut mereka.

Bagaimana mereka bisa tahu itu kerana mereka memang sudah memasang chip kecil di sudut kamar Xander yang susah untuk dilihat dan Xander tidak menyadari itu semua akibat terlalu malas melakukan apa pun di dunia yang menurutnya sama kejamnya seperti dunianya yang dulu.





Makasih kerana sudah membaca cerita author dan jangan lupa buat vote dan komennya ya 🥰💖

Maaf juga kalo ada typo ya guys mohon di maklumin aja hehe




Transmigrasi Alexanderix to AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang