-Te Amo 01-

333 42 0
                                    

"Pertemuan pertama, kau sudah mampu membuatku terpana."

♕♕♕

Jake memunguti bajunya yang tercecer di lantai lalu segera memakainya dengan terburu-buru, jam menunjukkan pukul 11 malam dan dia harus nya sudah ada di tempat kerja 1 jam yang lalu, Jake sempat melirik sosok yang tengah tertidur pulas setelah membuat ulah itu tak lain adalah Heeseung, dia berjinjit pelan agar tidak sampai membangunkan nya lalu keluar dari kamar gelap itu.

Jake berkali-kali mengucapkan kata maaf, untung bos nya baik bahkan dia tidak mendapat teguran meskipun telah melakukan kesalahan. Lagipula James memaklumi seorang siswa seperti Jake jelas kesulitan membagi waktu antara sekolah dan bekerja. James sangat mengenal Jake yang sudah 2 tahun bekerja dengannya, anak pekerja keras dan penuh semangat tak kenal lelah dalam menjalankan tugasnya sebagai jasa pengantar makanan di resto nya.

Sudah banyak box box makanan yang siap untuk Jake antar sesuai alamat, setelah berpamitan dengan James lelaki cantik itu tancap gas membelah jalan dengan motor yang dia bawa.

Usai berkeliling hanya tinggal satu pesanan yang belum dia antar, sekarang dia berada di depan sebuah apartemen, setelah dia lihat alamat yang sesuai ada di lantai 5.

Jake menekan bel setelah menaiki lift yang membawanya kemari, tak lama ada sahutan dari dalam dan langkah kaki semakin mendekat, pintu terbuka lalu sosok di balik pintu itu muncul.

Jake melemparkannya senyum, "Permisi selamat malam, saya ingin mengantar makanan yang anda pesan, dengan tuan Sunghoon apa benar?"

Merasa tidak ada respon Jake kembali memanggil pria di depannya yang terus menatapnya, "Tuan?"

"Ah maaf," Tersadar Sunghoon pun akhirnya memutuskan kontak mata lalu merogoh saku nya.

Sunghoon menggeleng saat Jake memberinya uang kembalian, "Ambil lah."

Jake tetap menyodorkan nya, "Tidak, ini uang milik anda."

Sunghoon menghentikan tangan Jake membuat mereka saling bertatapan untuk kedua kalinya, "Ambil lah, hitung hitung itu bonus untuk mu karena sudah mau mengantar tengah malam begini."

Jake tersenyum tanpa sadar membuat Sunghoon terpesona, "Itu sudah menjadi tugas saya, tapi terima kasih banyak tuan."

"Ngomong ngomong jangan panggil aku tuan, aku tidak setua itu. Sunghoon, panggil aku Sunghoon."

Sunghoon bahkan mengulurkan tangannya lagi untuk berkenalan dan tentu saja Jake menerima dengan senang hati, Sunghoon orang yang sangat ramah pikirnya.

Jake manggut-manggut mendengar penuturan itu, jika dilihat umur Sunghoon sepertinya tidak jauh beda dengannya, meskipun itu hanya perkiraan nya, dan belum tentu benar.

"Baiklah Sunghoon aku pamit, selamat menikmati semoga Sunghoon suka dan mau memesannya lagi," Jake terkikik di akhir ucapannya.

Sunghoon tak langsung menutup pintunya, kedua netra nya setia mengekori Jake hingga sampai lift, si cantik terus melambai menciptakan semburat pada wajah Sunghoon yang tentu tidak bisa Jake lihat sebab terhalang oleh pintu lift yang kini sudah tertutup.

"Cantik, manis dan menggemaskan," Gumam Sunghoon senyum senyum sendiri setelah berbalik menutup pintu apartemen nya.

Itu tak bertahan lama sebab dirinya mengingat sesuatu lalu reflek menepuk jidatnya, "Bodoh sekali! Kenapa tidak sekalian bertanya siapa namanya, sih?!" Rutuknya pada diri sendiri, menyesal pun percuma kini pria pengantar pizza itu sudah pergi.

"Mama, ayo kita makan dulu!" Seru Sunghoon dari meja makan sambil menyiapkan dua gelas air putih.

Sosok wanita bernama Taeyeon yang disini status nya sebagai orang tua tunggal dari Sunghoon keluar sambil membawa kardus bekas pindahan mereka.

"Oh sudah datang?"

"Iya, hanya ini resto yang buka di jam segini, mama tidak keberatan kan jika makan pizza?"

"Apapun asal itu bisa mengisi perut lapar mama," Taeyeon terkekeh lalu diikuti putra semata wayangnya.

Keduanya makan diiringi dengan senda gurau, terlihat Sunghoon mencoba menghibur ibunya padahal dirinya sendiri juga masih merasa terpukul setelah kehilangan sosok yang selalu mereka rindukan.

────୨ৎ────

Jake mengganti pakaian kerjanya usai menjalankan tugas, sekarang pukul 3 dini hari waktu nya untuk pulang.

Sampai di sebuah gang sepi menuju rumah nya, langkah Jake dibuat terhenti oleh 3 preman dengan penampilan sangar menghadang jalan nya, sepertinya mereka habis mabuk Jake sempat melirik botol botol berwarna hijau berserakan di dekat mereka.

Jake termundur saat mereka semakin mendekatinya.

"Jangan takut, kami hanya ingin uangmu, cepat berikan lalu kau boleh pergi!" Ucap salah satu dari mereka yang berada paling depan lebih dekat dengan Jake.

"A-aku tidak punya," Jawab Jake bergetar ketakutan.

Jake tidak punya ilmu bela diri untuknya bisa melawan, dia langsung lari dari ketiga preman itu saat mereka lengah.

"Sial! Cepat kejar bajingan kecil itu!"

Nafas Jake terengah sambil bertumpu pada lutut mengatur nafasnya, dia sudah lari sangat jauh sepertinya dia berhasil lolos, buktinya ketiga preman itu tak terlihat lagi.

Ternyata dirinya salah, tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari arah belakang.

"Kena kau!"

Jake dipukuli habis-habisan oleh ketiga preman itu karena tidak mendapat yang diinginkan, perut Jake ditendang dengan kuat sampai membentur bak sampah, Jake hanya bisa melindungi wajahnya dengan kedua tangan sebagai tameng, tubuh bagian bawah terutama kakinya seolah mati rasa.

Di sisa kesadarannya, Jake hanya mampu menyebut sang mama.

Di sisa kesadarannya, Jake hanya mampu menyebut sang mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continued...

Te Amo || sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang