BAB 2

799 75 0
                                    

Keesokan harinya

Siang harinya sekitar pukul 12. Fiony pergi keluar dari rumah. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah.

Walaupun dengan banyak drama yang selalu dibuat Bibi dan sepupunya setiap pagi. Tapi untungnya ada pamannya yang sangat baik, selalu membelanya. Walaupun terkadang nantinya, pamannya akan terkena omelan bibinya sepanjang hari.

Jesii sudah menunggu lama didepan gerbang rumah sahabat tercintanya Fiony.

"Maaf membuatmu menunggu lama jess. " ucap Fiony tidak enak.

"Simpan saja kata maaf mu itu Fiony. Marahku tidak ada gunanya lagi. " ucap jessi dramatis.

"Kau memang sahabatku paling terbaik sedunia jessi. " ucap Fiony tersenyum lebar. Membuat jessi memutar bola mata malas.

Fiony langsung naik duduk dijok belakang. Sambil memeluk orang perut sahabatnya.

Jessi memang menjemput Fiony menggunakan sepeda motor bututnya. Bukan karena ia tak punya mobil. Melainkan Memang mobil impiannya masih berada dipusat dealer.

"Aku sangat menyesal tidak mendengarkanmu jessi . Untungnya aku kemarin tidak mau diajak begituan. Jika sampai terjadi, mungkin aku akan mati bunuh diri. " ucap Fiony sendu.

Jessi yang sedang membawa motor dalam kecepatan sedang. Hanya berdecak kesal mendegar ucapan temannya yang dianggap goblok.

"Makanya lain kali cari tahu dulu siapa laki-laki itu. Jangan karena dia kaya dan menyatakan cinta. Kamu langsung menerimanya. Bukannya terbebas dari belenggu derita dari sepupu dan bibimu. Eh kamu malah semakin menderita. " ketus jessi panjang lebar.

"Ya mau bagaimana lagi. Aku sudah lelah hidup miskin ini jess."

"Ck.. Semoga saja kau mendapatkan suami yang kaya raya. Ganteng dan mencintaimu dengan tulus. "

"Aminn... " ucap Fiony.

Lalu keduanya tertawa bersama, karena merasa lucu dengan harapan mereka yang sangat tinggi.

Saat akan berbelok. Tak sengaja ada mobil hitam yang melintas dengan kecepatan tinggi. Membuat Jantung jessi dan Fiony berhenti berdetak beberapa detik.

"Brengsek tuh orang." umpat Fiony marah.

"Kamu benar Fiony. " ucap jessi menggebu-gebu.

"Ayo kejar dia jessi !. Biar aku yang membawa motornya. " ucap Fiony langsung turun dari motor dan kini ia yang menyetir.

Jessi berteriak ketakutan, sambil memeluk erat tubuh Fiony.

"Aaaa... Mama aku belum mau mati!"

"Diamlah jessi! Kamu membuatku tidak bisa konsentrasi. " Ketus fiony kesal.

"Bagaimana bisa aku diam Fiony. Kamu seperti akan membawaku keneraka saja"

Fiony tidak lagi menanggapi jessi, ia kini fokus mengejar mobil yang hampir membuatnya celaka.

"Itu dia!" gumam Fiony. Lalu ia langsung menyalip mobil tersebut. Membuat mobil itu mengeram mendadak.

"Apa yang kau lakukan Ollan? Kau ingin segera menemui mantan istrimu ha! " ucap Ferrel yang kepalanya kejedut kursi depan.

" Maafkan saya tuan. Ada sepeda motor yang sedang menghadang jalan. " ucap Ollan gugup.

"Tabrak saja!" Ketus Ferrel menahan geram.

Ollan yang mendengarnya seketika kesulitan menelan silvanya. Bagaimana mungkin bosnya ini bisa semudah itu berkata begitu, pikir Ollan

"Kenapa diam lan. Tabrak saja!

Mafia dan gadis tengil (Frefio)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang