Aku terbangun di tengah kegelapan. Tenggorokanku terasa kering, badanku terasa panas. Cahaya remang-remang terlihat dari luar. Aku mengedarkan pandangan. Ternyata AC kamar mati, pantas saja rasanya gerah.
Aku turun dari kamar berjalan menuruni tangga menuju dapur. Minum seteguk air dingin sepertinya bisa menghilangkan rasa hausku. Suasana rumah terlihat sepi. Papa memang sedang keluar kota, tapi kemana mama? Kenapa aku ditinggal sendirian di kamar?
Saat menapakkan kaki di tangga terakhir, samar-samar aku mendengar teriakan lirih. Suaranya berasal dari kamar tamu yang ada di samping dapur. Suara itu seperti suara mama. Penasaran aku mendekat dan memutar knop pintu. Sayang sekali terkunci.
Aku tidak kurang akal, ada celah sempit di antara tralis jendela dan gorden yang tertutup. Aku berlari kecil ke dapur mengambil sendok dan menyibakkan sedikit gorden, hingga aku melihat apa yang ada di dalam.
Tebakanku tidak salah, itu memang suara mama. Mama seperti merengek dan minta tolong. Setelah kuamati lebih jelas, ternyata mama di dalam tidak sendiri. Ada Om Denis, tetangga sebelah yang badannya besar. Aku takut.
Aku berbisik dalam hati, Mama sama Om Denis, ngapain sih? Mereka di dalam seperti aku saat mau mandi, tidak pakai baju. Iya, sih, panas banget. Mungkin mama sama Om Denis juga kepanasan jadinya lepas baju. Apa mama sama om Denis mau mandi bareng, ya? Tapi kok tidak di kamar mandi? Mama di kasur dan Om Denis di pinggirnya.
Aku mendengar lagi mama minta tolong, "Denis, please.. tolong aku.."
Om Denis sepertinya lagi membantu mama, ya. Soalnya dari tadi mama terus minta tolong. Mama seperti orang kesakitan, meringis dan merengek. Badan mama kenapa, ya, kok seperti mau terbang? Sampai-sampai Om Denis pegangin kedua kaki mama yang udah naik ke atas.
Om Denis tiba-tiba melepas kedua kaki mama dan menindih mama, soalnya mama kejang-kejang. Duh, mamaku kenapa sih? Kakinya udah nggak terbang, tapi badannya jadi kejang.
Aku ikutan deg-degan lihat Om Denis nolong mama yang lagi kesusahan. Tadinya aku haus jadi makin haus deh.
Melihat mama udah mulai tenang, aku menarik sendok dari celah sempit di antara tralis jendela. Eh.. ternyata Om Denis bergerak. Dia bangun dan terlentang di samping mama.
Tiba-tiba aku salah fokus. Ternyata Om Denis punya belalai gajah di antara kedua kakinya. Sama kaya papa. Papa juga punya yang kaya gitu, tapi bedanya punya Om Denis gemuk, punya papa panjang. Duh jadi kangen papa. Papa kapan pulang, ya. Aku jadi pengen pegang belalai gajah papa lagi.
***
Tebak umur 🙂🙃