Bab 1: Penerimaan di Pheomy

38 2 0
                                    



Kastil Pheomy berdiri megah di atas puncak bukit berbatu, tersembunyi dari pandangan dunia luar. Hanya mereka yang memiliki darah magis, atau dipanggil oleh kekuatan besar, yang bisa menemukan jalan ke sana. Setiap tahun, Pheomy membuka pintunya untuk segelintir siswa berbakat dari seluruh penjuru dunia, dan tahun ini, beberapa anak muda yang terpilih akan memulai perjalanan mereka yang penuh misteri dan tantangan.

Rose berdiri di depan gerbang besar Pheomy, merasakan aura magis yang melingkupi kastil itu. Rambut blonde panjangnya berkilau di bawah sinar bulan, mengalir lembut seperti sutra. Rose merasa gugup namun antusias, karena dia tahu bahwa Kastil Pheomy bukanlah sekolah sihir biasa. Ia telah menerima surat undangan beberapa minggu lalu, yang datang tanpa peringatan, mengundangnya untuk belajar di tempat legendaris ini. Bakatnya dalam mengendalikan tumbuhan dan bunga membuatnya terpilih, namun dia masih merasakan sedikit ketidakpastian tentang apa yang menantinya.

Ketika gerbang perlahan terbuka, Rose terkejut melihat seorang pemuda berdiri di sampingnya. Dia mengenakan jubah hitam yang sama dengan miliknya, yang diberikan oleh surat penerimaan. Pemuda itu berambut hitam pekat, dengan mata tajam yang memancarkan kesan misterius.

"Namaku Jungkook," katanya tanpa basa-basi, seolah mengenali kebingungan Rose. "Kamu juga siswa baru, kan?"

Rose mengangguk ragu. "Ya, namaku Rose," jawabnya dengan suara lembut, sambil memperhatikan sosok misterius di depannya.

Mereka berdua memasuki kastil bersama, melangkah melewati aula yang dipenuhi dengan patung-patung kuno dan lukisan yang seolah hidup. Ruangan itu dihiasi dengan lilin-lilin melayang yang memancarkan cahaya lembut, menciptakan suasana yang sekaligus megah dan menakutkan.

Di tengah aula, seorang pria tua dengan janggut putih panjang menunggu mereka. Pria itu mengenakan jubah biru tua yang dihiasi dengan bintang-bintang emas, dan matanya yang biru cerah bersinar dengan kebijaksanaan.

"Selamat datang di Pheomy, anak-anak," katanya dengan suara yang hangat dan berwibawa. "Aku adalah Profesor Armin, kepala sekolah kalian. Di sini, kalian akan belajar untuk mengendalikan kekuatan unik yang kalian miliki. Setiap siswa di Pheomy memiliki bakat khusus yang membedakan mereka dari penyihir lainnya."

Rose merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Ia selalu tahu ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Sejak kecil, ia merasa terhubung dengan alam, terutama dengan bunga dan tumbuhan. Di taman rumahnya, tanaman selalu tumbuh subur dan mekar lebih indah ketika dia ada di dekatnya.

Jungkook tampak tenang, tapi ada kilatan di matanya yang menunjukkan bahwa dia juga menyimpan rahasia yang mendalam. Rose bisa merasakan bahwa dia bukanlah orang biasa, dan Pheomy pasti telah melihat sesuatu yang luar biasa dalam dirinya.

"Namun, tidak hanya kalian berdua yang terpilih tahun ini," lanjut Profesor Armin. "Ada beberapa siswa lain yang akan bergabung dengan kalian."

Suara langkah kaki yang riang menggema di aula. Seorang pemuda dengan senyum lebar dan rambut coklat bergelombang masuk, tampak penuh energi dan antusiasme. Dia mengenakan jubah biru yang sedikit berantakan, dan ada kilatan keceriaan di matanya yang membuat Rose merasa lebih nyaman.

"Namaku Taehyung!" katanya ceria, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Rose dan Jungkook. "Senang bertemu dengan kalian! Wah, kastil ini luar biasa, ya?"

Jungkook hanya mengangguk singkat, sementara Rose tersenyum, merasa lega dengan kehadiran Taehyung yang ceria.

Setelah itu, empat siswa lain bergabung dengan mereka. Lisa, seorang gadis dengan rambut perak yang mengalir indah, dikenal karena kemampuannya mengendalikan angin. Jimin, seorang anak dengan penampilan tenang dan sorot mata tajam, memiliki bakat dalam mengendalikan api. Jennie, seorang gadis dengan kulit gelap dan mata berwarna zamrud, yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan hewan dan berbicara dengan mereka. Jisoo, seorang gadis yang tenang dan anggun, dengan kemampuan untuk mengendalikan cahaya, menciptakan ilusi yang mempesona. Terakhir, Bambam, seorang pemuda yang ceria dan suka bergaul, memiliki kekuatan untuk memanipulasi gravitasi, membuat benda-benda melayang sesuka hati.

"Sekarang, mari kita mulai upacara penerimaan kalian," kata Profesor Armin, sambil mengarahkan mereka ke tengah aula, di mana sebuah lingkaran sihir besar tergambar di lantai.

Ketika mereka bertujuh melangkah ke dalam lingkaran, Rose merasakan energi yang kuat mengalir di bawah kakinya. Cahaya biru mulai bersinar dari garis-garis lingkaran, dan ia bisa merasakan kehadiran kekuatan kuno yang sedang menilai mereka.

"Pheomy bukanlah sekadar tempat untuk belajar sihir," kata Profesor Armin. "Ini adalah tempat di mana kalian akan menemukan jati diri kalian. Lingkaran ini akan mengungkapkan kekuatan yang ada dalam diri kalian dan membantu kalian mengendalikannya. Mulailah dengan memperkenalkan diri dan biarkan kekuatan kalian berbicara."

Rose melangkah maju, merasa jantungnya berdebar. "Namaku Rose," katanya dengan suara yang lembut namun tegas. "Aku memiliki kemampuan untuk mengendalikan tumbuhan dan bunga."

Begitu dia selesai berbicara, lingkaran di bawah kakinya berubah menjadi hijau cerah, dan seketika itu juga, bunga-bunga mulai bermekaran di sekelilingnya. Mawar merah muda, bunga lili putih, dan anggrek ungu tumbuh dari tanah, memenuhi aula dengan aroma manis yang memabukkan. Tanaman merambat menjalar di sepanjang lantai, membentuk pola-pola indah yang seolah-olah mengikuti tarian angin.

Profesor Armin tersenyum puas. "Kekuatanmu sangat indah, Rose, namun ingatlah bahwa tumbuhan bisa menjadi senjata yang mematikan jika kau tidak berhati-hati."

Jungkook kemudian melangkah maju. "Aku Jungkook," katanya singkat. "Dan aku bisa mengendalikan bayangan."

Begitu dia menyelesaikan kalimatnya, bayangan di seluruh ruangan mulai bergolak, seolah-olah mereka hidup. Bayangan-bayangan itu bergerak mengikuti perintah Jungkook, membentuk bentuk-bentuk aneh yang tampak menyeramkan. Cahaya di aula terasa lebih redup, seolah-olah bayangan itu mencoba menelan segala kecerahan.

"Kekuatan yang jarang dimiliki, dan sangat berbahaya," kata Profesor Armin dengan nada serius. "Kau harus berhati-hati, Jungkook. Bayangan bisa menjadi teman atau musuh, tergantung pada seberapa baik kau mengendalikannya."

Taehyung melangkah maju dengan senyum lebar. "Aku Taehyung, dan aku bisa berbicara dengan makhluk magis serta menciptakan ilusi."

Segera setelah dia berbicara, lingkaran sihir di bawahnya berkilauan dengan warna-warna cerah, dan suara-suara lembut mulai terdengar di udara. Rose bisa melihat bayangan-bayangan makhluk magis, seperti peri dan hippogriff, muncul di sekeliling Taehyung. Ilusi-ilusi itu begitu nyata sehingga seolah-olah mereka bisa disentuh.

Profesor Armin mengangguk dengan puas. "Kemampuanmu dalam ilusi dan komunikasi dengan makhluk magis adalah anugerah, Taehyung. Dengan bimbingan yang tepat, kau bisa menciptakan dunia yang indah atau mengungkap kebenaran yang tersembunyi."

Lisa, Jimin, Jennie, Jisoo, dan Bambam memperkenalkan diri mereka satu per satu. Masing-masing menunjukkan kekuatan mereka dengan cara yang mengesankan, membuat lingkaran sihir bersinar dengan berbagai warna sesuai dengan elemen yang mereka kuasai. Angin lembut berhembus saat Lisa memamerkan kendali atas elemen udara, api kecil menari di tangan Jimin, hewan-hewan kecil dari ilusi Jennie muncul di sekitar lingkaran, cahaya keemasan menyelimuti Jisoo, dan benda-benda di sekitar Bambam mulai melayang ringan di udara.

Setelah upacara selesai, lingkaran sihir meredup, dan energi di aula kembali normal. Profesor Armin memberi mereka pandangan penuh arti.

"Selamat datang di Pheomy," katanya dengan senyum hangat. "Ini baru permulaan. Kalian memiliki potensi besar, tetapi ingatlah, dengan kekuatan besar datang tanggung jawab yang besar pula. Pelajaran kalian dimulai besok pagi. Bersiaplah untuk perjalanan yang tidak akan mudah, tetapi akan mengubah hidup kalian selamanya."

Rose, Jungkook, Taehyung, Lisa, Jimin, Jennie, Jisoo, dan Bambam saling memandang, perasaan campur aduk di hati mereka. Mereka baru saja memulai babak baru dalam hidup mereka, di sebuah tempat di mana kekuatan dan rahasia saling berjalin. Apa pun yang akan datang, mereka tahu bahwa takdir mereka sudah terikat di dalam bayang-bayang kastil Pheomy.

PHEOMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang