Internezzo
Lama banget ya, gak up story enak-enak? Ya maap 😞
Nanti kalau udah bener-bener kondusif, up lagi kok cerita-cerita encum. Sekarang nikmati ini dulu ya, ehe 😃
***
Tahukah kamu apa itu Ular Kasur? Sepertj namanya, Ular Kasur adalah sebuah makhluk yang menyukai atau senang tinggal di kasur. Iya, kasur itu. Kasur tempat tidur. Dinamakan Ular Kasur karena bentuknya yang panjanga menyerupai ular, melata dan panjang. Memiliki kepala seperti ular dan panjang, makhluk ini seringnya ditemui dan tinggal di kasur.
Selain tinggal di kasur, makhluk ini juga sering beraktivitas di sofa, meja kerja, dapur, bahkan sampai kamar mandi. Makhluk ini menyukai kelembapan dan kerapatan. Saat dia berada di tempat yang dia sukai, ia akan bersin dan mengeluarkan ingus berwarna putih kental dari lubang di ujung kepalanya. Ular Kasur ini memiliki dua bola kesayangan yang seringnya menggantung di antara badannya. Bola ini akan bereaksi mengkerut saat badan Ular Kasur berada di kerapatan.
Ular Kasur menyukai lubang gua yang licin dan hutan yang lebat. Ia senang membawa lubang gua dan hutan yang lebat di atas kasur. Saat beraktivitas, Ular Kasur sering membuat lingkungan sekitarnya menjadi panas dan berkeringat. Ia hanya bisa bergerak maju mundur atau keluar masuk gua licin. Ular Kasur juga memiliki tangan seperti manusia. Tangannya akan meremas dua gunung yang berada di atas gua licin.
Ngomong-ngomong soal Ular Kasur, ada Ular Kasur yang sedang keluar masuk di gua licin milikku. Tangannya juga sedang meremas dua gunung kembarku. Tapi, sejak kapan ada Ular Kasur masuk ke guaku?
Aku sedikit kaget dan hampir berteriak saat membuka mata. Seorang pria dengan badan kekar dedang berada di atasku. Ular Kasur -eh- maksudku kejantanannya keluar masuk menumbuk lubang senggamaku. Sialan! Dia bibirnya mengulum putingku secara bergantian. Aku mendesah saat kurasakan salah satu putingku digigitnya.
"Ah..."
Dia mendongakkan kepalanya dan menyeringai senang, "akhirnya bangun juga.."
Ah. Mertuaku yang perkasa sedang menyutubuhiku.
"Apa yang sedang Papa lakukan? Ah.." aku mendesah kembali saat rasa yang timbul akibat gesekan kelamin kami menghantarkan sengatan nikmat ke seluruh tubuh.
"Apa lagi? Jelas-jelas Papa lagi ngentotin kamu.. ah.." dia bergerak lebih cepat. Iya juga ya. Ular Kasurnya aja jelas-jelas kuar masuk menyodok lubang guaku. Sudah pasti lah aku ini sesang dientot alias disetubuhi.
Bibirnya kembali menjilati putingku. Aku hanya bisa melampiaskan rasa yang kurasakan dengan menjambak rambutnya. Kakiku kulingkarkan pada pinggulnya agar pinggulnya semakin dekat dan menghujamku dalam.
Aku tidak bisa berkutik. Tubuhnya mendekapku begitu erat. Perasaan nikmat dan bersalah bercampur menjadi satu.
Ayo kembali sebentar, biar aku beri tahu mengapa bisa berakhir seperti ini. Ini hanya kemungkinan yang kupikirkan dan kemungkinan itu memiliki peluang 99%.
Hampir satu bulan ini aku LDR dengan suamiku. Dia sedang ada pekerjaan di luar negeri dan tidak bisa membawaku ikut serta. Alhasil aku hanya tinggal berdua saja dengan mertuaku.
Sudah sebulan lamanya kami tidak berhubungan intim. Sudah sebulan pula aku tidak disentuh suamiku. Beberapa hari belakangan ini aku tantrum karena hasratku yang tidak bisa tersakurkan. Sampai akhirnya suamiku memberi ide untuk VCS sebelum tidur. Dan seingatku, aku tadi sedang VCS dengan suamiku dan masturbasi dengan keadaan telanjang tanpa sehelai benang pun. Setelah pelepasan yang dahsyat aku kelelahan dan tertidur. Kesalahanku adalah tidak mengecek terlebih dahulu pintu kamar sebelum VCS dengan suamiku. Dan pada akhirnya... ya begitulah.. si Ular Kasur mengambil kesempatan dalam kesempitan. Eh.. Ngomong-ngomong soal kesempitan, ini kenapa si Ular Kasur rasanya sesak banget di lubangku? Ah.. rasanya lebih nikmat dari milik suamiku. Besar dan keras.
"Ah.. Papa.." aku mendekap erat tubuhnya. Pinggulnya masih asyik keluar masuk menghujam lubangku. Aku menenggelamkan wajahku yang memerah di lehernya. Frustrasi dan malu menjadi satu. Frustrasi karena kenikmatan sentuhan lelaki kembali kurasakan, dan malu karena ayah mertuaku yang sedang menyetubuhiku, bukan suamiku.
Disela-sela hentakannya aku mendengarnya bergumam, "Ah.. aku sudah menantikan saat seperti ini sejak lama. Ah.."
Dia bangkit menegakkan tubuh. Kedua tangannya kembali meremas kedua payudaraku dan memilin putingnya.
"Sesuai dengan bayanganku.. ah.. tubuhmu begitu responsif dan sensitif." Gerakan pinggulnya terasa semakin dalam. Aku bisa merasakan batangnya semakin keras dan membesar.
Sentuhannya di badanku semakin membuatku tak berdaya. Aku meremas bantal di bawahku untuk melampiaskannya. Aku mendongak ke atas, memejam erat merasakan ereksinya yang semakin panas. Hujamannya semakin dalam dan kuat. Detik berikutnya ia mengeluarkan batang kerasnya dan mengocoknya sebentar. Ingusnya keluar begitu banyak membasahi perut hingga dadaku.
Hei, Pak Tua! Aku belum sampai!!
Seakan mengerti keinginanku, dia beringsut turun ke bawah. Membuka kedua kakiku semakin lebar mengekspos lubang gua ku yang sudah sangat licin dan basah akibat ulah Ular Kasurnya. Jarinya kembali memilin putingku dan lidahnya mulai menjilati klitorisku. Aku kembali mendesah keras.
"Papa.. please.." aku juga tidak tahu kenapa aku memohon. Rasanya aku ingin segera tuntas. Untungnya, tangannya yang satu segera berkolaborasi dengan mulutnya. Mereka saling berbagi tugas. Lidahnya menjilati klitorisku, sementara kedua jarinya mengocok lubangku yang sudah basah. Kolaborasi yang sangat baik itu menghasilkan air mancur yang dahsyat. Air mancur itu sampai mebasahi wajah dan kasurku.
Kami berdua terengah. Aku lelah. Sungguh. Dua kali mengeluarkan air mancur dalam semalam membuatku sungguh lelah. Eh.. kok bisa? Baru kali ini aku bikin air mancur dua kali dalam semalam. Wah dahsyat sekali efek Ular Kasur mertuaku. Kok aku jadi mau lagi?
Jujur saja. Meskipun sudah berumur, Ular Kasur milik Papa masih sangat prima. Besar dan berurat, tidak seperti milik anaknya.
Dia mendekapku begitu erat dan berbisik sensual di telingaku, "jangan pernah berpikir untuk melarikan diri. Aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah."
Hmmm menarik. Sepertinya si Ular Kasur akan lebih sering mengunjungi lubang guaku. Tapi, aku sih tidak masalah. Kalau bentuknya seperti itu, aku dengan senang hati mengizinkan Ular Kasurnya berkunjung ke guaku, setiap hari. Yang penting enggak ketahuan suamiku aja, sih. Hihi.
***