Seonggok manusia mungil, meliuk-liuk dalam hangatnya dekapan selimut yang membungkus tubuh gempalnya. Mendengar alarm yang Ia letakkan tepat pada samping telinganya berbunyi, membuatnya terusik dan terbangun dengan ogah-ogahan.
Sembari mengumpulkan niat, tangannya meraba handphonenya, melirik jam sekilas yang menampilkan pukul 05.13 dan mulai mengembuskan napas lelah padahal belum ngapa-ngapain.
"Anjir, lah. Eh, Astagfirullah Yaa Allah, maaf!! Aduh .. terlambat lagi ini, mah. Belum Salat Subuh, nyetrika seragam, nyiapin buku mapel, nganter kue. Pasti bentar upacaranya di luar pagar, nih."
Dengan tergesa, Ia menuju ke arah toilet dan mandi juga berwudhu, lalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslimah, yakni melakukan Salat Subuh.
Selepasnya, Ia menyetrika seragam, menyiapkan buku pembelajaran, dan mengantar kue ke warung untuk dititipkan. Setelahnya, barulah Ia menuju ke sekolah untuk belajar.
Sang manusia mungil, bertubuh gempal dan berpipi chubby itu, biasa diejek oleh teman-temannya dengan sebutan 'botol Yakult', bernama Amalia Anastasya, kerap disapa Amalia atau Lya oleh kerabat dekatnya.
Ia bersekolah di SMK Budi Perkasa, tepatnya di Jurusan Usaha Layanan Pariwisata, dan telah menginjak kelas 11 atau kelas 2 SMK.
Untungnya, sesampainya di sekolah, pagar belum ditutup rapat, dan Ia masih bisa menyelinap melewati pagar meski harus ada sedikit drama tas tersangkut di pintu pagar. Tasnya kegedean, sih. Mana gantungan resletingnya pake boneka Minion yang ukurannya lebih gede dari kepalan tangan orang dewasa, lagi.
Upacara sementara berjalan, dan Ia memutuskan untuk ikut bergabung pada barisan anak jurusan lain yang Ia tidak ketahui jurusan apa. Padahal, lambang jurusan segede gaban kepajang di bahu seragam sebelah kiri, masih aja ngga keliatan. Emang dasarnya rabun, kali.
Selepas upacara bendera, semua anak dibubarkan untuk menuju kelas masing-masing.
Berjalan menuju kelasnya Di lantai dua, Ia tersentak mendapat tepukan di pundaknya. Dengan cepat menoleh, dan mendapati teman sekelasnya tersenyum tengil. Temannya itu, cantik, lumayan tinggi, dan banyak yang suka. Sayangnya, rada-rada stress dikit. Dia, Zhanas Salsabila Irham, akrab disapa dengan panggilan 'Sanas'.
"Apasih, anjing? Sakit tau! Ngeselin banget, sialan!" Misuhnya, melepaskan rangkulan sang teman di pundaknya.
"Buset mulutnya, manis .. Masih pagi, loh." Sanas berkata sambil mencolek dagu sang empu yang dibalas dengan tepisan.
"Berhenti ngelesbi deh, Lu bedua. Perih mata Gue ngeliatnya." Sahut teman sekelasnya yang lain, berbadan sehat, cantik, berdarah Chinese-Indonesia, Non-Islam. Reina Juliana, kerap disapa 'Reina'.
"Berisik Lu pada! Otak Gue lagi mumet gara-gara tugas mapelnya Ibu Ima belum kelar, Lu pada malah ngga berenti nyerocos. Diem napa!" Devana Aprilia atau 'Deva', merupakan sahabat karib Amalia dari Sekolah Dasar sampai sekarang. Bentuk tubuhnya hampir mirip dengan Amalia, hanya sedikit lebih tinggi beberapa senti dari Amalia. Cantik, irit ngomong, dan gamon. Bercandaa.
"Sensi amat, Bun. Lagi PSM, ya?" Sanas bertanya dengan menaik-turunkan alisnya, menggoda Deva. Belum selesai menggoda Deva yang kelihatan memerah padam karena menahan kesal, tiba-tiba saja Sanas merasakan geplakan pada kepalanya oleh Amalia, yang membuat kepalanya terasa nyut-nyutan.
"PSM, PSM, tim sepak bola Makassar, Lu? PNS, bodoh! Aduh!" Belum puas mengeluarkan unek-uneknya kepada Sanas, kini Ia lagi yang mendapat geplakan sayang dari Reina.
"PMS, goblok! Haduh .. kok bisa-bisanya Gue punya temen modelan kalian, sih? Astapirulloh .." Si Reina reflek nyebut, padahal Nonis. Kebiasaan.
Pelajaran pertama kelas 11 ULP, dimulai dengan mata pelajaran Pancasila. Jangan berpikir, kelas 11 ULP berisi anak-anak ambis yang pendiam dan anggunly hanya karena jurusannya Pariwisata.
Malahan, isinya sebelas-dua belas dengan penghuni hutan rimba. Sudahlah berisi cewek-cewek yang gemar makeup, meski ada guru, kalau make-upnya luntur, tetap gas touch up.
Berisi Botita imut-imut (amit-amit) dan manja. Suaranya cempreng banget, na'ujubillah. Mana ngga mau ngalah sama Adeknya (cewe-cewe). Kalau bertengkar, bukannya adu jotos, malah adu mulut dan saling jambak. Ehem, adu mulutnya bukan yang gitu, ya.
Terdapat pula kubu yang terbagi menjadi tiga. Yakni Kubu pro, Kubu Kontra, dan Kubu Netral. Amalia dan teman-temannya termasuk ke dalam Kubu Netral.
Bersambung ..
KAMU SEDANG MEMBACA
TOURISM CLASS JUNIOR
Teen FictionKetika dipertemukan dengan Adik Kelas, yang sikapnya idaman Amalia Anastasya atau kerap disapa Amalia, membuatnya bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hati Adik Kelasnya itu. Akankah Dia dapat meluluhkan hati Sang Adik Kelas? Ataukah perasaannya har...