PROLOG

18 2 0
                                    

Hi ! Selamat datang dan selamat membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment say

●●●

"Lari Arthur! "

"Lebih cepat! Mereka akan mengejarmu! "

Batin seorang bocah bernama Arthur yang tengah berlari dengan sekuat tenaga di tengah kegelapan hutan. Nafasnya semakin menipis, jantungnya berdetak dengan tidak beraturan, serta dadanya yang terasa sesak.

Bulan bersembunyi dibalik awan gelap yang mendung dan angin malam berhembus dengan kencang. Suasana malam di hutan itu lebih mencekam dari yang sebelumnya.

Terutama dibelakangnya terdapat segerombolan orang berpakaian serba hitam yang mengejarnya.

"Tidak! Mereka datang!" Batin Arthur dengan panik yang menggerogoti hatinya.

Arthur mempercepat langkah kakinya ketika ia mendengar seruan kemarahan yang terus mengejarnya. Tak hanya itu saja, kilatan cahaya senter serta bunyi gonggongan anjing ganas membuatnya semakin ketakutan.

"Tidak! Aku tidak ingin kembali kesana."

"Tidak untuk kedua kalinya! "

Arthur mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu ketika ia diculik oleh sekelompok pria asing yang muncul secara tiba-tiba dengan sebuah mobil van hitam besar dan membawanya pergi dari rumah dan keluarganya.

Kemudian ia pun disekap di sebuah rumah kayu yang terletak di tengah-tengah hutan dan jauh dari pemukiman penduduk. Di sana, Arthur dapat melihat banyak anak seusianya yang hanya bisa menangis dengan pasrah ketika mereka akan dijual ke pasar gelap.

Karena tidak ingin hidupnya berakhir dengan miris seperti itu, ia pun merencanakan sebuah pelarian dengan melompati salah satu jendela yang terlihat sedikit terbuka, pada saat itu.

Sayangnya, ia ketahuan oleh seorang pria yang berjaga malam itu. Hingga pada akhirnya, ia pun berakhir dikejar di sebuah kawasan hutan yang sangat luas dan gelap.

Dengan lincah, Arthur melewati pepohonan yang menghalangi jalannya. Ia menyibak dahan-dahan pohon serta semak belukar yang tak terhitung jumlahnya.

"BOCAH SIALAN! BERHENTI KAU DISANA!" Teriak seorang pria dengan bekas luka di mata kirinya dengan nada yang amat menakutkan.

Keringat dingin membasahi seluruh tubuh Arthur. Tubuhnya bergetar dengan ketakutan. Meski begitu, ia tidak memiliki niat untuk menghentikan langkah kakinya. Karena jika  tertangkap Ia bisa saja langsung dibunuh saat itu juga.

"Aku akan menembakmu jika kau tidak berhenti sekarang!"

"T-tidak! Aku tidak mau!" Teriak Arthur.

"TEMBAK DIA!"

Mendengar perintah itu, mereka pun mengeluarkan pistol mereka dan menembakan peluru kearah bocah itu.

DOR! DOR! DOR!

Beruntungnya di detik itu Arthur memaksa tubuhnya untuk berlari dengan kekuatan maksimum. Sehingga ia dapat menghindari beberapa peluru yang melayang kearahnya.

DOR!

"Ukh!" Arthur meringis kesakitan ketika sebuah peluru berhasil mengenai lengan kirinya. Darah bercucuran dengan deras seakan-akan tidak ada habisnya.

"Sakit....! "

"Ini sangat sakit...! "

Berusaha mengabaikan rasa sakitnya, Arthur tetap melajukan kakinya. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah pohon besar yang sepertinya cocok untuk menjadi tempat persembunyian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REDEMPTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang