Part 2

32.2K 67 0
                                    

Entah gimana mulanya, tau-tau pak Asep telah mendekati ku dan meremas buah dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong karna aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. pak Asep adalah tukang kebun keluarga kami yg telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mempercayainya. pak Asep berkata "non, susu non besar juga yah..., enak nggak diginiin?" sambil tangannya terus meremas-remas susuku. Aku yang belum mengerti apa yg sedang dilakukannya menjawab "geli pak, tapi kok enak ya... pak Asep sedang mijitin aku yahh?" tanyaku manja. "iya , kan dari kecil pak Asep yg ngerawat kamu. Mau nggak pak Asep ajarin sesuatu?" tanyanya. "ajarin apa sih, pak?"tanyaku polos. "setiap anak yang mau dewasa harus diajarin ini supaya nanti nggak malu sama teman-teman kamu, mau nggak?"desaknya. "iya deh" sahutku.
Tanpa banyak bicara lagi, pak Asep mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yg besar itu. Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku.

Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari dalam. "non tahu apa itu kontol?" pancingnya.   
"apa sih kontol itu, pak Asep . kok aku nggak pernah dengar sih?'"tanyaku dengan wajah serius. Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang bulat. aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat pengalaman yg tak terlupakan sampai sekarang. Setelah telanjang, dia menggenggam kontolnya dan menunjukkan padaku, "Nah, ini adalah kontol, non. Semua anak yg mau dewasa harus tahu ini. bukan hanya tahu tapi juga harus merasakannya. coba non pegang, nanti bapak ajarkan lagi"ujarnya sambil gemetar menahan nafsu. Aku coba pegang kontolnya yang besar itu, ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku. "Sekarang coba kocokkan seperti ini" sambil memberi contoh' aku laksanakan perintahnya, kukocok kontolnya dengan gemas, habis makin lama makin besar dan panjang sih.
"Nah, non pernah ngemut permen kan? coba sekarang kau lakukan seperti itu pada kontolku" nadanya semakin bergetar. Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping tempat tidurnya sambil membimbing kontol yg ada di genggamanku ke arah mulut ku yg mungil dan merah itu. Aku masukkan kedalam mulutku dengan susah payah, besar sekali pikirku. jadi kujilati dulu kepala kontolnya dengan seksama. pak Asep mendesah sambil mendongakkan kepalanya.  "kenapa pak, sakit ya, maafkan aku pak" tanyaku  "ah nggak kok, malah enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo kau masukkan kedalam mulutmu, kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin" ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai ajarannya. Pak Asep memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang ngentot. Sedang tangan satunya lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain cepat, akhirnya dia berkata "aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin pejuh ku, nanti kau rasakan gimana rasanya yah. setelah itu harus kau telan" perintahnya, tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu cairan keluar dari kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. pada saat pejuhnya keluar, terdengar suara pak Asep menggeram keras dan panjang. "Nnnnggghhh.......ggnnnnnhh....hhhkkkkhh..."

"Aduh non, enak sekali mulutmu itu. kontol pak Asep enak nggak?" tanyanya dengan kepuasan. "Mmmhh, enak pak. pejuh nya juga enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?" tanyaku kurang puas. "sebentar lagi non akan merasakan yag lebih enak dari tadi, mau nggak?" tanyanya sambil melepasi kaus dan celana dalamku.

AMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang