⚠️[KARYA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA YANG TERINSPIRASI DARI BEBERAPA FILM YANG SAYA TONTON]⚠️
__________
Sebuah kota kecil Bernama Atlanta memiliki kisah misterius dimana orang menghilang secara misterius dan terdapat 12 korban yang telah hilang a...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini adalah hari pertama Ruby akan masuk sekolah barunya yaitu The Atlanta High School dan rasanya ia sangat kecewa karena berpisah dari teman-temannya di Orlando Ruby tidak yakin di Atlanta ia akan mendapatkan teman seperti di Orlando karena sifatnya yang jutek itu.
"Kalian disekolah akur-akur ya"
"Hmm.." jawab kedua kakak beradik itu.
Emma hanya bisa menggeleng-geleng melihat tingkah kedua anaknya itu, kadang akur dan kadang seperti tom & jerry.
"Kalian mau ayah anter atau naik motor bareng"
"Tyler mau naik motor aja!"
"Ruby? mau bareng sama abang kamu atau ayah yang nganter?"
"Ihh amit-amit mending sama ayah naik mobil polisi daripada sama si tengil!" ucap Ruby membuat Tyler yang ada tepat disamping gadis itu menatapnya sinis.
"Dasar bawel!"
Ruby menatap kakaknya itu dengan kesal."Apa lo dasar abang tengil gak mau ngalah sama adik sendiri!!"
"Lahh ogah banget ngalah"
Emma yang lelah melihat mereka bertengkar segera menegur sang anak."Kan!! belum berangkat sekolah aja udah ribut minta disentil! gimana disekolah kalian nanti??!" murka wanita itu.
Tyler dan Ruby tiba-tiba akur mengangkat jarinya menunjjukan 'peace' tanda mereka damai.
🌱🪵🌱
Tyler berangkat dengan motornya sedangkan Ruby bersama Robert menggunakan mobil polisi.
"Tyler?" panggil Emma.
"Jagain adik kamu baik-baik ya!" Tyler mengangguk.
"Dia adik aku mah, gak akan ada yang bakal nyamitin dia lagi" Emma tersenyum kemudian Tyler menyalimi tangan ibunya kemudian pergi.
Sedangkan Ruby dan ayah nya dimobil dalam perjalanan menuju sekolah. "Yah, boleh gak aku ikut buat nyelidik?" tanya Ruby tiba-tiba.
"Nggak, ini berbahaya Ruby!"
"Aku tau pah Ruby cuma, Ruby capek dirumah suntuk" Robert mentap putrinya dengan tatapan rasa bersalah.
"Baiklah, nanti sore ayah akan menyuruh Eric jemput kamu ke TKP"
