Tok tok tok... Elara mengetuk pintu kamar Sunghoon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Pah, Elara mau masuk boleh?"
Sunghoon tidak menjawab, dia bangun dan membuka pintunya. Elara tersenyum lalu masuk begitu saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Papah belum bobo ternyata." Elara duduk di kasur Sunghoon, begitu pun Sunghoon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Ada apa malam-malam ke kamar papah. Kenapa belum tidur?"
" Elara gak bisa tidur pah." Ini efek dari Elara tahu kalau Sunghoon bukan ayahnya. Dia memikirkan cara agar bisa menjadi anak Sunghoon. Dia tidak paham maksud dari anak kandung ,dia pikir status anak kandung bisa berubah jika Sunghoon mengakuinya. Makanya Elara ingin mengambil hati Sunghoon.
" Kenapa gak bilang ke mamah aja biar dia nemenin kamu."
" Elara pengen di temenin papah. Kalau sama mamah pasti di omelin. Elara boleh kan tidur sama papah malam ini."
Sunghoon menatap Elara dengan sendu. Andai Elara darah dagingnya, pasti Sunghoon akan menemaninya tidur setiap malam.
" Boleh." Sunghoon tidak bisa menolak. Anak kecil yang sudah 5 tahun bersamanya pasti akan sakit hati jika di tolak hanya sekedar meminta menemani tidur. Pikir Sunghoon.
