Arika

1 0 0
                                    

Terik matahari tak menghalangi niat nya untuk melangkah kembali ke rumah, yang bahkan sama sekali tidak seperti rumah, dengan seragam yg kusut tak di setrika, dan rok yang sudah di atas mata kaki, serta kaos kaki yang sudah kebesaran, ia melangkahkan kaki nya dengan perlahan, sembari mengelap peluh keringat yang jatuh di dahi nya

Ia melihat ke arah kendaraan yang lalu lalang, beberapa anak seusia nya terlihat di jemput oleh orang tua mereka, duduk di belakang sembari tertawa senang, bercanda ria

Ada rasa iri menyertai hati nya, tapi ia hanya bisa diam membisu, tak bisa mengutarakan apapun yang ia rasa, kepada siapapun.

Ia hanya bisa tersenyum perih, sembari menguatkan diri sendiri, berharap suatu hari giliran nya kan tiba

Ia mempercepat langkahnya, berharap cepat sampai agar rasa iri di dalam diri tak semakin menjadi

Bukankah, tiap orang memiliki porsi nya masing-masing?

Tapi, kenapa porsi nya terlihat tidak adil?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nigrum Et AlbumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang