SATU

201 33 2
                                    

Kim Seungmin menghela nafasnya pelan.

Ini hari pertamanya menginjakkan kakinya di kampus sebagai mahasiswa baru.

Cowok manis dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya itu bertekad, dia cuma mau fokus kuliah.

Gak ada percintaan, dan gak mau nyari masalah. Dia cuma mau hidupnya tenang, mengalir seperti air mengalir, dan apa adanya. Udah itu aja.

"BANGSAT! UANGNYA MANA??"

Seungmin menghentikan langkahnya. Dia lihat cowok tampan dengan hidung mancung yang sedang mencengkeram erat kerah kemeja cowok di depannya.

Seungmin membelalakkan matanya. Cowok manis itu lalu berusaha buat gak ngelihat apa yang dilakukan si tampan di belakang kelas sepagi ini.

Dengan langkah panjang-panjang Seungmin mencoba buat kabur. Gak, dia gak mau kena masalah bahkan di hari pertamanya kuliah.

"Kacamata!"

Mampus! Suara di belakang menginterupsinya. Seungmin coba buat bodo amat terus lanjut jalan lagi.

"Apasih?!" Seungmin kesel karena tangannya tiba-tiba dicekal sama orang yang manggil dia tadi.

Seungmin membelalakkan matanya pas tau kalau cowok yang mencekal tangannya ini sama kayak cowok yang dilihatnya beberapa saat yang lalu. Si hidung mancung itu.

"Apa yang lo liat??" Tanya si hidung mancung.

"Emang gue lihat apa?" Seungmin yang gugup berusaha buat tetep tenang.

Cowok berhidung mancung itu memicingkan matanya. "Lo jangan pura-pura gatau. Lo pasti tau kan apa yang gue lakuin di belakang kelas tadi??"

"Apanya? Gue bahkan cuma lewat. Ini gue lagi dengerin musik. Gue gak tau apa-apa." Jawab Seungmin.

Seungmin bersyukur karena earphone itu masih ada di telinganya. Biarpun gak ada suaranya, jadi Seungmin bisa mengelak.

Cowok tampan itu mandang Seungmin lekat. Seungmin bales mandang si hidung mancung itu biarpun sekarang rasanya kakinya udah merosot.

"Oke. Sana pergi! Tapi awas kalau lo coba ngadu ke orang-orang. Lo itu gak tau apa-apa."

"Gue gak ngerti maksud lo." Ucap Seungmin acuh.

Cowok manis itu lalu pergi meninggalkan si mancung ke kelasnya. Hatinya lega bukan main. Untung aja cowok mancung itu percaya dan dia gak ngejar Seungmin lagi.

Seungmin gak tau gimana nasibnya kalau dia ketahuan. Bisa-bisa dia yang jadi korban kekerasan cowok mancung itu. Seungmin bergidik ngeri baru bayangin aja.

💫

"LEE MINHO!!!"

"GANTENG BANGET SUMPAH!!!"

"LEE MINHO!!! GUE MAU JADI PACAR LO!! YANG KESEPULUH JUGA GAPAPA!"

"CHOI YEONJUN GANTENG BANGET!"

"YEONJUN GUE CINTA MATI SAMA LO!"

Suara sorak sorai itu memekakkan telinga Seungmin. Cowok manis itu membenarkan posisi kacamatanya yang terus melorot karena dirinya yang terus menunduk.

Seungmin benci keramaian. Kalau bukan karena dia harus ke ruang dosen yang letaknya harus ngelewatin lapangan basket ini juga Seungmin gak mau ngelewatin lautan manusia sebanyak ini.

Apalagi para cewek yang jejeritan nyebutin nama Lee Minho sama Choi Yeonjun itu. Seungmin gak peduli sama sekali. Yang dia tau sekarang anak teknik semester tiga lagi tanding sama anak sasing semester tiga di fakultasnya.

Two Types | 2minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang