สี่ : mati lampu

149 16 3
                                    

Sebelumnya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya :

Thania langsung menggeleng "Tidak, Damian. Ini sesuatu yang Gibran harus urus sendiri"

Aku langsung memeluk dan menarik lengannya, mengisyaratkan supaya dia ikut denganku. Selain karena suasana yang semakin canggung, aku juga butuh waktu untuk menenangkan pikiranku "Kak, temani Nata dulu aja yok!!"

Kami berdua meninggalkan ruangan, membiarkan Gibran dan Thania berurusan dengan hal mereka.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niatnya ingin memastikan dirinya sudah tidak sibuk dan bisa membahas tugas yang harus mereka kerjakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niatnya ingin memastikan dirinya sudah tidak sibuk dan bisa membahas tugas yang harus mereka kerjakan.

"Kenapa dia malah nanya hal lain sih"

Bahkan setelah menunggu cukup lama, tidak ada balasan lagi. Nata mengecek ponselnya beberapa kali, tapi tetap hening.

"Cuman dibaca? Apa dia masih sibuk ya?" gumamnya menunduk. Sudah hampir dua jam dia menunggu di sini namun tak terlihat tanda-tanda pria itu akan kembali ke ruangannya.

Tak lama kemudian, kak Damian yang tadi menyusul Gibran kembali mendatangi Nata "Gibran kayaknya bakal sibuk, untuk sekarang kamu pulang aja, Nat. Kasihan kamu nanti lama nunggu disini, lagian kan udah dapat nomornya? gampang kalau mau kontak lagi"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

♡ 𝐃𝐨𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐜𝐚𝐫𝐚 ♡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang