01. lomba memasak

558 67 4
                                    

"Sunghoon, mama ga mau tahu, pokoknya kamu harus mau mana cariin chef pribadi buat ngatur pola makan kamu!" Ucap wanita yang sudah berumur itu.

"Mama, Sunghoon ga butuh chef pribadi kayak gitu. Sunghoon bisa jaga pola makan sendiri, Ma." Sunghoon menolak usulan mamanya itu.

"Mama ga peduli! Kalau emang kamu bisa jaga pola makan kamu, kenapa kamu bisa sampai dirawat di rumah sakit, hah?!"

"Mamaku tersayang, Sunghoon cuma kecapean aja makanya dirawat di rumah sakit. Jadi, mama gak sudah cariin Sunghoon chef pribadi, ya?" Sunghoon menatap mamanya penuh harap. Bahkan dia juga memberikan senyum termanisnya berharap sang ibu menuruti keinginannya.

"Gak, mama tetep bakal cariin kamu chef pribadi. Keputusan mama gak bisa diganggu gugat, titik!" Ucap Mina mutlak.

Mina, istri dari Wonwoo dan ibu dari Park Sunghoon, sang pemilik Park Corporation. Keluarga mereka merupakan keluarga konglomerat kedua di Asia, setelah keluarga Lee tentunya. Tak usah diragukan lagi sebanyak apa kekayaan mereka. Bahkan banyak rumor yang beredar jika mereka itu frustasi untuk menghabiskan uang mereka.

Park Sunghoon sudah memegang kendali perusahaan ayahnya sejak ia lulus kuliah. Sifatnya yang penuh kerja keras dan ambisius membuatnya berhasil mengembangkan perusahaannya itu. Saat ini, perusahaan mereka sudah memiliki cabang di berbagai belahan dunia.

Kembali ke cerita, Sunghoon menatap ibunya sebal. Jika pada akhirnya ibunya itu tetap memaksa untuk mencarikannya chef pribadi, kenapa dia harus susah-susah berdebat dengan ibunya.

"Sunghoon, kamu mau chef yang seperti apa?" Tanya Mina.

"Terserah." Ujar Sunghoon singkat.

Mina mengusap rambut Sunghoon, "Anak mama ngambek, nih? Kemana Park Sunghoon yang dingin kalau diluar sana?" Ucapnya menggoda Sunghoon.

Sunghoon mencebikkan bibirnya, "Gatau. Sunghoon marah sama mama," Sunghoon pergi meninggalkan Mina di ruang keluarga. Mina tertawa melihat tingkah imut anak semata wayangnya itu.

────୨ৎ────

"Jake, please. Gantiin gue, ya?" Jay memohon pada Jake.

"Kenapa harus gue, sih? Lu ga bisa cari yang lain apa, Jay?"

"Gak bisa, Jake. Gue maunya lu yang gantiin gue. Please ya, Jake." Jay memegang tangan Jake dan menatap Jake dengan tatapan memelasnya.

"Udahlah, terima aja Jake. Gak ada ruginya ini kalau lu ikutan. Hadiahnya lumayan loh, lu bakal jadi chef pribadinya CEO Park Corporation dan bayarannya juga gak kaleng-kaleng, Jake." Sahut Taehyun.

Jake menghela napasnya berat, dia sebenarnya malas menggantikan Jay untuk lomba memasak. Lagian ngapain juga sih pemilik Park Corporation itu ngadain lomba masak hanya untuk mencari seorang chef pribadi. Jake heran dengan pola pikir orang kaya.

"Iya deh iya, gue mau gantiin lu. Tapi, sebagai gantinya, lu harus traktir gue selama sebulan penuh. Gimana?"

Jay mengangguk, "Gampang lah kalau cuma gitu doang. Thanks, Jake!"

"Lombanya emang kapan, Jay?" Tanya Jake penasaran.

"Besok, jam sepuluh. Hehehe," Jay nyegir dan menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"JAY!!" Jake berteriak kesal pada Jay karena memberitahunya mendadak sekali. Sedangkan Jay dan Taehyun hanya tertawa melihat wajah Jake yang kesal.

────୨ৎ────

"Kepada seluruh peserta lomba, silahkan menempati meja yang sesuai dengan nomor yang anda miliki," ucap sang pembawa acara.

Jake berjalan malas menuju mejanya. Di sana sudah tersedia bahan makanan dengan lengkap. Jake menatap tak bergairah semua itu, dia sebenarnya suka memasak dan tidak usah diragukan lagi rasanya. Tapi untuk hari ini, dia merasa malas menggunakan kemampuan memasaknya.

"Kalau bukan karena gak tega sama Jay, gue gak akan mau berdiri di tempat ini," gerutu Jake kesal.

"Ah bodo amatlah, gue masak asal-asalan aja biar gak menang." Gumam Jake lalu tersenyum puas, tidak menyangka bahwa dirinya itu cerdas.

Lomba memasak dimulai, Jake melihat peserta yang lain sangat berambisi untuk menang. Lagipula, siapa yang ingin menyia-nyiakan kesempatan ini? Dibayar dengan harga mahal ditambah nanti dapat kesempatan melihat ketampanan CEO Park Corporation yang terkenal itu setiap harinya.

"Ck, mereka kenapa ambis banget, sih?" Decak Jake sebal sambil menata piring.

"Untuk seluruh peserta, waktu yang tersisa tinggal 15 menit lagi. Diharapkan untuk bersiap-siap menyelesaikan hidangannya masing-masing."

Lima belas menit berlalu dan sang pembawa acara meminta seluruh peserta untuk berhenti memasak. Para juri mulai menghampiri meja itu satu per satu. Yang lain merasa gugup saat para juri itu mencicipi masakan mereka. Berbeda sekali dengan Jake, ia tidak merasa gugup sama sekali karena Jake memang tidak berniat untuk menang. Ia bahkan optimis jika dirinya pasti tidak akan menang dilomba ini.

"Setelah berunding, juri sepakat jika yang menjadi pemenang dalam ajang lomba memasak hari ini, adalah..." Sang pembawa acara menjeda ucapannya.

Jake merotasikan matanya malas, "tinggal nyebutin nama doang kok susah banget, gue tuh-"

"JAKE SIM!!" Pembawa acara menyebutkan nama pemenangnya.

Mata Jake membulat sempurna, "WHAT?! KOK GUE?!!" Teriaknya.



















Bersambung.

Tes ombak dlu hiyakk.

Link: eat, love, cozy | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang