Prolog

24 4 5
                                    

untuk jiwa-jiwa yang masih belum menemukan ketenangan.

untuk mereka yang tidak akan pernah kembali.













"aku ingin mati"















Pernahkah terlintas di dalam pikiranmu untuk mengakhiri seluruh penderitaanmu dengan kematian?

Hanya untuk menghindari rasa sakit yang semakin lama terasa begitu menyesakkan, lalu dengan kurang ajar membelenggu seluruh jiwa dan raga yang hampir menyerah pada takdir malang yang telah tertulis.

Ketika sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang tak berkesudahan membuat diri sendiri terus berputar-putar di lorong kehampaan yang tak berujung. Hingga akhirnya, memilih menyerah pada sang kematian.

Dengan berat hati merelakan kisah hidup yang mengerikan itu untuk dilupakan begitu saja.

Tertulis kasar diatas batu nisan yang perlahan-lahan hancur terkikis oleh waktu. Lalu menghilang terbawa angin kesana-kemari. Luka dan trauma menghiasi hati yang telah tiada, rasa sakit abadi tersembunyi di dalam debu yang semakin menebal.

Apakah kamu percaya jika sesungguhnya orang yang mengakhiri hidupnya adalah orang yang paling menginginkan sang kehidupan?

Namun apalah daya jika takdir tak mau untuk bermurah hati pada jiwa kecil yang kehilangan arah. lalu seenak hati memberikan sebuah pilihan yang tak memiliki jawaban.

Yaitu bertahan dengan jiwa yang sudah mati atau menyerah dengan berakhir dalam lorong rasa hampa yang tak berujung.

Sayatan Hampa Pena Terluka.

applemiss67

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sayatan Hampa Pena TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang