Prolog

7 0 0
                                    

"Nak di sekolah jangan nakal yaa" kata bunda kepada dua anak anaknya bernama Adit dan Siska. Adit berumur 12 sedangkan Siska berumur 11, suasana di tempat mereka sangat damai dan ceriah. Burung-burung menyanyi secara harmonis dan anak-anak berseragam semua sedang bergegas ke sekolah, Adit dan Siska segera mengambil tasnya dan pergi ke sekolah. "Sis! Yang duluan ke sekolah dijajanin!" kata Adit sambil berlari, Siska pun tersenyum dan segera mencoba mengejar Adit. Hentakan kaki mereka terdengar jelas, tertawa mereka menyalakan suasana pagi hari itu. Sambil berlari sepanjang komplek mereka sambil menyapa orang-orang disekitarnya, Om Aji si penjaga toko jajanan favorit mereka, Bu Siti juga yang suka keliling jualan bakso.

Mereka pun akhirnya tiba di sekolah, "yeyey aku menang!!" kata Siska. Adit tertawa sambil memeriksa uang sakunya yang diberikan oleh ibunda mereka, "Halo Adit! Halo Siska!" teriak sebuah suara yang kencang dari depan sekolah. "Pagi Ahmad!" jawab Siska dengan senyum, suara bel sekolah pun berbunyi menandakan kemulaian kegiatan belajar. Adit dan Siska bergegas menuju kelasnya mereka.

Ditengah jam pelajaran sebuah getaran di lantai terasa, Adit berfikir bahwa ia hanya merasa pusing saja. Getaran mulai terasa lebih keras, tak lama kemudian seorang guru terdengar sedang berteriak "AYO EVAKUASI GEMPAAA!!". Rasa ketakutan menyentuh Adit dan ia pun secara panik mencoba untuk keluar dari kelas, tetapi pintunya telah terhalang batu-batu. Siska dari belakang terdengar menangis secara histeris, air mata menetes dari mata Siska sambil ia teriak untuk bantuan. Adit pun menggenggam tangan Siska dan mencoba untuk memecahkan kaca dengan sebuah kursi, sambil memegang Siska dengan erat ia manjat lewat jendela dan segera lari keluar kawasan sekolah. Lingkungan terlihat kacau, orang-orang berlari demi keselamatan. Tak lama kemudian Adit dan Siska mendengar sebuah suara yang sangat familiar.

Orang tua Adit dan Siska sedang berlari menuju anak mereka, "ADITTT SISKAAA!!!" teriak bapaknya. Adit sambil menggandeng Siska berlari menuju orang tuanya, sebelum mereka sempat bertemu orang tua Adit dan Siska tertembak tewas. Badan mereka berdua terjatuh setelah peluru memasuki kepala mereka, rupanya itu adalah salah satu pasukan dari GAM. Orang tua Adit dan Siska adalah pejabat lokal nasionalis kepada RI di Aceh, mereka sudah lama diincar oleh pasukan GAM. Dengan ini Adit dan Siska mencoba kabur dari tempat situ, mereka lari sekencang kencangnya. Kanan kirinya sudah runtuh.... Apakah masih ada harapan untuk hidup?

Adit sudah merasa lelah, keringat telah membasahi tubuhnya tetapi ia tetap memaksa dirinya. Tentu ini buat keselamatan ia, dan ini juga demi keselamatan adiknya...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hidupmu Yang BaruWhere stories live. Discover now