Awal

441 42 4
                                    

5 menit, 10 menit, hingga berganti jam.

Membiarkan udara malam masuk menusuk kulit, bahkan sebuah asap tercipta dikala hembusan nafas keluar dari mulut, cukup menjadi bukti bagaimana dinginnya malam itu namun tak sedikitpun membuatnya beranjak dari tempat yang dia duduki meski bibir pucatnya terus bergetar.

Dia adalah Jake, lelaki manis dengan bulu mata lentik juga hidung yang mancung, mengeratkan jaket yang dia kenakan serta menggosok-gosok tangan guna menciptakan kehangatan pada tubuhnya.

Derap langkah kaki baru terdengar, Jake mendongak saat sepasang sepatu itu berhenti di depannya.

"Sekarang pukul 9, kau sudah terlambat 2 jam, Lee Heeseung," Lirih Jake pada sosok yang kini berdiri di hadapannya.

"Maaf aku–"

"Alasan apalagi kali ini yang akan kau perdengarkan padaku? Aku lelah Heeseung, aku lelah jika terus-terusan seperti ini," Guratan kecewa pun seketika muncul di wajah cantik nan rupawan nya.

Pemuda yang Jake panggil Heeseung itu langsung diam, membiarkan Jake mengontrol emosi yang memang disebabkan olehnya.

"Let's break up!"

Jake dan Heeseung, mereka sebelumnya adalah sepasang kekasih yang menjalin hubungan sejak awal masuk SMA dan kini mereka baru saja menginjak kelas tiga setelah melewati libur panjang semester kemarin.

"Apa kau bilang?"

"Aku ingin kita putus!"

"Tatap mataku jika kau serius mengatakan nya!" Tekan Heeseung.

Jake langsung menatap Heeseung dengan lekat dari wajah pria itu sama sekali tidak ada rasa bersalah, netra Jake memerah dan bergetar karena menahan air mata supaya tidak jatuh di depan lelaki pengecut ini, dia tidak mau dipandang lemah, "Hubungan tidak bisa dipertahankan jika salah satu dari mereka berselingkuh."

"Selingkuh? Siapa?"

Jake berdecih, "Pertanyaan bodoh."

Jake mengeluarkan beberapa lembar foto yang dia simpan di saku jaketnya lalu melemparkannya tepat di wajah Heeseung, "Kau tidak bisa mengelak karena itu aku sendiri yang mengambilnya sebagai bukti. Heeseung, se tidak berarti itukah hubungan kita selama ini sampai kau berhubungan dengan wanita lain?"

Sungguh, Jake sudah tidak bisa memberi Heeseung kesempatan lagi, dulu dia masih memberi toleransi dan memaklumi saat Heeseung tiba-tiba membatalkan janji, sering menolak saat di ajak pergi hingga kini jarang ada waktu untuknya, dia sama sekali tidak curiga karena dia sepenuhnya percaya atas semua yang dikatakan Heeseung adalah benar.

Berbagai macam rumor mengenai kedekatan Heeseung dan Karina si kapten cheerleader di sekolah mereka itu dia tolak mentah-mentah, selama ini dia tahan karena dia tidak bisa menelan berita sepihak begitu saja tanpa mencari tahu terlebih dahulu, namun kenyataan yang dia tangkap dengan mata kepalanya sendiri membuatnya sakit dan kecewa atas semua kepercayaan yang selama ini dia beri.

Jake menepis tangan Heeseung yang hendak memegangnya.

"Hubungan kita usai aku tidak mau berurusan denganmu lagi, jadikan ini yang terakhir," Jake pergi membawa rasa kecewanya, walaupun aslinya berat dia merasa benar atas keputusannya untuk melepas sosok yang sudah melukai hatinya.

Heeseung menyeringai, muncul ide gila di otaknya.

────୨ৎ────

"Ah ahh ah p-pelan H-Heeseung, itu s-sakit."

Memang ini bukan yang pertama kalinya bagi Jake, namun Heeseung melakukannya dalam keadaan emosi, jadi dia bergerak dengan kasar.

Te Amo || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang