BAB 2: Siapa yang Jahat?

3 1 0
                                    

Bagimu, aku ini apa?
__Eveliyn Agatha

___________________________________

Flashback masa kecil Vesha!

Mata berwarna honey brown itu membelalak kala melihat pria paruh baya yang begitu ia cintai kini tengah bersenggama dengan wanita yang tak ia kenal. Tanpa ia sadari, air matanya meleleh—terjatuh meninggalkan matanya.

Jantungnya berdetak tak karuan, lalu ia mulai berlari menjauh dari sana. Gadis itu masuk ke kamarnya dan menutupnya rapat-rapat. Dia mulai menangis kembali dengan suara yang berusaha untuk ia tahan.

"Ayah.... " panggilnya dengan suara lirih yang menyayat hati.

Dia terus memanggil sang ayah, bibirnya bergetar dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Dalam benaknya, ia memikirkan sang bunda. Apakah bunda-nya tahu tentang ini? Bagaimana reaksi bunda-nya mengenai hal ini? Apakah bunda-nya akan baik-baik saja?

Suara ketukan pintu terdengar, diiringi suara lembut yang sangat gadis itu kenal, bunda. Itu adalah bunda-nya. Dengan cepat ia membuka pintu kamarnya. Dapat ia lihat bunda-nya telah berpenampilan rapih dengan koper di sampingnya.

"Vesha... Sayang... Maafkan bunda ya... Maafkan bunda nak...." ucap wanita itu seraya memeluk tubuh gadis kecilnya, buah hati tercintanya.

"Bunda... Bunda jangan pergi ninggalin Vesha... Bunda... Jangan pergi... Vesha sayang bunda... Vesha cuma ingin dengan bunda... Bunda jangan pergi.... " rintih gadis itu seraya memeluk erat tubuh wanita itu. Tangisnya luruh tanpa bisa ia tahan, ia menangis dengan keras tanpa peduli dengan apapun selain bunda-nya.

"Maafkan bunda sayang... Bunda tak bisa mempertahankanmu.... "

Brak!

"Dasar wanita jalang! Suaramu mengganggu waktu ku! Cepat pergi saja sana. Susah sekali?!hanya berpamitan harus sebising itu?!" sentak pria itu dengan pandangan tajam.

***

Vesha kecil kini tengah duduk di kursi taman. Matanya menelisik setiap tempat itu, ia hanya memperhatikan sekitarnya. Menatap orang-orang berlalu-lalang, menatap anak-anak yang tengah bermain, dan juga menatap orang-orang yang sedang berolahraga.

Saat sedang mengamati dengan hati yang sedikit resah, datanglah seorang gadis dengan tinggi 175cm. Gadis itu duduk di sebelah Vesha tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Gadis itu mengambil bungkus rokok dari saku celana miliknya, lalu ia mengambil sebatang rokok dan menyalakan dengan korek Zippo berwarna hitam miliknya.

Gadis itu menyodorkan bungkus rokok ke arah Vesha, "mau?" tanya-nya dengan wajah polos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis itu menyodorkan bungkus rokok ke arah Vesha, "mau?" tanya-nya dengan wajah polos.

Vesha mengerjap, lalu menggeleng ribut, "usiaku baru 14 tahun, tidak boleh! Dan aku tidak akan pernah!"

Gadis itu terkekeh, lalu menyesap putung rokok miliknya, "usia kita sama."

Ucapan singkat dari gadis itu membuat Vesha tercengang, dengan cepat Vesha merebut putung rokok milik gadis itu, membuangnya lalu menginjaknya hingga mati.

"Tidak boleh merokok! Masih kecil!" ucap Vesha seraya menatap horor gadis itu.

Sedangkan sang gadis yang ditatap hanya menanggapi dengan santai. "Namaku Anta, Adhisti Gantari Luna."

Setelah mengucapkan hal tersebut, gadis itu pergi meninggalkan Vesha seraya mengambil puntung rokok dan menyalakannya.

Ia menghembuskan asap rokok itu dengan santai, lalu berkata, "Vesha, itu nama-mu kan?"


TBC

Jatuh Untuk BangkitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang