Selamat Pagi Dunia Tanpa Cinta

627 16 2
                                    

Haii perkenalkan aku Angela Ruby Xaviera, usiaku 26 tahun aku seorang jurnalis dan wartawan disalah satu stasiun tv nasional. Aku biasa dipanggil Anela atau Ela namun ayah ibuku selalu memanggilku ruby. Ayah ibuku meninggal 6 tahun yg lalu dan aku anak pertama dari 3 bersaudara, ya aku mempunyai 2 saudara namun berbeda ibu, ayahku menikah lagi dan mempunyai dua anak lagi selain aku satu adik laki" dan satu adik perempuan.

Aku awali pagiku dg bersemangat pasalnya hari ini dan beberapa bulan kedepan aku ditugaskan untuk meliput kegiatan didalam gedung kemenhan, apa yg membuatku semangat? Karnaaa pekerjaan ini sangat menantang dg gaji yg lumayan besar jd aku bisa menggunakan gaji itu nanti untuk membayar semua hutang ayahku pada istri mudanya ituu. Aku pun memesan ojek online untuk segera berangkat ke kantor kemenhan.

"mbak angela ya?" tanya bapak gojek
"iyaa saya pak"
"mari mbak, ini helmnya" sahut bapak gojek sembari memberikan helm
"mau kemana kita mbk?"
"kantor kemenhan pak" jawabku
"siap mbk" sahut bapak ojek sembari melajukan motornya

Akhirnya aku sampai didepan kantor kemenhan, aku segera turun dan masuk kedalam untuk bertemu dg bapak calon presiden RI terpilih kita. Yaa Bpk. Prabowo subianto, hari ini ada sesi wawancara intens dg bapak dikantor kemenhan. Aku yg sudah mempersiapkan segalanya dg matang masuk dg langkah penuh percaya diri.

"Maaf mb mau bertemu dg siapa?" Tanya salah satu penjaga disana
"Mau bertemu dg pak prabowo pak, saya sudah buat janji kok" jawabku
"Sebentar ya mb saya konfirmasi dulu dg pihak bapak"
"Iya pak"
.......
"Mbak langsung masuk saja mbak, bapak ada kantornya dilantai 4"
"Oh iya pak makasih pak atas bantuannya"
"Sama-sama mb"

Aku masuk dg hati yg bahagia karna impianku bertemu dg idola ayah tercapai. Akhirnya aku sampai didepan kantor kerjanya pak prabowo

"Assalamualaikum" salamku setelah melihat bapak sedang membaca buku disofa bersama dg sang ajudan mayor teddy indra wijaya
"Iyaa mbak silahkan masuk mbak" pinta pak prabowo
"Terima kasih banyak pak" jawabku

Akupun langsung mendudukan diri disofa sebrang bapak dg canggung aku membuka percakapan kami
"Terima kasih banyak pak karna sudah berkenan untuk menerima ajakan saya dan tim untuk mewawancarai bapak" ucapku
"Aduh mbak, sama-sama saya senang bisa membantu teman-teman jurnalis juga" jawab bapak dg senyum manisnya
"Maaf pak, tapi boleh lain kali saya minta untuk wawancara lagi tp ditempat yg berbeda?" Tanyaku ragu
"Kenapa tidak ya ted, saya akan sangat senang jika teman-teman bisa menayangkan tayangan-tayangan yg berbobot" jawabnya dg gelak tawa
"Aduh bapak terima kasih banyak pak" sahutku dg girang
"Mbak sendiri?" Tanya ajudan bapak dg tiba-tiba
"Eh iya pak teddy, teman-teman saya kejebak macet jd mungkin agak telat sedikit pak. Maaf sekalii mungkin agak nunggu pak"
"Yasudah ndak apa-apa ted, biar santai dulu disini ya mbak hehe" jawab bapak dg gelak tawa
"Iya pak"
"Mbaknya sudah menikah?" Tanya bpk tiba-tiba
"Waduhh belum pak, saya masih 26 tahun pak masih mencari-cari yg pas dan baik juga pak hehe"
"Jangan lama-lama menjomblo mbak, segera menikah biar tidak kesepian. Atau mau saya carikan jodoh mbak, mumpung sekpri-sekpri saya itu banyak yg masih single atau sama mayor teddy ini gagah mbak baik pula" jawab bapak dg gamblang yg membuatku tertegun dan sontak membuatku menatap mayor teddy begitupun sebaliknya
"Bapak ini, maaf mbk bapak emang suka bercanda mbak" sahut mayor teddy dg canggung
"Eh ya ndak apa-apa ted siapa tau jodoh loh, iya kan mbak"
"Aduh bapak, saya jauh dari kata sempurna pak. Nggak pantes juga kalo harus bersanding dg pak teddy sayanya yg minder nanti" jawabku ragu
"Mbak didunia ini nggak ada yg sempurna mbak begitupun saya, kriteria saya juga nggak terlalu wah kok mbak bukan berarti saya mayor terus istri saya harus sempurna dan punya segalanya mbak" jawab mayor teddy tiba-tiba
"Tuh mbak cocok ini" sambung bapak disambut gelak tawa canggung

Aku memutuskan untuk menelfon teman kerjaku dan ya setelah itu mereka sampai dg tergesa-gesanya kami segera melakukan sesi wawancara itu. Disela-sela wawancara mayor teddy sesekali menatapku tajam, aku yg menyadarinya segera memalingkan wajah dan bergeser dari tempatku berdiri tadi. Setelah selesai sesi wawancara teman-temanku pulang terlebih dulu, dan aku membereskan sisa-sisa berkas yg kubawa tadi.

"Sudah pada pulang mbak?" Tanya mayor teddy tiba-tiba membuatku kaget
"Eh iya pak teddy kaget saya pak, udah ini saya tinggal beres-beres sedikit kok setelah itu pulang" sahutku singkat
"Rumah mbak dimana?"
"Rumah saya didaerah ****" sahutku kikuk
"Loh satu komplek dong sama saya" jawab mayor teddy yakin
"Iyakah pak, nggak pernah ketemu saya sama bapak hehe"
"Saya jarang dirumah mbak, dirumah kalo malem atau enggak pas bapak nggak kerja"
"Oh gitu"
"Mau pulang bareng saya mbak?" Tanyanya tegas
"Hah? Gimana pak? Pulang bareng? Eh enggak usah pak, saya bisa naik taxi atau grab kok" jawabku kikuk
"Nggak apa-apa mbak, searah sekompleks juga kan. Saya pulang cepet hari ini, karna bapak mau ada acara keluarga jd saya ditugaskan pulang cepet" jawabnya dg tatapan mata yg tak berpindah dari arahku
"Nggak usah pak, ngrepotin nanti" tolakku berharap dia berhenti memaksaku
"Nggak repot kok, mana saya bawain berkasnya mbak. Saya tunggu diparkiran bawah ya mbak" sahutnya singkat lalu berjalan dg membawa semua berkasku tanpa rasa canggung. Aku yg masih berdiri kaku sedang menyerna hal aneh yg terjadi di awal kami bertemu dia sudah seberani itu.

Terkadang cinta tak mengenal waktu dan masa, hidup yg terbiasa tanpa cinta tiba-tiba menyapa cinta dg beribu tanya tanpa jawab. Masih mempertanyakan segala hal mengenai misteri cinta, entah itu cinta pertama atau cinta seterusnya. Aneh...
Bersambung...

Ada Cinta Diantara TugasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang