Kringg
Kringgg!Suara lantunan bel berbunyi, para murid dengan semangat memasukan buku dan alat tulis nya kedalam tas. Memberikan reaksi gelengan dari sang guru, mereka memaklumi.
Salah satu murid dari mereka ikut memasukan peralatannya, manik topaz bercampur garnet itu membara, ia akan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pilihan nya beberapa menit lagi. Karena hal itu, dirinya memutuskan untuk menjemput terlebih dahulu adik nya di kelas.
Suara sentuhan sepatu sedikit menggema, itu karena keadaan sekolah yang sedikit sepi dengan banyaknya murid yang berlomba-lomba untuk pulang. Kecuali, yang mengikuti ekskul dan osis.
Ia berjalan menuruni tangga, kelas nya yang berada di lantai 3 berbeda dengan kelas adik nya yang berada di lantai 2.
Sekitaran lima menit saja ia sudah sampai di depan kelas adiknya, dengan perlahan dia melebarkan pintu masuk kelas dan langsung di suguhkan pemandangan adiknya yang sedang menyapu bersama salah satu temannya.
"Rere..?" Panggil nya, dirinya masuk setengah badan ke dalam kelas.
Rere, atau mungkin kalian kenal dengan nama Thorn, menoleh menghadap pemanggil namanya yaitu kakak nya.
"Kak enva?" Celetuknya, dirinya lantas mendekat kearah si kakak sambil memasang muka bingung.
"Ada apa? Tidak biasanya kakak datang ke kelas rere"
Enva atau kalian kenal dengan sebutan blaze tersenyum geli, dirinya mengelus sebentar surai adiknya lalu memberitahu kan alasannya kemari.
"Gue ada ekskul sebentar lagi, lo bisa pulang duluan, atau mau nunggu?" Jelas nya, Thorn menatap sang kaka. Dirinya tengah berfikir.
"Aku pulang duluan aja, takutnya nanti tidak ada yang mengurusi 'senta'.." Pinta nya, dirinya takut rumah kaca yang ia namai senta itu akan tidak terurus dan bunga nya akan layu.
"Yasudah, gue telpon jendra dulu buat jemput lo" blaze merogoh saku celana nya, mengambil ponsel pintarnya lalu mencoba menghubungi abang sulung nya.
Ponsel nya berdering, tak lama kemudian panggilan terhubung dan blaze dapat mendengar suara si abang yang kemungkinan masih di kampus.
"Apaan?" Tanya hali dari sebrang telepon, dirinya tengah bersiap untuk pulang takala adik nya yang satu ini menghubungi nya.
"Jen, gue ada ekstrakurikuler bentar lagi, lo udah pulang atau belum? Kalau udah tolong jemput si rere, dia pengen pulang katanya" jelas blaze, telepon hening sekejap. Beberapa detik kemudian suara abang mereka kembali terdengar.
"Yaudah, untung nya gue udah mau pulang. Suruh si rere tunggu di depan sekolah, gue jemput ama si anya entar" ujar nya, tanpa berkata apapun lagi ia lantas mematikan sepihak telepon itu
Blaze menaruh kembali ponsel nya kedalam saku nya, dirinya menghadap kearah Thorn yang dengan sabar menunggu dirinya.
"Lo tunggu di depan sekolah aja, entar si jendra bakal jemput sama kak anya" jawab nya, Thorn lantas mengangguk lalu berpamitan pada teman sekelas nya.
"Ashel, aku pulang dulu ya. Maaf engga bisa nemenin" ucap nya, anak perempuan bernama ashel itu mengangguk, dirinya tidak mempermasalahkan nya.
Ia berjalan menuju tangga bawah bersama blaze, lumayan mumpung searah.
Saat mereka melewati lapangan futsal, blaze langsung berpamitan pada thorn setelah itu ia melepas baju seragam nya menampilkan kaos tim futsal nya, bergegas dia memakai sepatu futsal nya dan berlari kearah lapangan.
Sementara thorn, ia hanya perlu berjalan beberapa langkah untuk sampai ke depan gerbang sekolah. Memang, gerbang dan lapangan futsal sangatlah dekat.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins? | Elemental Sibling's |
Mystery / Thriller[FANFICTION] ...♣ [All chara by : ©_MONSTA] [A Story by : ©Reyvelina_sf4] _TWINS_ Perceraian orang tua adalah mimpi buruk bagi sang anak, itulah yang terjadi pada hali, Taufan, blaze dan Thorn. Di saat seperti ini sebuah surat wasiat dari nenek yan...