Terik matahari tak menghalangi niat nya untuk melangkah kembali ke rumah, yang bahkan sama sekali tidak seperti rumah, dengan seragam yg kusut tak di setrika, dan rok yang sudah di atas mata kaki, serta kaos kaki yang sudah kebesaran, ia melangkahkan kaki nya dengan perlahan, sembari mengelap peluh keringat yang jatuh di dahi nya
Ia melihat ke arah kendaraan yang lalu lalang, beberapa anak seusia nya terlihat di jemput oleh orang tua mereka, duduk di belakang sembari tertawa senang, bercanda ria
Ada rasa iri menyertai hati nya, tapi ia hanya bisa diam membisu, tak bisa mengutarakan apapun yang ia rasa, kepada siapapun.
Ia hanya bisa tersenyum perih, sembari menguatkan diri sendiri, berharap suatu hari giliran nya kan tiba
Ia mempercepat langkahnya, berharap cepat sampai agar rasa iri di dalam diri tak semakin menjadi
Bukankah, tiap orang memiliki porsi nya masing-masing?
Tapi, kenapa porsi nya terlihat tidak adil?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nigrum Et Album
Novela JuvenilBukankah...semua manusia memiliki porsi nya masing-masing? Bukankah...semua tindakan akan mendapatkan balasan nya? Bukankah...dunia itu adil?