Chapter 17 🔞

11.5K 697 148
                                    

Kini Bima dan Faas saling berpapasan dan saling mengabaikan.

Faas cukup binggung, namun Dharma buru buru memberitahu alasan Bima kembali keperusahaan. Faas lega karna Bima tak akan menyakiti putranya lagi.

Namun mata Faas tak bisa bohong,jika ia masih sangat mencintai Bima suaminya.

Bima setuju dan tak protes menjadi wakil direktur Faas, Bima tampak bekerja dengan profesional dan dengan cepat menguasai perkerjaannya, bahkan ia setuju dengan pendapat Faas yang mengambil keputusan poyek menguntungkan kedua belah pihak dengan investor dibanding keuntungan besar sepihak saja.

Bima bahkan memberi selamat kepada Faas karna berhasil mempresentasikan proyek barunya.

Melihat punggung lebar itu, Faas seakan ingin lari dan memeluknya, namun semua itu buyar saat Harris datang dan bersalaman dengan Bima.

Sekarang pria itulah yang menghampiri dan mengandeng tangannya.






Ya, Faas memutuskan untuk menerima Harris disisinya, tapi Faas meminta waktu untuk melihat Harris sebagai pria-nya sebelum mereka menikah. Dan semua itu Faas lakukan untuk membuat diperlindungan keluarga yang sama kuatnya agar Bima tak bisa menyakiti dirinya juga anak anaknya dimasa depan.

Harris tak masalah dengan hal itu, ia akan membantu Faas untuk melihatnya.

Harris menggenggam tangan Faas keluar kantor untuk makan siang bersama, keduanya melewati Bima.


Dua orang yang dulu sering bercanda dan melemar tatapan hangat itu sekarang tampak asing dan seolah tak peduli satu sama lain.

Faas sesekali tertawa mendengar kalimat random dari Harris, tak sekalipun Faas melihat Bima yang juga tak melihatnya.

Namun beberpa meter Bima melangkah, ia kalah, ia tak bisa mengabaikan Faas sama sekali, ia menoleh kebelakang dan melihat Harris dibeberapa detik sebelum lift tertutup tampak mencium Faas.

Bima mengepalkan tangannya. Ia juga segera keluar dari kantor dan menuju suatu tempat yaitu psikolog, dimana psikolog ini adalah seorang profesor yang paling ternama dinegara ini.

Bima ingin langsung menemuinya dan menyembuhkan trauma pada tubuhnya.

Ia ingin kembali bisa menyentuh wanita lagi, tidak mungkin ia tak melakukan "itu" seumur hidup, semua manusia pasti membutuhkan kebutuhan biologisnya masing masing.
Atau ia cemburu dengan Harris?

Profesor itu tertawa karna memang dialah yang dulu juga merawat Bima.

Profesor juga menggunakan cara hipnotis dengan Bima dimana ia seolah disentuh wanita yang begitu cantik juga berpakaian sexy. Namun reaksi tubuh Bima dialam bawah sadarnya malah jauh lebih brutal, ia langsung mematahkan leher wanita itu dan membuangnya keantah brantah di jurang kegelapan.

Melihat Bima berkeringat, profesor membangunkannya dan Bima terengah tak percaya dengan apa yang sudah dilakukannya.

Profesor itu menunggu Bima tenang dan mulai bicara dari hati ke hati.

"Kau sudah tau jawabannya?"

Bima mengangguk kecil, ia bukan orang bodoh, yang tak tau apa apa, inilah yang Bima takutkan, ia tak bisa sembuh dari rasa trauma kehilangan Faas dulu yang sama sekali tak ia ingat. Namun reaksi tubuh tak bisa melupakan kecuali ia ingat masa lalunya dengan Faas dan sadar ingin meninggalkan Faas lagi.

"Jadi saya tidak akan sembuhkan prof?"
Ucap Bima tanpa basa basi.

Profesor itu mengangguk. "Tapi saya bisa membantu anda mengingat masalalu anda tuan Bima, kembalilah dengan keluarga anda sebelum penyesalan itu datang"

"Tidak" kekeh Bima "itu bukan hubungan normal, mungkin ini adalah suatu anugrah karna saya tidak terjerumus dengan hubungan menjijikan itu"

"Lalu bagaimana jika anda sembuh?, bukankan tujuan anda juga sama?, bahkan anda bisa bersama dengan puluhan bahkan ratusan wanita yang anda mau, bukankah itu lebih menjijikan dibading dengan komitmen dan kehangatan keluarga?"

Bima terdiam karna apa yang dikatakan profesor tidak meleset dari tujuannya yaitu seks dengan banyak wanita yang ia sukai.

Bima kekeh dan percaya akan sembuh dengan sendirinya, perlahan ia akan dekat dengan wanita lagi, ia yakin refleknya akan menghilang dengan pelan pelan. Ditambah ia teringat Harris yang tampak mencium Faas dilift.

Bima memukul stir sampai tangannya memerah.

"SIAL!"

.


Bima kembali kekantor dimana ia harus memberikan laporannya dengan Faas dan kebetulan ia harus bebarengan dengan Dara.

Gadis cantik itu menjauh selangkah dari Bima dan keruangan Faas lebih dulu.

"Ini pak" ucap Dara dengan suara sangat lembut sambil menyerahkan dokumennya.

Faas menerimanya dengan tersenyum dan itu membuat pipi gadis itu merona.

Bima memutar bola matanya malas melihat tingkah keduanya.

"Ini ada tawaran kerjasama dengan Salim Group, jika kamu tertarik, mereka siap mempresentasikan proyeknya di Jepang" ucap Bima.

"Om em..... kau sudah membacanyakan? Bagaimana pendapatmu?" Tanya Faas yang mencoba menguatkan hatinya agar tak menatap wajah yang ia sangat rindukan.

Bima mengangguk " Salim group tidak pernah mempunyai skandal, tapi menurutku itu bukanlah hal bagus, terlalu bersih berarti ada hal buruk didalamnya"

"Jadi aku harus menolak atau menerima?"

"Tolak" jawab Bima.

"Baiklah, terima proyek mereka, sangat menyenangkan jika mereka ingin bermain curang"

Bima menautkan kedua alisnya binggung, apa gunanya ia bertanya kalau sudah punya keputusan sendiri.

"Salim Group dipimpin oleh bapak Salim dengan istrinya yang suka hidup mewah, putra pertamanya kini dimiliter, putra kedua yang jadi penerus, putra keduanya itu bodoh, dia suka party dan kelainan seks yaitu melihat orang lain bercumbu" Faas terkekeh mengingat semua hal tentang orang orang kaya disekitarnya "ck, aku akan menggulingkan mereka dengan mudah jika terjadi sesuatu, lumayan, aset Salim group sudah mencapi 200T. Bukan begitu nona Dara?"

Dara mengangguk yakin "saya akan membuat perjanjian kerjasama seperti biasa pak" Faas mengedipkan sebelah matanya.

Bima hanya melonggo tak percaya, Faas memang kecil tapi dialah pemangsa sebenarnya persis seperti ayahnya. Jika ayahnya seorang to the point, tapi Faas licik dan penuh muslihat kepada lawannya. Namun Bima masih ingin tau cara Faas akan menggulingkan Salim group.

"Bagaimana caramu akan menggulingkan Salim group jika mereka terbukti akan menjebakmu? Dan bagaimana kamu tau tentang keluarga mereka?"

Faas terkekeh mendengar pertanyaan bodoh itu "kau ingin mendengar tentang keluarga siapa hm? Semua penguasa dinegri ini aku tau" jawab Faas.

Bima mencoba mengetesnya dan Faas menjawabnya dengan mudah. Faas tau segalanya, jika seperti ini, ia akan sulit menggulingkan Faas kecuali berpura pura kembali dengannya. Dalam hati Bima menggeram frustasi.

Toh ia tak bisa menyentuh orang lain selain Faas jadi apa boleh buat?, ia akan menyentuh Faas sesuka hatinya meski hal itu menjijikan.



Tbc

Gairah Om Om 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang