21 : Dibully dan dihukum

589 56 14
                                    

Sekarang keluarga Fathir sudah tertidur lelap

———————————————

Skip, pagi pun telah tiba

Semua keluarga Fathir sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan, tak terkecuali si bungsu yang ikut sarapan pagi ini. Awalnya Fathir menolak Rahsya ikut kebawah untuk sarapan dan menyuruh nya untuk istirahat di kamar saja, namun anak itu terus bersikeras ingin ikut sarapan, dan dengan berat hati Fathir pun membawanya turun ke ruang makan

Rahsya menatap keempat Abang dan kakaknya bingung, mereka semua sudah memakai seragam sekolah sementara dirinya tidak

"Kalian kok pd pake seragam sekolah" tanya Rahsya

"Hari ini kan hari Senin, masa kita gk sekolah" jawab Gibran

"Ouh" balasnya

Semua keluarga Fathir pun makan dengan tenang, hanya terdengar suara sendok dan garpu beradu dengan piring, namun...

"Pah Rahsya juga mau ikut sekolah sama mereka" rengeknya membuat semua mata tertuju padanya

"Gak papah gak akan izinin, kamu kan baru keluar dari RS terus sekarang kamu lupa ingatan, papah khawatir sama kamu sya" ucap Fathir selembut mungkin, takut anaknya tersinggung

"Bener kata papah kamu Rahsya, kamu ini masih dalam masa pemulihan, nanti kalo di sekolah kamu kenapa-napa gimana" eyang ikut menyahuti

"Tapi Rahsya mau ikut" ia terus merengek bahkan sekarang tangannya sudah melingkar di lengan Fathir dan kepalanya menyender di bahu Fathir, menatapnya dengan binar penuh harap

Keempat saudaranya yang melihat itu pun merasa gemas sekali, ingin rasanya mereka mencubit dan menguyel-uyel kedua pipi anak itu, sungguh sangat lucu ketika dibayangkan

Salah satu kelemahan Fathir adalah melihat anaknya memohon dan merengek dengan binar penuh harap seperti itu. Oh ayolah, ia sungguh tidak tega melihatnya

"Hahh, yaudah papah izinin kamu ikut sekolah" finalnya membuat Rahsya berteriak senang

"Yeyyyyy sekolah"

"Tapi ada syaratnya" ia pun langsung diam

"Syaratnya itu kamu gak boleh jauh² dari Abang sama kakak kamu, gak boleh jajan sembarangan, jauh² dari es batu, dan bawa obatnya buat diminum di sekolah" syarat² itu mampu mengubah raut wajah Rahsya yang tadinya senang jadi kesal

"Ih banyak banget sih pah terus kalo Rahsya gak boleh jajan gimana makannya" tanya Rahsya dengan wajah kesalnya

"Eyang udah siapin bekal buat kamu, itu bekalnya cukup juga buat istirahat pertama sama istirahat kedua" ucap eyang sambil membawa kotak bekal dari dapur

Kenapa eyang udah siapin bekalnya, karna Fathir yang meminta kepada ibunya itu untuk membuatkan bekal untuk Rahsya

"Aaa mls bgt jadinya" batin Rahsya kesal, Naura yang mendengarnya hanya bisa tersenyum

"Yaudah kalo gitu kamu mandi dulu terus pake baju seragam, yang lain langsung berangkat aja ya nanti Rahsya biar papah antar" jelas Fathir

"Siap pah" ucap magic 4

Mereka pun langsung bersiap untuk berangkat, tak lupa menyalimi Fathir dan eyang terlebih dahulu dan segera ke garasi untuk mengambil kendaraan masing², sementara Rahsya diantar oleh Fathir ke kamarnya untuk bersiap-siap, dan eyang yang memilih duduk di ruang makan dulu untuk sekedar minum teh hangat

Di kamar Rahsya...

Fathir setia menunggu Rahsya selesai mandi. Selama anaknya berada di kamar mandi, Fathir juga menyiapkan keperluan anaknya untuk sekolah, mulai dari seragam lengkap, sepatu hitam dengan kaus kaki putih, alat tulis, tas berisi buku pelajaran sesuai jadwal yang sudah ada di meja belajar, dan obat yang perlu diminum nanti saat di sekolah

Five Brothers [Magic 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang