01

9 0 0
                                    

Senin, 19 September 2015

Harusnya menjadi hari bahagia untuk semua siswa-siswi yang kini tengah merayakan hari kelulusannya, namun tidak dengan gadis yang terlihat sangat gusar sekali. Iya seperti tengah mencari-cari sesuatu namun seperti tidak ia temukan sampai berakhirnya acara kelulusan itu.

"Argh!" Teriak gadis itu saat sampai didalam kamarnya.

Ia mencoba menghubungi seseorang, akan tetapi sepertinya nomor yang ia coba hubungi berkali-kali itu tidak merespon satupun telponnya. Gadis itu kembali berteriak dan menjambak rambutnya sendiri, terlihat saat ini keadaannya sangat kacau sekali.

Air matanya mengalir menganak pinang di pipinya yang mulus, membuat riasan wajahnya yang terlihat anggun dan elegan hancur seketika.

"Alisya!" teriak seorang lelaki setengah baya yang merasa sangat jengah dengan sikap putrinya yang terlihat sangat berlebihan.

Lelaki setengah baya itu amat tidak suka mendengar suara tangisan dirumahnya, dengan tak sabaran ia ketuk pintu kamar putrinya. Dan dengan keadaan berantakan gadis itu membuka pintu, tampaklah lelaki setengah baya yang merupakan ayahnya itu.

Plak!

Satu tamparan keras gadis itu rasakan, sebelumnya ayah tidak pernah seperti ini. Ayahnya memang tegas dan sangat keras, namun lelaki setengah baya itu tidak pernah bermain tangan dan itu cukup membuat semua orang terkejut terutama gadis yang kini hanya diam membisu.

"Untuk apa kamu menangisi laki-laki bajingan seperti dia?" tanya lelaki setengah baya itu dengan mata yang memerah.

Ia usap wajannya,"Mulai detik ini, putuskan hubungan kamu dengan dia. Ayah tak sudi kalau sampai ayah tau kamu masih berhubungan dengan dia, tak segan ayah akan usir kamu dari rumah ini."

Luruh sudah air mata Alisya, ia tidak tau apak yang akan terjadi setelah hari ini. Ia sangat mencintai lelaki yang kini sudah pergi meninggalkan dirinya tanpa sepatah katapun, kecewa? Jelas, namun rasa cinta dihatinya amat besar.

"Syela, bawa putri mu masuk kedalam. Dan buat dia berhenti menangisi lelaki bajingan itu,"

Dengan sigap wanita setengah baya yang sedari tadi hanya diam itu segera mendekati putrinya, dan membawa Alisya masuk kedalam kamarnya.

Namun semuanya tidak berlangsung membaik, hari-hari gadis itu habiskan didalam kamarnya. Gadis yang selalu ceria itu kini bak hilang ditelan bumi, hanya menyisakan raganya yang kosong.

                         ***********

Alisya Mahdiya Putri,  gadis cantik yang ayahnya nikahkan diusianya yang terbilang masih sangat belia. Namun lelaki setengah baya itu merasa jika keputusannya adalah keputusan yang paling tepat, ia tidak ingin putrinya terjerumus pada pergaulan bebas. Alisya meminta izin untuk melanjutkan pendidikannya di Yogyakarta, sebab itu Mahardhika mengambil keputusan yang orang-orang anggap sangat tidak masuk akal. Mahardhika meminta lelaki bernama Azzam Malik Virendra untuk menjadi pendamping hidup putrinya, namun Alisya merasa ayahnya sudah tidak waras dengan meminta sahabat dekatnya itu untuk menikahinya hanya karna ia ingin melanjutkan pendidikan di Yogyakarta.

Namun mau tidak mau gadis itu harus menuruti perintah ayahnya yang tidak mungkin bisa dibantah oleh siapa pun termasuk Syela ibu Alisya , akhirnya dengan terpaksa Alisya menerima syarat ayahnya itu dan kini pernikahan mereka sudah menginjak tahun ke sepuluh. Alisya dan Azzam tuhan karuniai putra yang amat sangat tampan yang keduanya beri nama Sekala Malik Virendra. Anak lelaki itu kini sudah  berusia lima tahun, dan sudah hampir sepuluh tahun juga Alisya mencari seseorang yang membuatnya memutuskan tekad untuk mendatangi kota ini, akan tetapi sepertinya niat awal ia datang ke kota ini tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Gadis itu tak pernah menemukan seseorang yang dirinya maksud, sampai saat ini dirinya sudah menjadi seorang istri sekaligus ibu dari buah hatinya bersama Azzam.

Takdir yang tidak direncankanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang