Seorang gadis ingusan dan lahir dari keluarga yang berkecukupan. Ia bernama Laila, akrab dipanggil Liput oleh orang sekitarnya.
Hidup di perkampungan yang padat dengan keluarga yang lengkap, memiliki Adik serta Kakak Laki-laki yang sangat mengganggu...
Deru mesin truk di jalan raya perlahan memelankan lajunya, menghentikan truk itu dengan muatan di dalamnya. Pintu terbuka, menampilkan sosok keluarga kecil yang lelah.
Langkah kecil Laila mendahului mereka yang sibuk, ditemani sang Kakak dari arah belakang.
"Dek, tunggu Mamak dulu." ujar Adi seraya berjalan mengikutinya, membuat Laila seketika menghentikan langkahnya, tubuh kecilnya perlahan berbalik, tak lupa dengan lendir yang mengalir dari hidungnya.
"Ih, kamu! Sini Kakak bersihin!" Adi meraih baju Laila yang terpakai, mengusap ingusnya.
Beberapa saat kemudian, mereka berkumpul dalam suatu rumah, tempat asal Ayah mereka. Rumah itu sederhana dengan tembok putih bersekat, di sekitaran terdapat beberapa rumah milik keluarga besarnya.
Keluarga itu berkumpul dalam satu ruangan, bersenda gurau menyambut kedatangan mereka saat sang Ayah telah tiba di rumah tersebut.
Hingga beberapa bulan kemudian, Laila mulai terbiasa dengan hidup barunya. Terasa beda namun mampu tuk melaluinya, suasana pantai yang di rindukannya, selalu terbayang dalam lamunan.
Suatu hari, gadis kecil berambut pirang itu duduk diantara mereka yang menyaksikan. Pria dewasa itu meraih rambut pendek Laila, mewarnainya dengan hitam pekat, sabar dalam melalui setiap tahap.
"Rambut Laila mau di apain, Om?" tanya Laila, bingung.
"Kamu itu kayak anak pesisir, Om warnain biar rambutmu bagus." jawab Pria itu, kedua tangannya sibuk.
Tak lama kemudian, datang beberapa anak kecil sebayanya, mereka teman sekaligus keluarga besarnya.
"La, ayo main!" ajak salah satu dari mereka, Ia bernama Yuli, Anak dari saudara kandung Ayah Laila, atau bisa disebut dengan sepupunya.
Laila dengan kepalanya yang sedikit menunduk, berusaha mendongak untuk melihat mereka yang datang dan menyapa. Namun tangan Pria di belakangnya menahan Laila, melarangnya untuk bergerak sebelum selesai.
"Tunggu sebentar lagi," ujar Pria tersebut kepada Laila, lalu melihat ke arah anak kecil lainnya. "Mainnya nanti aja! Pergi ke tempat lain dulu sana," lanjutnya dengan nada sedikit kesal, kembali memfokuskan diri pada rambut yang tengah Ia warnai.
"Mak, udah...," rengek Laila kepada sang Ibu yang tengah memperhatikannya.
"Udah diem aja!" tukas Ibunya, membuat Laila kembali memasrahkan diri, senyumnya redup, memainkan sebatang lidi di tangan kanannya.
To be continued.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.