Banyak yang bilang memiliki keluarga lengkap itu sangat menyenangkan. Iya, itu memang menyenangkan, tapi itu hanya untuk keluarga cemara.
Ada juga yang bilang, memiliki keluarga lengkap tidak semenyenangkan itu, karena kita harus dihadapkan dengan 2 pilihan yang akan menentukan kehidupan kita kedepannya. Dan itu yang dikatakan anak broken home. Tapi, bagaimana dengan keluarga yang toxic? Apakah bisa disebut dengan keluarga cemara? Keluarga beringin? Atau keluarga broken home? Hah..... Memikirkannya saja membuat bingung kan.... Terkadang, apa yang kita lihat tidak seperti apa yang kita bayangkan. Seperti halnya keluarga satu ini. Dengan kepala rumah tangga yang tegas, ibu rumah tangga yang selalu dirumah, dan dengan kedua putranya yang saling menyayangi satu sama lain.Hendra Cahyono, biasa dipanggil pak Hendra oleh teman-teman kantornya dan dilingkungan tempat tinggalnya. Menjadi kepala keluarga dengan dua putra yang tampan rupawan. Bekerja di salah satu perusahaan IT yang sangat terkenal di kota Jakarta yang luas ini. Menjabat sebagai manager untuk saat ini. Menjadi seorang ayah yang akan selalu dicontoh oleh kedua putranya. Menjadi pemimpin dan pelindung untuk keluarganya.
Rose Rahnawan, biasa dipanggil bunda oleh tetangganya dan orang-orang yang tinggal disana. Walau sudah berkepala 3,tapi kecantikan bunda Rose ini masih bisalah ditandingkan dengan anak-anak SMA lainnya. Bahkan tak jarang bunda Rose dianggap masih SMA karena wajah dan penampilannya yang bisa dibilang tidak mirip samsek dengan IRT diluaran sana, yang selalu pergi dengan daster hijau, celana hitam, dan kerudung merah legam dengan bedak 1001 lapis dan lipstik merah merona semerona pantat babun. Penampilan bunda Rose saat berada dirumah dan di luar 180° berbeda. Seperti IRT biasa jika bunda Rose ada dirumah, tapi sekalinya keluar, wih semua mata tertuju padanya. Ibarat janda kembang yang keluar untuk membeli sate di angkringan depan gang.
Angkasa. Yah, hanya Angkasa. Menurut Hendra, memberikan nama itu sangatlah susah. Jadi, dengan sengaja, dirinya hanya menamai anak pertamanya dengan satu kata, Angkasa. Bunda Rose juga tidak mempermasalahkan soal ini. Menurutnya, memang benar apa yang dikatakan suaminya, memberikan nama untuk sang buah hati itu sulit. Dan yah, hanya dengan satu nama itu, mereka tidak perlu pusing-pusing untuk mengajarkan Angkasa menghapal nama lengkapnya. Cukup tunjukkan jarimu keatas, dan dengan semangat, Angkasa akan menjawa dengan lantang, ANGKASA!.
Aksara. Yah lagi dan lagi mereka hanya memberikan nama satu kata untuk anak kedua mereka. Hanya selisih 1 tahun usia Angkasa dengan Aksara. Entahlah, Aksara hanya sebuah ketidak sengajaan yang terjadi dimalam itu. Yah, dengan adanya Aksara hubungan kedua pasutri itu sedikit renggang. Hendra yang memang ingin memiliki satu anak merasa tidak senang dengan kehadiran Aksara. Begitupun dengan Rose. Walau dirinya juga tidak mengharapkan kehadiran Aksara, tapi jiwa sekrang ibu tidak akan pernah membuat siapapun melukai anaknya, sekalipun itu ayahnya sendiri. Karena perbedaan pendapat ini membuat hubungan mereka menjadi renggang dan dingin.
Bertahun-tahun mereka lewati dengan hubungan yang dingin ini dengan biasa saja. Selayaknya sebagai orang tua, Hendra tetap menafkahi keluarganya seperti biasanya. Rose yang selalu siap siaga untuk suami dan kedua anaknya. Angkasa yang selalu menjaga Aksara, begitupun Aksara, dirinya akan selalu menjadi tameng untuk kakaknya.
Angkasa dan Aksara merasa sangat bahagia dengan keluarganya ini. Keluarga cemara yang selalu mereka banggakan pada teman-temannya. Keluarga mereka yang selalu orang-orang itukan dan dambakan. Gambaran keluarga yang memang patut untuk dipertontonkan dan dibanggakan. Tak jarang Angkasa dan Aksara akan membusungkan dada dan dengan bangga membanggakan keluarganya yang sangat diirikan oleh murid-murid disekolahnya.
.
.
.
.Dengan pakaian khas anak SMA pada umumnya, dengan kemeja putih dan celana abu, dengan dasi yang terpasang apik melingkar dileher keduanya. Angkasa yang akan mengawali sebagai murid baru kali ini, dan juga Aksara yang memang satu angkatan dengan Angkasa. Bagaimana tidak, jika Aksara memaksa ikut Angkasa masuk tk waktu dulu. Dengan terpaksa, Rose dan Hendra memasukkan Aksara dikelas yang sama dengan Angkasa. Awalnya mereka hanya membiarkannya saja, tapi selang satu minggu, mereka di panggil oleh guru Angkasa dan membahas soal Aksara. Sang Guru mengatakan bahwa Aksara berpotensi untuk naik kelas ke jenjang SD. Dengan perasaan yang bahagia, mereka tetap menyekolahkan Aksara walau usia Aksara selisih 1 tahun dari anak-anak lainnya.
" Kalian jangan buat onar mengerti! Ini hari pertama kalian masuk sekolah. Dan satu lagi, kalian harus saling jaga satu sama lain, mengerti? " ujar Rose memberi wejangan pada kedua putra tampannya.
" Tenang saja bund, kakak akan selalu menjaga Aksara, begitu pula sebaliknya, iya gak Ak? " jawab Angkasa dengan semangat pada Rose.
" Hmm.... Tentu saja, kita akan saling menjaga satu sama lain bund, " jelas Aksara.
" Gak usah malu-makuin kamu! Jangan bikin ulah! Ikutin apa kata Angkasa, jangan asal main jalan aja, ngerti? " tegas Hendra dengan menatap Aksara dengan intens. Aksara hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan sarapannya.
" Angkasa juga, kamu jaga adik kamu baik-baik, dan jangan terlibat perkelahian ok? " ujar Rose kembali.
" Tenang saja bund, " jawab Angkasa dengan tegas.
Setelah acara sarapan mereka selesai, Angkasa dan Aksara segera beranjak untuk berangkat kesekolah dengan Hendra yang akan mengantarkan mereka berdua. Rose dengan gesit membereskan sisa sarapan mereka untuk kemudian ia cuci dan tata kembali. Sisa masakan pagi ini, tidak ia buang, melainkan ia simpan di kulkas untuk ia hangatkan siang nanti. Yah, lumayan. Rose hanya memasak di pagi dan malam hari, kecuali hari sabtu dan minggu dirinya akan akan memasak tiga kali, itupun jika masakannya tidak sisa.
Selesai dengan urusan dapur, Rose dengan cekatan beraktivitas seperti biasanya. Membersihkan rumah dari debu, menyapu lantai, dan mengurus pakaian suami dan anak-anak nya. Hidup dengan 3 lelaki itu tidaklah mudah bagi Rose. Dimana Hendra yang dengan asal mencampur pakaian kotor dan bersih di sembarang tempat, dan akan membuat dirinya 2x lebih ekstra lagi untuk memilih pakaian untuk suaminya. Belum juga Angkasa yang selalu lupa menaruh pakaiannya. Entah yang ada di almari, kasur, kolong kasur, bahkan tak jarang dirinya menemukan pakaian Angkasa di dapur dan ruang tengah. Berbeda dengan Aksara. Aksara bisa dibilang memiliki sifat dan kepribadian yang sama dengannya. Aksara akan selalu menaruh pakaian kotornya diranjang khusu pakaian kotor yang sudah Rose siapkan di setiap kamar. Aksara juga sangat teliti dengan pakaian miliknya.
" Memang benar, Aksara adalah anakku ke kekekekeke... " kekeh Rose merasa geli dengan pemikirannya sendiri.
.
.
.Suasana di dalam mobil terbilang sangat sunyi. Hendra yang memang tidak pernah berbicara ketika mengemudi, Aksara yang hanya fokus dengan bukunya dan Angkasa yang asik dengan game yang ia mainkan di ponselnya.
" Setelah selesai langsung pulang, jika ingin bermain izin lah dengan bunda atau ayah, agar kami tidak khawatir, " ujar Hendra pada kedua putranya, atau lebih tepatnya pada Angkasa. Setiap berbicara Hendra hanya memfokuskan matanya pada Angkasa. Melirik Aksara pun ia sangat malas.
" Iya, siap yah. Kami sekolah dulu ya, bye bye yah! " pamit Angkasa pada Hendra sebelum sangat ayah menginjak gas meninggalkan sekolah yang akan Angkasa dan Aksara tempati.
Dengan takjub, Angkasa dan Aksara tak henti-hentinya mengucapkan kata " woah! " setiap kali mereka melihat bangunan yang menurut mereka sangat mengagumkan.
Kring! Kring! Kring!
Dengan sedikit kecewa mereka segera berjalan menuju aula bersama murid-murid baru lainnya. Mereka tidak menyangka di awal sekolah ini banyak murid-murid yang mendaftar. Bahkan daftarkan kali ini banyak yang tidak bisa lolos karena sudah penuh ataupun karena nilai yang tidak mencakupi. Sungguh beruntung Angkasa dan Aksara bisa lolos dengan bantuan orang dalam. Jika tidak ada orang dalam, mungkin Aksara dan Angkasa tidak akan diterima, apalagi dengan nilai rata-rata mereka berdua yang hanya 7,5 disemua mapel.
.
.
.
.😅😅😅😅😅
Gimana nih guys, segini dulu aja yah guys....
Lanjut besok lagi......
See you next chapter....
Don't forget to like, comment, and share yah guys...
⭐ ✉
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Pilar
Teen FictionAyah..... Angkasa tidak sekuat apa yang ayah bilang.... Angkasa tidak seberani apa yang ayah sering banggakan.... Angkasa tidak segagah seperti apa yang ayah bayangkan... Angkasa hanya sekedar nama yah..... Angkasa hanya membawa gelar ayah, bukan...