Prologue

547 41 12
                                    

Halo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo....

Jam berapa kalian membaca ini?

Apa kabar semua?

Jumpa lagi dengan Cherry di sini.

Prologue

Madrid, 09:30 am.

Bianca mengumpat, tidak seharusnya ia sebagai seorang penjual bunga berada di sebuah gedung perkantoran dengan mengenakan pakaian berupa rok span ketat yang membuat bentuk bokongnya terekspos dan setelan blazer yang membuatnya terlihat seperti  guru matematika yang selalu memasang tampang serius.

"Sialan," umpatnya pelan sekali lagi sambil berkaca di toilet.

Sahabatnya tersayang baru saja kehilangan suaminya yang meninggal akibat kecelakaan sementara Ia memiliki seorang anak yang masih kecil dan kebetulan anak itu sakit sehingga Lisa sahabatnya tidak bisa pergi untuk wawancara di perusahaan penerbangan Binter Canarias.

Lisa sangat membutuhkan pekerjaan itu karena setelah kehilangan suaminya otomatis ia menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri dan anaknya yang masih kecil, hari ini Bianca datang ke kantor untuk bertemu bagian personalia mewakili Lisa bukan untuk menyamar menjadi Lisa.

Wawancara kali ini sangat penting karena penentu agar Lisa bisa diterima bekerja di perusahaan itu dan meskipun dalam benaknya jengkel karena harus menggantikan Lisa, Bianca bersumpah akan berjuang sebaik mungkin agar Lisa tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Demi anaknya yang masih kecil itu.

Bianca keluar dari toilet di lantai dasar lalu menuju lift dan sialnya karena masih terlalu pagi lift dipenuhi oleh karyawan yang menggunakannya dan beberapa menit kemudian ia baru bisa menggunakan lift.
Ketika keluar dari lift, seorang wanita berpenampilan rapi tersenyum padanya.

"Miss Thamlin?" tanya wanita itu membuat Bianca sedikit gugup.

"Ya," sahut Bianca.

"Ruangan wawancara Anda ada di sebelah kanan, ruangannya ada di bagian paling ujung," kata wanita itu lagi.

Sebenarnya Bianca sedikit bingung karena sebelumnya resepsionis yang sebelumnya  ia temui mengatakan bahwa ruangan personalia ada di sebelah kiri, tapi sudahlah mungkin resepsionis itu salah menyebutkan detail ruangan.

"Terima kasih," kata Bianca kemudian meninggalkan wanita yang berbicara dengannya.

Tiba di ruangan yang dimaksud oleh wanita yang tidak diangkat tahu siapa namanya Bianca sedikit ragu-ragu mengetuk pintu ruangan itu, beberapa kali Bianca menghela napasnya lalu mengembuskannya perlahan untuk menata kegugupannya.

Bagaimana jika usahanya meyakinkan bagian personalia bahwa Lisa tidak dapat datang karena anaknya sedang sakit tidak berhasil?

Bianca berdehem lalu menegakkan punggungnya, menyempurnakan posisi berdirinya lalu ia mengetuk pintu dengan penuh percaya diri dan pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Bianca lumayan terkejut andai saja tingkat kewaspadaannya tidak tinggi mungkin ia akan terjatuh apalagi ia mengenakan sepatu dengan hak tinggi, sekali lagi Bianca mengatur napas kemudian melangkah memasuki ruangan itu, dan pintu kembali tertutup dengan sendirinya.

"Selamat pagi,  Miss Stanton."

Suara bariton itu mengejutkan Bianca, seorang mengenalinya? Bagaimana mungkin?

Namun, ketika Bianca mendongakkan kepalanya dan pandangannya mendapati siapa orang yang duduk di kursi kerja yang begitu megah ia terkejut karena orang yang duduk di kursi itu adalah Evander Torrado.

"Hari ini seharusnya aku tidak memiliki jadwal bertemu denganmu, Miss Stanton."

Bianca menatap pria di depannya dengan tatapan sengit. " Kau benar. Aku ke sini mewakili temanku yang kebetulan putranya sakit dan dirawat di rumah sakit. Dia meminta kelonggaran agar jadwal wawancaranya bisa ditunda sampai lusa."

Evander tersenyum miring. "Masih saja kau polos dan bisa diperalat orang lain, ya?"

"Jaga ucapanmu!" jawab Bianca   cepat.

Evander bangkit dari duduknya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya kemudian pria itu melangkah mendekati Bianca. "Sayang sekali temanmu itu tidak memiliki kesempatan lagi selain hari ini."

"Kau memang tidak berperasaan! Sama seperti dulu," kata Bianca lalu mendatarkan sebuah tamparan di wajah Evander.

Bersambung....
Chapter 1 akan di-update malam ini.

Just info : Aku akan aktif lagi di sini dan nulis novel ini sampai tamat di sini.

1001 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang