5

84 11 0
                                    

"Denger-denger hari ini sekolah kita bakal tawuran sama sekolah sebelah. "

"Lo emang suka ngegosip ya seung? " Hyunjin heran, sungguh. selama 3 hari dia sekolah disini, selama 3 hari itu juga ada saja gosip terbaru yang dikantongi seungmin.

"Ck, gue ngga suka gosip tapi telinga gue tajem dan mulut anak sekolah kita ember, jadi ya udah. "

"Tapi serius gue bahas hal ini karena lo ngga lupa kan adek lo suka berantem? " Ah benar juga.

"Heem terus? "

"Bodoh. Adek lo ikut tawuran nanti. " Oke sebenarnya hyunjin sudah menduga ini, tapi tak ayal hyunjin tetap bingung harus melakukan apa. Tidak mungkin jika dia menyusul jeongin dan berusaha menghentikannya karena pasti hyunjin tidak akan bisa. Menemuinya sekarang pun tidak mungkin, hyunjin yakin jeongin tidak akan mendengarnya. Mengaduhkan ke papa? Atau guru? Nanti jeongin akan dihukum dan diskors. Lantas hyunjin harus apa?!

"Terus.. gue harus apa? " Seungmin kasian nyerempet greget juga melihat hyunjin yang ada didepannya ini.

"Ngga usah ngapa-ngapain. Lagian meskipun ngapa-ngapain juga jeongin ngga akan nganut. Jadi ya diem aja. " Seungmin mengedikkan bahunya, apa yang diucapkannya itu benar. Jeongin tidak akan mendengarkan perintah siapapun jika dia sudah membulatlan niatnya, apalagi seungmin dengar jika tawuran kali ini disebabkan karena ada teman jeongin yang dipukuli oleh sekolah sebelah, pasti jeongin tidak akan mau mundur.

"Udah ngga usah dipikirin, lanjutin makannya. "

"SEUNGMIN."

Uhuk uhuk

Hyunjin baru saja akan menelan makanannya jika tidak ada suara entah dari siapa itu mengagetkannya. Dipikir-pikir hyunjin sering sekali tersedak jika bersama seungmin.

"Eh aduh duhh, sorry banget sorry. " Orang yang memanggil seungmin tadi buru-buru menepuk-nepuk punggung hyunjin dan tak lupa menyodorkan segelas es teh yang ada dimeja.

"Duhh sorry banget. "

"Elu lagian ngapain sih teriak-teriak gitu. Kasian hyunjin jadi keselek kan. " Seungmin bangkit dari duduknya pindah ke bangku hyunjin yang ada didepannya, turut membantu menepuk-nepuk punggung hyunjin berusaha untuk meredakan batuknya.

"Ohh dia Yang hyunjin ya? " Setelah hyunjin merasa lebih baik, dia menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan orang yang tadi memanggil seungmin. Mengangkat pandangannya kearah orang itu dan berniat untuk memperkenalkan diri.

"Hyunjin?!//Jisung?! "

Ketiganya berakhir disatu meja yang sama. Hyunjin kaget ketika dia melihat orang yang memanggil seungmin tadi ternyata adalah jisung sahabatnya saat SMP. Hyunjin ingat jisung memang pindah ke busan saat memasuki jenjang SMA, namun hyunjin tak menyangka jika dia akan satu sekolah lagi dengan jisung.

"Gue udah sempet mikir kalau hyunjin yang diceritain seungmin itu lo, tapi setelah seungmin bilang marganya Yang, gue langsung ragu. Eh malah beneran lo. " Hyunjin tersenyum menanggapi nya. Ah jisung tidak berubah, masih cerewet, bawel dan ngga bisa diam.

"Kalau nanti gue keceplosan panggil hwang hyunjin, jangan ditabok ya. " 

"Apaan sih ji haha. " Waktu terasa berputar sangat cepat ketika mereka bertiga berkumpul bersama. Hyunjin dan jisung yang saling menanyakan kabar masing-masing dan menceritakan kehidupannya ketika mereka tak bersama dan seungmin yang diam menyimak sesekali menanggapi obrolan keduanya

 Hyunjin dan jisung yang saling menanyakan kabar masing-masing dan menceritakan kehidupannya ketika mereka tak bersama dan seungmin yang diam menyimak sesekali menanggapi obrolan keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang