"Biar Papi yang anter." Rain menyiapkan mobil setelah melihat Isa turun dari kamar bersiap untuk menuju kampus."Mami perhatiin Isa dari kemarin banyak diem nya, lagi ada masalah?" Kim Tae Hee mengantar Isa menuju halaman rumah.
"Isa kan udah bilang Mi, lagi ga mood."
"Okedeh, semangat belajarnya ya sayang."Rain mengantar Isa sampai ke parkiran kampus. "Isa, nanti malem kamu ikut Mami sama Papi ya, kita mau main ke rumah temen Papi yang kemarin."
"Harus? Bukannya Isa udah ga perlu ikut kalian lagi?"
"Sekali ini, ada hal penting."
Isa hanya mengangguk dan berpamitan.
"Sa! Sa!" Sullyoon berlari ke arah Isa dengan nafas tak beraturan.
"Jay berantem lagi tuh!" Isa terkejut sekaligus emosi, ia lalu mengikuti Sullyoon menuju lapangan fakultas olahraga.
Isa melihat Jay memukul salah satu mahasiswa yang pernah mendekati Isa saat ospek dulu, Jeno.
"Jay!" Isa mendatangi Jay yang sedang memukul pipi Jeno yang sudah berdarah. Seketika kerumunan hening dan dibubarkan oleh Sullyoon. "Maksud lo apa?!" Isa sedikit berkaca-kaca, emosi nya yang dari kemarin, keluar seketika. "Gue gapapa kok, Sa." Jeno lalu pergi dibantu oleh Sullyoon.
"Lo baru mau ngomong kalo gue pukulin Jeno kan?"
"Jadi, lo tumbalin orang biar gue ngomong sama lo?" Isa terkejut.
"Gak! Lo selalu salah pahamin semua hal! Lo simpulin semuanya sendiri tanpa konfirmasi apapun sama gue!" Jay sedikit berteriak.
"Oke, jadi kenapa lo pukulin orang?"
"Jeno udah bikin gue emosi, dia bilang gue ga pantes sama lo, dia bilang kasihan kalo lo sama gue, tau apa dia?""Bisa kan gausah dipukulin?"
"Lo dibelain bukannya bersyukur." Seorang wanita muncul dari belakang Jay. Isa tersenyum sarkas, lalu meninggalkan Jay dan Yuna yang sudah ada disebelah Jay.
"Lo ngapain?" Jay memandang sinis Yuna yang sudah ada disebelahnya.
"Bantuin Jay dong." Yuna tersenyum.
"Itu namanya ganggu!" Jay lalu meninggalkan Yuna dan berlari ke arah Isa.
"Sa! Udah dong, kita bukan remaja lagi. Gue minta maaf gabisa kontrol emosi." Jay menghampiri meja kelas Isa.
Isa masih menghiraukan Jay.
"Tentang pertanyaan lo kemarin, Yuna bukan siapa-siapa gue, Sa. Kita udah tujuh tahun loh."
"Iya." Isa sedikit tersenyum. Ia sebenarnya mendengar ucapan Jay kepada Yuna, yang membuat mood nya membaik.
Saat pulang kuliah pun, Jay menunggu Isa diluar kelas.
"Duluan!" Sullyoon tersenyum senang melihat temannya sudah baikan.
"Emang kuliah lo udah selesai?" Isa khawatir Jay membolos lagi, demi dirinya.
"Nanti masih sejam lagi, mau anter Isa pulang dulu."
Isa tersenyum senang.
"Nanti malem ada acara?" Kata Jay diperjalanan
"Papi minta anterin ke rumah temennya."
"Oh ya? Bukannya kalo kalo udah kuliah, Isa gaboleh ikut lagi?"
"Entah, perusahaan Papi lagi krisis."
Jay menepuk badan Isa, mengisyaratkan ikut bersedih.
"Sampai ketemu besok Sayang." Ujar Jay mengecup kening Isa yang hanya tersenyum.~.~
"Kenapa lama sekali pulangnya, Isa?" Rain sudah menunggu Isa dan duduk di ruang tamu.
"Maaf Pi, tadi mampir dulu."
"Main sama cowo kalung rantai itu lagi?"
"Pi..!" Kim Tae Hee memperingati Rain, Isa hanya terdiam dan memasuki kamarnya.
"Kalo sama cowo itu, Isa jadi ga bener! Keluar malem dan Pulang telat!"
"Tapi ga gitu Pi, kan Mami udah bilang, biarin Isa menikmati masa muda nya sedikit."
"Sekarang udah cukup Mi, nanti disana Papi yang bilang sendiri sama Isa."
"Loh, Pi?"
"Kalo bukan sekarang kapan lagi? Mau Isa lebih jauh sama cowo itu?" Kim Tae Hee hanya bisa terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen
FanfictionJay dan Isa sudah bersama semenjak 7 tahun yang lalu, dan saling mengenal sejak SD. Suatu hari, Keluarga Isa mengalami kebangkrutan yang menyebabkan Isa harus menuruti kemauan Ayahnya untuk dijodohkan dengan alasan Bisnis. Apakah Isa tetap memilih J...